part 15 : Mulai Mendekat

50 14 2
                                    

Mulai sekarang kita akan sama-sama merajut harapan dan mewarnai kehidupan ini.






" pagi anak-anak! ", sapa leovan joseph yang tampaknya semangat sekali memasuki kelas 12 ipa 5 tersebut.

" pagi sir "

" pagi sir ganteng ", kata sebagian murid cewek.

" pagi sir leosay "

" baiklah, masukan buku kalian kedalam tas, hanya ada alat tulis, tidak boleh ada sejenis alat bantu hitung! ", tegasnya memberi aba-aba.

" njir. Aku lupa hari ini ujian kimia! Gimana ini? Bisa gawat ini! ", ujar deva frustasi.

" biasa aja keles. Gue aja yang selalu kena hukum rileks aja, gak usah panik . Selama ada Rilla yang cantik dan rajin menabung semua akan beres " , ucap Rilla dengan sombongnya.

" santai-santai-santai! gimana mau santai Rill, aku takut! Ntar bundaku marah melihat kalau nilaiku rendah ", ujar deva ketakutan.

"Semua aman terkendali ", ujar Rilla memberi semangat.

" semua akan aman terkendali ", rilla.

" sir akan menukar posisi duduknya, rilla kamu di pojok depan dekat pintu sama shara ".

" deva kamu duduk sama stevani di belakang ".

Dan bla...bla...bla

" hancur riwayatku ", ujar deva

" kok bisa di tukar gini sih, kurang kerjaan aja guru songong yang satu ini ", batin rilla.

Ujian pun berlangsung dengan tertib, meskipun ada sebagian yang bisik-bisik , nanya kesana-kesini dan minjam-minjam tapi suasana itu dapat dikendalikan dengan lancar...

" Gavrilla, kamu kumpul kertas jawabannya dan deva kumpul soalnya, antar ke meja saya, cukup sekian perjumpaan ini, selamat pagi! ".

" oke sir", ujar deva.

" pagi sir".

" buset soalnya susah banget rasanya mau pecah kepala ini ", kata murid terpintar alias termalas di kelas 12 ipa 5.

" tunggu, rilla satu lagi ini belum terjawab ", ujar silvi

" gue hitung 1-3 kalau tidak selesai juga antar sendiri kemeja sir leovan yah! " , ujar rilla yang sudah dari tadi menunggu kertas curut- curut yang lain.

" 1 "

" 2 "

" 2 1/4 "

" 2 1/2 "

" ti... "

Kertas pun terkumpul, rilla dan deva pun mengumpul kertas itu ke kantor.

" ini sir , kertasnya lengkap semua 45 " , ujar deva.

" ok makasih ", sambil meminum tea manis.

" gavrilla, ntar pulang sekolah jumpai saya di kantor, saya mau ngomong sama kamu penting! ", ujar leovan.

" baik sir, permisi! ".

Rilla dan deva pun kembali kekelas melanjutkan aktivitas pelajaran selanjutnya.

..........

Setiba pulang sekolah rilla pun menemui sir leovan sesuai janji!.
Ketika rilla tiba di kantor ia gak melihat sir leovan diruangan itu, ia mencari dari sudut ke sudut tetap aja gak ketemu.

" tadi disuruh jumpain dia, eh udah dijumpain malah dianya yang hilang dasar laki-laki aneh "', gerutunya dalam hati.

" lebih baik gue pergi aja, ntar dia cariin gue kok ".

Rilla pun kecewa, dia pun pulang kerumah, dan ia menunggu angkot seperti biasa kalau paketnya gak ada.

Tit..tit...tit...tit

" bising kali, siapa sih gak tau apa gue ini udah di pinggir jalan ", mendumel kesal.

" gavrilla! Eh...gav ", seru leovan sesekali membunyikan klakson mobil jazznya.

" eh sir leovan ", cengingiran gak jelas.

" kamu ngapain di sini, kan udah saya bilang nunggu di kantor, kamu jadi orang gak sabaran ya ", ujar leovan.

" hehehe iya sir, tadi anu sir gue tadi udah nunggu tapi sir gak ada ya udah gue langsung pulang aja " , ujar rilla.

" oh ya udah. Kamu naik ke mobil saya! Biar kamu saya antar, sekalian saya ingin tau rumah kamu " , ujar leovan.

" upss gak salah sir gue naik di mobil sir, bukannya sir lagi marah sama gue, kemarin ! ", jawab rilla.

" udah naik aja repot banget sih kamu! ", omelnya kepada rilla.

Rilla pun naik kemobil jazz itu, rasanya hatinya bahagia ngitung-ngitung hemat ongkos hati mana coba gak senang dapat gratisan didepan mata wkwk,dan di antar pulang sama guru yang keren dan gagah yang di kejar-kejar murid satu sekolahnya.

" aroma yang sangat nyaman, buat aku ingin gak turun-turun dari mobil ini " , ucap rilla dalam hati menikmati perjalanan bersama leovan.

Akhirnya mereka tiba di tempat yang mereka tuju, tepatnya rumah rilla yang memiliki dinding warna abu-abu dan putih itu.

Akhirnya mereka tiba di tempat yang mereka tuju, tepatnya rumah rilla yang memiliki dinding warna abu-abu dan putih itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


dengan kesan klasik dengan halaman yang cukup lebar membuat orang terkesan melihatnya.

Rilla pun menyuruh  sir leovan masuk tetapi dia menolak dikerenakan dia masih banyak tugas lagi.

Akhirnya sir leovan pergi dan melanjutkan perjalanan.

Disisi lain Gavrilla masih mengamati kepergian mobil gurunya tersebut sampai tak tampak lagi.







karenamu cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang