w

618 122 0
                                    

Gausah diceritain gimana kelangsungan upacara kelulusan gue hari ini. Intinya ya cuma pemberian toga, dengerin petuah dari dekan dan dosen - dosen tertentu, lalu acara foto - foto setelah keluar dari gedung cara.

Yap, diantara semua temen gue, gue lah yang lulus duluan. Mungkin mereka masih pengen jadi anak muda, makanya gamau cepet - cepet lulus. Terutama Hyunbin, yang mulai semuanya dari nol.

Semuanya memberi ucapan selamat. Gue diberi bucket bunga yang cantik dan kado - kado lainnya. Sedih sih, momen penting seperti ini malah gaada orangtua disisi gue. Tapi gapapa, perjuangannya sebanding sama apa yang bakal gue bawa nanti saat balik ke Indonesia.

Gue sempetin videocall dan memperlihatkan baju wisuda gue kepada orangtua yang selalu mendoakan anaknya untuk mencapai semua ini. Mereka menangis dan mengucapkan selamat tentunya.

Yoon Jisung? Sengaja ga gue kasih tau jadwal upacara kelulusan hari ini. Biarkan dia tau saat gue udah pergi dari sini. Korea terlalu indah untuk gue tinggal. Gue cuma mau mengenang yang indah. Gue cuma berusaha ngelupain namanya, mantan kekasih gue itu. bukan momennya.

Hyunbin pun menatap miris gue. Dia memeluk gue dan memberikan sesuatu yang gue gatau itu apa. Sebuah kotak kecil.

"Ini apa?" tanya gue.

"Buka aja"

Ternyata kalung. Gue tadinya menolak karena sepertinya harga kalung tersebut mahal. Tapi Hyunbin langsung memakaikannya ke leher gue. Biar tiap hari selalu inget dia, katanya.

Dan tak terbendung lagi, air mata gue jatuh membasahi pipi. Gue sedih harus ninggalin temen - temen gue di Korea. Hyorin si penanggung jawab gue, Hyunbin si atm berjalan gue, Jaehwan si.... pacarnya Hyorin. Ah, dia mah gaada gunanya.

Ga kok, Jaehwan baik.




























Gue sampe di Rumah dan mulai mengepak barang - barang. Gue berangkat lebih cepat karena banyak yang harus gue urusin di Indonesia. Lusa besok gue gaakan melihat tulisan hangeul dimana - mana. Lusa besok, gue gaakan ribet nyari makanan halal lagi. Lusa besok, gue gaakan melihat sosok yang bernama Yoon Jisung lagi.

Kalimat terakhir sangat menohok hati.

Jisung sama sekali gatau kalo gue bakal berangkat lusa besok. Dia sengaja ga dikasih kabar sama kita semua (gue, hyorin, hyunbin). Gue cuma gamau menambah kesedihan.

"Kalo kamu jodoh sama Jisung, gimana?" tanya Hyorin tiba - tiba sambil lipetin baju gue.

"Ya aku bersyukur. Kalo engga pun gapapa, cowok di Indonesia masih banyak"

"Ah... kenapasih kisah cintamu harus miris begini?"
"Aku gatega mendengarnya"
"Semoga kau bahagia ya disana. Chat aku selalu. Jangan lupakan kita - kita di Korea"

"Mana mungkin aku melupakan negara yang aku cintai selain Indonesia? Aku mencintai semuanya, termasuk kalian di dalamnya"








Hyorin memeluk gue erat dan membasahi bahu gue dengan air matanya. Malam ini janganlah berlalu cepat. Aku hanya ingin menetap.











Jisung, maaf.

desire ㅡ Yoon Jisung✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang