#30 Invitation

9 3 1
                                        

Gayeon meletakkan undangan pesta dimeja Hae Joo. Kartu itu tidak asing bagi Hae joo.

"Kau mengajak pasangan pada pesta itu?"

"It's Halloween not a prom." jawab Hae Joo santai.

"Kau tidak akan mengajak Sehun?"

"Aku akan mengajaknya tapi terserah dia. Kau tidak harus datang berpasangan."

Gayeon tidak membantah gadis itu. Karena Gayeon tahu Hae Joo sendiri belum membereskan masalah hatinya.

"Kau sudah punya kostum untuk pergi?"

"Hmmm... Aku tidak tahu, kau mungkin bisa membuatkan aku satu kostum."

"Oooh, aku lebih baik membuat untuk diriku sendiri." Hae Joo mencibir. "Bagaimana kalau besok kita belanja?"

"Aku tidak bisa besok, aku harus memasang properti dan sebagainya. Bagaimana lusa?"

"Baiklah, terserah padamu."

"Thank you."

Hallowen menjadi pesta terakhir yang dirancang Hae Joo dalam masanya menjabat.

Mengusung tema SA Halloween Carnival pesta itu dilaksanakan kolam renang academy.

Sebagian kolam ditutup sebagai lantai dansa dan gym itu dihias dengan berbagai lampu dan dekorasi carnival yang unik.

Sesuai janjinya Hae Joo pergi bersama Gayeon untuk berbelanja. Dia mencoba beberapa baju yang dipilihkan Gayeon untuknya.

Tanpa komentar apapun  Hae Joo hanya menurut saja namun kemudian Gayeon menyerah sendiri.

"Sepertinya kau tidak cocok dengan tema seram."

"Kostum apa yang kau pilih?"

"Aku ingin memakai tema vampire atau mungkin devil. Apakah medusa bagus?"

Gayeon tidak benar-benar bertanya pada Hae Joo karena dia tahu percuma mendengar jawaban gadis itu.

"Sepertinya devil cukup menarik." sebuah suara muncul menjawab pertanyaan Gayeon.

Baik Hae Joo maupun Gayeon sama-sama terkejut.

Yoorin memasuki toko tersebut dengan menenteng beberapa karton tas belanja.

"Hai," sapanya cukup ceria.

Gayeon memandang Hae Joo yang juga agaknya terkejut dengan sikap Yoorin yang terlihat akrab.

Pertemuan terakhir mereka sepertinya tidak begitu baik. Seingat Hae Joo, gadis itu mencoba menjaga jarak dengannya.

"Kebetulan sekali bertemu kalian disini. Aku datang untuk mengambil pesanan kostumku."

"Oh, kau datang ke pesta?"

"Tentu saja," nampaknya Hae Joo menunggu jawaban lainnya. "Jadi kostum apa yang kalian pilih?"

"Kami belum menemukan apapun. Bagaimana denganmu?"

Hae Joo kembali terkejut. Kali ini bukan karena Yoorin, melainkan sahabatnya sendiri - Gayeon terdengar cukup akrab dengan Yoorin.

Padahal sebelumnya Hae Joo bahkan tidak pernah melihat mereka bertegur sapa.

"Aku memilih rahasia," dia tersenyum. Apakah Hae Joo pernah melihat senyum gadis itu? Yoorin terlihat sangat manis saat tersenyum.

"Seriously kau akan sangat cocok dengan tema Devil." Yoorin mendukung ide Gayeon.

"Akan aku pertimbangkan kembali. Thanks."

"Senang bertemu kalian disini, sampai jumpa."

Hae Joo masih menatap Gayeon tidak percaya dengan yang barusan dia saksikan.

"Apa?"

"Kau perlu menjelaskannya."

Gayeon pasti mengerti maksud Hae Joo tapi dia memilih untuk tetap diam.

"Oh please, tidak ada alasan yang tepat yang terpikir olehku kalian akan bertegur sapa. Bagaimana bisa?"

"Yoorin cukup baik, dia ramah."

Ramah adalah penggambaran yang aneh dan pertama kali didengar oleh Hae Joo mengenai adik perempuan Daehyun itu.

"Dia mempunyai selera fashion yang bagus. Kami bertemu di fashion week waktu itu. Aku tidak menyangka dia mengingatku."

Gayeon berbalik pada Hae Joo yang tidak berkomentar apapun, "Hanya itu, sungguh!"

Nampaknya Gayeon bersungguh-sungguh.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 27, 2019 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

[Book 2] ALIVEWhere stories live. Discover now