Page 12

320 18 0
                                    

Keesokan harinya kembali kami berkumpul di kamar ahmad, melihat kondisinya.

Keadaannya masih sama dengan semalam. Dia terlihat lemah tak berdaya, wajahnya agak pucat dan sering berkeringat.

Panas tubuhnya masih sering turun naik.

Sementara si edo yang menemani ahmad semalam masih terlelap. Diantara kami ga ada yang berani membangunkannya.

Dan si adi tidak terlihat di kamar itu, kami semua bertanya-tanya kemana dia.

Setelah di cek oleh salah satu temanku, ternyata dia ada di kamarnya.

Kondisinya juga setali tiga uang dengan ahmad, namun masih bisa diajak komunikasi.

Ceritalah si adi apa yang dialaminya semalam. Kami agak terkejut juga dengan kejadian yang diceritakan si adi. Karena diantara teman-teman tidak ada yang mandi selarut malam yang diceritakan si adi.

Kembali kami ke kamar si ahmad. Aku coba bangunkan si edo. Agak sulit dibangunkan, mungkin si edo kelelahan, tapi aku berpikir lain.

Aku merasa ada yang ganjil dari tidurnya si edo. Karena tidak biasanya dia mudah tertidur sewaktu bergadang, padahal dia biasanya senang bergadang atau tidurnya larut malam.

Ditambah lagi kok sulit dibangunkan, biasanya dia dengar suara ribut sedikit saja langsung terbangun.

Aku terus coba bangunkan edo. Akhirnya perlahan terbuka mata si edo.

Langsung dia buru-buru bangun. Kami yang berada di sekitarnya agak terkejut juga.

"Tenang do, tenang..." pintaku pada edo.

"Kenapa aku rey? Badanku sakit semua rasanya..." kata edo.

"Kamu tertidur nyenyak sekali, ga biasanya do..." tanya ku.

Edo masih ling lung, dicobanya melihat sekelilingnya.

"Gimana kondisi ahmad?" tanya edo pada kami semua.

"Masih tetap do..." jawab salah satu temanku.

"Si adi kemana do? Semalam ikut jaga sama kamu kan?" tanya ku seolah-olah tidak tahu mengenai si adi.

"Semalam dia bersamaku kok, sampai aku tak sadarkan diri, adinya mana nih?" jawab si edo.

Nasib Sang PK - Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang