Page 14

304 18 2
                                    

Tetap tak ada hasil. Kami sudah berusaha bagaimana cara agar ahmad tidak terlalu menderita.

Dari pagi sampai sorepun ahmad tidak bisa makan. Hanya minum terus, karena katanya dia haus sekali.

Setiap minum bisa menghabiskan satu botol aqua besar. Dan yang mengherankan dia tidak buang-buang air kecil ke toilet.

Padahal si ahmad sudah menghabiskan beberapa botol aqua besar.

Yang kupikirkan dengan edo sekarang adalah bagaimana 2 hari kedepan ini, sambil menanti kehadiran orang tuanya ahmad.

Kami semua harus extra, sementara kami juga punya kehidupan. Mau ga mau solidaritas lagi yang kami kedepankan.

Siang itu, si ahmad terus teriak-teriak kesakitan. Dia merasa di dada dan perutnya panas dan sakit.

Sampai akhirnya dia pun muntah, untung saja teman-teman sudah antisipasi jadi muntah tersebut tidak berhamburan di kamarnya.

Anehnya muntah yang dikeluarkan ahmad adalah darah bercampur barang-barang tajam dan ulat belatung.

Darah itu berbau amis. Sampai salah satu teman kami ga tahan akhirnya ke toilet ikut muntah juga karena mencium bau muntah si ahmad.

Ahmad terus mengerang kesakitan, hingga suara teriakannya begitu menyayat hati.

Edo masih saling pandang dengan teman yang lain, edo pun belum berani mengungkap sms yang dia terima.

Apalagi kami belum ada bukti yang akurat mengenai hubungan penyakit ahmad dan Diana pacarnya.

Sengaja aku dan edo menanti kehadiran orang tuanya, baru kami mengungkap sms tersebut.

Nasib Sang PK - Season 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang