Sehun mengantar Hae Joo pulang setelah mengantar Gayeon. Sesekali Sehun memandang Hae Joo yang terus diam selama perjalanan mereka dari rumah Chanyeol. Yeoja itu hanya berbicara sedikit, itupun jika Sehun atau Gayeon bertanya padanya. Sepertinya gadis itu larut dalam pikirannya.
"Apa kau tidak enak badan?"
Hae Joo mengalihkan pandangannya pada Sehun. Mimpinya malam kemarin membuatnya benar-benar khawatir. Tapi Hae Joo tidak tahu kenapa. Dia merasa bersalah telah mengacuhkan Sehun dan Gaeyon karena memikirkan mimpi itu.
"Tidak, aku baik-baik saja. Ada apa?"
"Harusnya aku yang bertanya seperti itu. Sejak kemarin kau banyak diam. Hyung juga mengira kau tidak enak badan."
"Benarkah? Tapi aku sungguh baik-baik saja. Maafkan aku."
Sehun terkekeh geli, "Untuk apa minta maaf. Baguslah jika kau baik-baik saja."
"Tentu, aku senang dapat berlibur dan makan enak. Yejin eonni benar-benar pandai memasak." Hae Joo mengalihkan pembicaraannya. Dia enggan untuk membicarakan mimpinya yang tidak masuk akal. Meski Sehun akan mempercainya tetap saja mimpi itu terdengar gila jika diceritakan.
Mereka sampai di rumah Hae Joo. Sehun membantu gadis itu menurunkan barangnya lantas membawa tas Hae Joo ke rumah, "Kau mau minum sesuatu? Sepertinya aku masih punya beberapa kaleng minuman dingin."
Sehun merebahkan diri disalah satu sofa sementara Hae Joo mengambil minuman untuk mereka. Hae Joo melempar salah satu kaleng ke arah Sehun yang langsung ditangkap sempurna olehnya.
"Hei, apa kau sudah menyelesaikan gambarku?"
Sehun mengingatkan akan janji Hae Joo saat liburan kemarin. Hae Joo mengambil buku sketsanya dan menunjukan sebuah gambar namja yang sangat mirip dengan Sehun. Dia menunjukan gambar itu pada Sehun.
"Kurasa aku lebih tampan aslinya," tukas Sehun dengan serius. Hae Joo memberikan death glare. "Bakatmu benar-benar luar biasa. Kau boleh menyimpan gambar ini sebagai kenang-kenangan."
Hae Joo tertawa, "Aku yang membuatnya, harusnya aku yang berkata seperti itu." Hae Joo tidak setuju. "Kau yakin tidak akan mengambilnya?"
"Simpan untukmu supaya kau selalu mengingatku," ucapan itu terdengar menggelikan saat Sehun mengatakannya.
"Menjijikan," Hae Joo tidak tahan melihat tingkah Sehun yang tiba-tiba bersikap manis. Merekapun tertawa bersama. Sehun tidak melepaskan pandangannya dari wajah merona Hae Joo yang sedang tertawa.
Mereka kembali lebih cepat dari yang direncanakan. Mereka bahkan membawa serta Daehyun kembali. Pada awalnya Daehyun berencana untuk tinggal di Matto, paling tidak untuk beberapa ratus tahun. Namun rencana itu berubah setelah Yunho memberikan Daehyun nasihat yang panjang.
"Aku senang kau kembali," Hwayeon memberikan pelukan hangat layaknya seorang ibu yang menyambut anaknya.
"Thanks," Daehyun membalas pelukan itu.
Youngjae menatap Yongguk, dia tidak sabar menyampaikan informasi yang didapatkannya dari Matto. Yongguk memberikan respon dengan mengangguk dan mengikuti Youngjae ke ruang utama.
"Aku akan pergi sebentar," Daehyun pamit untuk tidak ikut berdiskusi. Dia telah mendengar apa yang ingin disampaikan Youngjae. Dia akan mendengarkan diskusi mereka dari tempat kunjungannya nanti.
"Baiklah, kembalilah sebelum makan malam." Daehyun hanya mengangguk setuju sebelum dirinya melesat pergi melewat hutan pinus dan menghilang dari pandangan.
Daehyun kembali kesana, dia bersembunyi dibalik pohon elm. Lagi-lagi mengamati jendela kamar di lantai dua. Aroma shampo yang dikenalnya menyentuh penciuman Daehyun. Suara hairdryer dari ruangan itu terdengar jelas di telinganya dan bercampur dengan suara-suara saudaranya. Suara angin dan beberapa binatang kecil dikejauhan juga menggema di telinganya. Daehyun berkonsentrasi untuk mendengar hanya suara-suara dari ruangan itu saja.
Udara panas dari hairdryer menerpa kulit putih pemakainya. Menyapukan aroma manis diudara. Aroma yang membakar tenggorokan Daehyun. Seperti mendapatkan ribuan pukulan palu di kerongkongannya. Daehyun selalu kesulitan menahan diri pada aroma itu meski dirinya telah terlatih untuk menahan nafsu hausnya.
Tanpa Daehyun sadari jari tangannya meremukan batang kayu elm yang dijadikannya pegangan. Meninggalkan beberapa jejak jari tangan pada batang tersebut. Daehyun kembali dapat menguasai diri setelah melihat pantulan gadis itu pada cermin.
Rambut panjang kecokelatan yang setengah basah itu tergerai natural dipundak putihnya. Semburat pink yang merona dari pembuluh-pembuluh darah dipipinya. Mata itu menenggelamkan Daehyun dalam pusaran abadi.
"I'm back," ujar Daehyun pada gadis itu meski dia tidak mendengar ucapan Daehyun. Suatu saat Daehyun harap dapat mendengar jawaban atas kalimatnya itu.
Kebiasaan gadis itu masih belum berubah. Dia tidur dengan membiarkan jendela kamarnya tetap terbuka. Daehyun masuk ke dalam kamar itu hanya dengan satu kali loncatan. Dia berusaha untuk tidak merusak apapun saat masuk ke dalam kamar itu.
Hae Joo tertidur dengan pulas di balik selimutnya. Salah satu tangannya menggenggam sebuah buku. Daehyun ingin memuaskan diri dengan memandang wajah gadis itu namun gambar pada buku yang dipeluk Hae Joo menarik perhatian Daehyun.
Dia menggeser sedikit tangan Hae Joo dengan hati-hati untuk tidak membangunkan gadis itu. Mata silvernya bersinar semakin terang saat melihat gambar dirinya pada halaman buku yang dipeluk gadis itu. Daehyun mundur beberapa langkah, menahan diri untuk tidak membuat suara.
Dadanya dihantam sesuatu yang sangat berat. Ngilu itu kembali mengoyak tubuhnya dengan rasa panas yang membakar dari dalam. Daehyun mengatur napas untuk menenangkan diri tapi itu tidak cukup untuk menghilangkan rasa ngilunya.
Daehyun lekas meninggalkan rumah Hae Joo. Dia kembali ke kediamannya dengan tubuh gontai dan penuh keringat. Jongup menangkapnya saat Daehyun hampir jatuh dari tangga. "Kau tidak apa-apa?"
"I'm fine." Daehyun melepaskan tangan Jongup dan bergegas menuju kamarnya. Jongup hanya dapat mengantar kepergian kakaknya dengan tatapan khawatir. Daehyun membuka satu vial cairan berwarna merah dari salah satu kotak lantas segera meneguknya hingga habis.
Perlahan-lahantubuhnya kembali normal. Rasa panas dan ngilu itu pergi sedikit demi sedikithingga Daehyun dapat kembali menguasai diri. Daehyun tersenyum kecut padadirinya. Dia seperti seseorang yang berpenyakit saat ini. Tapi pemikiran bahwajika Hae Joo yang mengalaminya membuat Daehyun tidak ingin membayangkannya.
Panggil chingu aja ya readers 😊
Hari ini Nieky yg upload, Daeshi lg mager mikir plot 😂😂😂Kita lg kangen sama temen2 author lama, sepertinya mereka udah lama hiatus. Sedih banget karena dulu Nieky mutusin berhenti nulis dulu, sekalinya balik lg mereka semua (dari mulai senior sampe junior) udah nggk aktif lg.
Chingu pernah ngalami hal seperti itu?
YOU ARE READING
[Book 2] ALIVE
FanfictionAku menghabiskan semua eksistensiku untuk menunggumu. Setelah kini aku menemukanmu, aku tidak akan sanggup untuk jauh darimu. Karena sekarang kau adalah eksistensiku. Aku lebih baik mati daripada harus menjauh darimu lagi. "I promise to love you for...