BAB 17.
Kay berjalan keluar kelas sembari melangkahkan kakinya menuju kantin menyusul Kara yang sudah duluan kekantin.
Kay merasakan sakit dikepalanya ketika ia sampai ditengah lapangan karena kantinnya harus melewati lapangan terlebih dahulu. Ari yang melihat Kaypun segera menghampirinya.
"Hay."Sapa Ari.
Kay berusaha untuk menyembunyikan sakitnya dengan tersenyum kearah Ari membalas sapaannya. Ada keheningan sesaat.
Kay meremas tangannya untuk menahan sakit dikepalanya sembari menatap mata Ari. Nafasnya yang sudah mulai tidak beraturan ketambah matanya yang mulai kabur melihat sosok lelaki yang membuatnya nyaman berada disisinya.
Ari melihat tatapan Kay yang mulai berubah seperti sedang manahan sesuatu, Ari mulai memanggil nama Kay.
"Kay." Ucap Ari lembut kepada gadis yang berada dihadapannya ini. Tiba-tiba..
Tes..tes..
Tetesan yang hampir menyerupai air tetapi hanya saja ini berwarna. Darah itu dengan mulus mengalir keluar dari hidung Kay dan jatuh tepat ditangan Ari yang akan menyentuh pipinya.
"Kay."Gumam Ari melihat darah itu. Kemudian Ari menatap wajah gadis itu yang tambah pucat menatap kearahnya sembari tersenyum tipis.
Seketika Kay yang sudah tidak tahan menahan tubuhnya yang lemas ambruk seketika. Dengan sigap Ari menangkapnya alhasil Kay berada dipelukkan Ari.
Ditengah lapangan itu. Semua pandangan mengarah kepada Ari dan Kay yang berpelukkan lebih tepanya Ari yang mendekapnya.
"Kay..Kay..sayang. Bangun Kay. Hay."Ucap Ari kepada Kay tepat ditelinganya. Tetapi tidak ada balasan dari Kay sedikit pun. Ari segera membopong Kay dan berlari menuju UKS. Tidak peduli ucapan apa yang dilontarkan anak-anak lain termasuk para siswi yang berada disitu.
Sampai diUKS Ari langsung berteriak memanggil kedua sahabatnya yang tengah sibuk mendata anggota PMR yang baru.
"ALDO!! ARSHAN!!"Teriakkan itu berhasil mengagetkat keduanya dan sontak berdiri melihat Ari yang membopong Kay dengan wajah yang panik.
"Ri.. KAY! Udah buruan rebahin dulu dikasur."Ucap Aldo kepada Ari.
Arshan segera menelfon Kara untuk segera ke UKS.
Ari hanya mondar-mandir samberi melihat kearah Kay. Sudah bisa ditebak dari tatapannya bahwa Ari sangat panik dan khawatir terhadap Kay yang hidungnya sedang dibersihkan oleh Aldo karena darah yang tadi keluar. Arshan berusaha menenangkan Ari yang terlihat khawatir setengah mati. Seakan ia tidak mau kehilangan gadis itu.
Tidak ada lima menit para sahabatnya datang. Termasuk Hilmy dan Mike.
"KAYLA!"Ucap mereka panik melihat sahabatnya yang kini tengah berbaring dan dibersihkan darahnya yang terus mengalir dihidungnya dan belum berhenti.
"fFx! Shan.. Keluar cepet ambil daun sirih sekarang! Darahnya nggak berhenti."Ucap Aldo yang tengah dibantu oleh Mora yang berusaha menyadarkan Kay.
Arshan langsung berlari keluar. Dan untungnya daun sirih itu berada didepan ruang UKS. Sedangkan Ari yang mendengarnya mendekati Kay dan menggenggam tangan.
"Kay..jangan bikin Kak Ari sama yang lain panik sayang."Gumam Ari sembari menundukkan kepalanya tetapi masih dapat didengar. Tidak terasa satu tetesan air mata Ari jatuh ditangan Kay.
Aldo dan Arshan berusaha menghentikan darah yang keluar dari hidung Kay dengan daun sirih tetapi tidak berhasil. Dan kini tubuh Kay sudah sangat lemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOU'R MY FRIENDZONE [Completed]
Ficção Adolescente[TAMAT] "Kamu pikir mencintai orang yang salah itu menyenangkan?? Aku pernah dua kali merasakannya dan tidak ingin lagi merasakan sakit hati untuk ketiga kalinya" - Kayla Alfira Hasan - "Setiap orang punya cara untuk ngelindungi seseorang yang mer...