BAB 32

527 34 2
                                    

BAB 32.

"Jadi maksud dokter adik saya harus kemotherapy lagi gitu?? Dan harus transfusi darah lagi??"

"Ya seperti itu, karena kondisi Kayla sekarang sedang memasuki masa kritis lagi,jika tidak melakukan keduanya Kayla akan merasa sakit dikepala dan kondisinya pasti akan jauh lebih parah."

Iqbal dan Nara terduduk lemas ketika mendengar penjelasan dokter tentang penyakit Kay. Mereka bingung harus menjelaskan kepada kedua orang tuanya seperti apa,dan sekarang yang bisa mereka lakukan hanya berfikir yang terbaik untuk adiknya saat ini.

"Baik dok. Kita serahkan yang terbaik untuk adik kami."

"Ya..kita akan membantu sebisa kita untuk kesembuhan Kayla dan saya harap untuk saat ini Kayla tidak boleh banyak berfikir atau tertekan dahulu. Karena itu akan membuat penyakitnya menjadi lebih sering kambuh dan jangan lupa obatnya terus diminum."

Iqbal dan Nara mengangguk dengan pesan dokter untuk adiknya. Ketika mereka akan keluar dokter mencegah mereka sesaat dan mengucapkan kalimat yang terdengar mudah namun susah untuk dilakukan.

"Berikan dia semangat atau seseorang yang bisa menjadi semangat hidupnya untuk memicunya agar lebih bersemangat melawan penyakitnya."

Pesan terakhir dokter membuat Iqbal terdiam sesaat dan mengangguk ketika Nara mengajaknya untuk pulang.

Diperjalanan pulang Nara sibuk menelfon mamanya untuk mengabari kondisi penyakit Kay yang sedang memasuki masa kritis.

Terdengar suara tangis dibalik telfon dan ucapan Istighfar yang terdengar dari mulut mamanya.

Nara berusaha menenangkan dan akhirnya telfonnya tertutup.

"Gimana??"

"Mama nangis dan kayaknya mereka bakal ke Bandung deh."

Iqbal mengangguk mengerti sembari terus fokus menyetir mobil.

"Ohh iya Le. Masalah semangat buat Kay gimana? Lihat sendiri kan sekarang Kay lebih banyak diam daripada dulu semenjak dia sama Ari belum ada masalah."Ucap Nara ketika mengingat pesan terakhir dari dokter.

"Hmm..Iya juga ya. Mana gue udah terlanjur gedeg lagi sama tuh anak. Terus gimana ya??"Ucap Iqbal sembari menggaruk tengkuknya.

"Gimana kalau kita ajak dia jalan-jalan aja. Hitung-hitung numbuhin semangat baru buat dia."Usul Nara cemerlang.

"Boleh sih,tapi kemana shayy??"Tanya Iqbal dengan nada yang dibuat-buat dibagian kata terakhir.

"Puncak aja. Sekalian ajak temen-temen yang lain."Jawab Nara yang dibalas anggukan oleh Iqbal.

"Tapi untuk sekarang jangan sampai Kay tau kalau penyakitnya lagi masa kritis."Sambung Iqbal.

Setelah itu hening tak ada obrolan sampai akhirnya mereka tiba dirumah.

****

"ASSALAMUALAIKUM EVERYBADEHH."Ucap Iqbal heboh saat memasuki rumah yang ternyata terdapat Salsha,Kara dan juga Angel yang berada diruang tamu bersama Kay.

"Waalaikumsalam.."Jawab mereka serempak.

"Habis darimana??"Tanya Kay ketika melihat Iqbal dan Nara yang sudah pulang ntah darimana.

"Habis ambil uang bulanan dari ayah."Jawab Nara sekenanya. Dan Kay hanya mengangguk percaya.

Teteh gue udah bisa bohong. Wkwk. Ucap Iqbal dalam hati sembari terkekeh sendiri.

"Assalamualaikum.."

