Page 22

302 14 0
                                    

"Wah aneh juga ya, padahal kondisi dia tadi lemah, bagaimana dia bisa berjalan, apa dia digendong seseorang ya, tapi kok secepat itu berpindahnya..." dalam hatiku bertanya-tanya terus.

"Iya mad asal bisa buat kamu lebih nyaman, ok aja kok" jawabku senang.

"Sebentar aku panggil edo, dia sangat khawatirkan ikam tadi..." kataku pada ahmad.

"Oya kamu juga pasti lapar kan dari kemarin cuma minum aja, sebentar ku masakin indomie ya..." kataku lagi dengan semangat karena melihat kondisi ahmad ada perubahan saat itu.

"Maaf rey sudah merepotkanmu..." kata ahmad masih dengan mata tertutup.

"Udah men, kita disini sama-sama merantau, ga punya saudara juga, AKU INGIN KITA SAMA-SAMA SAAT SUSAH & SENANG, karena kelak AKU GA TAU SIAPA YANG KELAK MENJADI JEMBATANKU DI AKHIRAT KELAK" kataku penuh harap.

"Assalammualaikum, bener feelingku kan ikam disini mad..." tiba-tiba muncul si edo.

"Ya maaf do sudah buat kalian pada cemas..." jawab ahmad.

"Ya udah ku tinggal dulu do, aku mau masak mie buat ahmad..." sambil ku beranjak.

"Ok rey, sekalian aku yak...hehehe" sahut edo.

"Ah dasar ikam aji mumpung lah..." jawabku lagi.

Pikiranku masih melayang-layang. Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab dari kejadian yang menimpa si ahmad.

Sambil melangkah menuju dapur aku terus memikirkan kejadian tadi.

Tanpa terasa waktu sudah mengarah ke pukul 4 subuh.

Secara tak sadar aku dan edo ikut tertidur dikamarku.

Keesokan harinya ketika aku bangun, hari sudah mulai siang.

Sekitar pukul 8 pagi, untung saja hari sabtu, hari itu kebetulan jadwalku libur kuliah.

Di samping ku lihat si edo masih pulas tidurnya.

Dan ketika ku alihkan pandanganku ke arah tidurnya ahmad semalam...

"Hah..., kemana si ahmad?" tanyaku dalam hati.

Nasib Sang PK - Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang