Hae Joo menarik lengan Yoorin di koridor membawa yeoja itu melintasi taman dan berhenti di depan gerbang aula yang sepi.
"I'm sorry," ujar Hae Joo setelah menarik orang begitu saja tanpa persetujuan sama sekali.
"Wae?"
Mengingat dalam beberapa waktu itu Hae Joo tidak melihat sosok kakak dari yeoja dihadapannya membuat Hae Joo khawatir. Namja itu lenyap. Dia tidak ada dimata kuliah manapun dan tidak dapat Hae Joo hubungi sama sekali.
"Daehyun-" Hae Joo tercekat menyebut namanya. Rasanya nama itu sudah sangat lama tidak diucapkannya. "Dia baik-baik saja?"
"Ne." Jawaban Yoorin sungguh sangat singkat yang tidak memberikan ketenangan apapun untuk Hae Joo.
"Dia tidak masuk sudah sangat lama."
Gayeon pernah bercerita akan mata keluarga Daehyun yang agak aneh dan terkena iritasi. Hae Joo sadari mata Yoorin sedikit kemerahan. Daehyun sendiri memiliki irish mata silver yang terang.
"Oppa mengambil cuti untuk waktu yang cukup lama."
"Kenapa?" Hae Joo sadar jika nadanya begitu tinggi dan itu diucapkan sangat cepat.
Yoorin melipat kedua tangannya didepan dada menatap Hae Joo tajam dengan kedua mata merahnya. Menimbulkan sedikit rasa terintimidasi pada diri Hae Joo.
"Kenapa kau menanyakannya?" kalimat itu dilontarkan dengan sinis oleh Yoorin.
Hae Joo tidak tahu jawaban apa yang harus dilontarkannya. Peduli bukan kata yang tepat untuk jadi alasannya. Daehyun hanya seorang teman baginya yang bahkan belum lama datang.
"Apa aku harus menjawabnya?"
Yoorin yang siap untuk pergi kembali ditahan Hae Joo. "Aku merasa bersalah."
Hal itu memang benar. Hae Joo masih merasa bersalah setelah hari itu meski Daehyun sudah mengatakan jika dia mengerti. Setelah itu Daehyun menjaga jarak dan kemudian pergi.
"Dia mungkin tidak akan kembali dalam waktu dekat. Ada urusan keluarga yang harus diselesaikannya."
Penjelasan Yoorin terdengar biasa namun Hae Joo cukup lega mendengarnya. Dia tidak perlu bertanya lebih jauh urusan keluarga mereka.
"Baiklah, terima kasih."
Buku-buku berserakan di meja begitu Gayeon tiba di rumah Hae Joo. Kertas-kertas hampir menutupi semua kursi tamu.
"Apa yang sedang kau lakukan?"
"Hai, bagaimana acaranya?"
Gayeon baru pulang menghadiri acara fashion week. Setelah pertunjukan di kampus kala itu Gayeon mendapat kesempatan datang ke acara fashion week. Tempat para designer dan artis papan atas.
"Kenapa ruangan ini berantakan?"
"Aku sedang ada project kuliah. Apa kau bertemu dengan artis idolamu itu?"
"Ya tentu saja. Dia sangat tampan luar biasa." Gayeon mengggeser beberapa buku untuk duduk di sofa.
Hae Joo merapikan kertas-kertas rangkumannya. Kemudian duduk di sofa lainnya. Dia menyimak cerita Gayeon tanpa komentar apapun. Sebenarnya senang ada teman untuk berbicara meski cenderung Hae Joo menjadi seorang pendengar.
"Kau sudah makan?" akhirnya Gayeon menutup ceritanya. "Aku ingin makan chicken."
"Call!"

YOU ARE READING
[Book 2] ALIVE
FanfictionAku menghabiskan semua eksistensiku untuk menunggumu. Setelah kini aku menemukanmu, aku tidak akan sanggup untuk jauh darimu. Karena sekarang kau adalah eksistensiku. Aku lebih baik mati daripada harus menjauh darimu lagi. "I promise to love you for...