"Waalaikum..MORAAAAA!!!"

"HAIIII...OMEGAHHH GUE KANGEN KALIANNN."

Mora pun berlari dan langsung memeluk keempat sahabatnya yang sudah hampir beberapa hari tidak bertemu itu. Yahh..Mora kembali lebih awal karena mendengar kabar tentang Ari dan Kay dan juga tugas serta materi disana juga sudah selesai jadi ia bisa kembali lebih awal daripada teman-temannya yang lain.

"Kok lo cepet banget Ra??"Tanya Angel bingung ketika baru enam hari ditinggal Mora.

"Cepet salah lama salah. aku kudu piye??" Jawab Mora yang diselangi dengan bahasa jawanya.

"Tampang lo bule tapi bahasa lo jawa. Dasar bule blasteran jawa."Ucap Kara yang membuat mereka tertawa mendengarnya.

"Bodo."

"Btw..rambut lo dicatnya kok bagus sih. Lo ngecat disana emang nggak mahal apa??"Tanya Salsha yang melihat rambut baru Mora.

"Hehehe. Mahal sih,tapi berhubung gue waktu disana tuh dikatain tua gituh gara-gara rambut gue hitam nih terus gue cat aja deh disana. Lagian mahal kagak papa sih kalau gue asal bagus. Hehehe. Kenapa lo? Mau??"Jawab Mora sembari memamerkan rambutnya dengan mengibas-ngibaskannya didepan Salsha.

"Apaan sih lo gaje. Makin kagak waras nih orang balik dari sana."Nyinyir Salsha sembari menatap Mora yang malah tertawa mendengarnya.

"Ooh..iya lo pada dapet undangan tunangannya si Ari kagak?? Masa gue gedeg banget tau pas denger tuh kabar. Makanya gue buru-buru balik ke Indo,firasat gue udah nggak enak sih waktu mau berangkat tapi gue positif thingking aja. Tapi eeh..dikabarin kayak gitu. Gimana gue kagak gedeg tuh disana. Terus-"Ucap terpotong saat Iqbal mendekap mulutnya.

"Diem kagak lo,nyerocos mulu. Lihat situasi kek."Ucap Iqbal kepada Mora sembari melirik Kay.

"Ups..hehehe. Sory, gue suka kelepasan. Hehehe."Ucap Mora sembari nyengir kuda khasnya dan menatap semuanya.

"Udah nggak papa lagi."Kay bersuara semenjak tadi hanya diam menatap keributan teman-temannya dan kakaknya.

"Emm..btw ada kabar baik nih,kita bakalan ke Puncak. Kalian semua ikut ya jangan sampai nggak ikut. Ajak yang cowok aja sekalian juga nggak papa."Ucap Nara sembari mengalihkan pembicaraan.

"Wihh..seru tuh teh,kapan??"Sorak Kara heboh sembari menepuk tangan kecil dan menunjukkan deretan giginya yang rapi.

"Sabtu besok. Jam lima kita berangkat ya."Ucap Nara kepada semuanya.

Setelah itu Nara masuk ke kamarnya sedangkan Iqbal bermain PS diruangan yang dekat dengan ruang televisi dan meninggalkan Kay,Kara,Salsha,Angel dan Mora yang kini asik berbincang-bincang di ruang tamu yang cukup luas itu.

****
Bersambung.

Holaaa.. Readersss akohhh dan darkreaders tercintahnya akohh.

Happy New Year Everybadehhh!! Hoho frist part di tahun 2018 nihh!! Semoga makin banyak yang coment dan baca sama votenya. Kalian juga makin suka sama cerita aku dan selalu nunggu update annya terusss :))

YEYY!!

jangan lupaa coment sama votenya yash!! Ditunggu!! Coment kalian semangat untuk next cerita buat akuh. Dan vote kalian berharga buat akuuu :))

See yash!!

YOU'R MY FRIENDZONE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang