BAB 30

503 31 3
                                    

BAB 30.

Tuhan ku cinta dia.

Ku ingin bersamanya.

Ku ingin habiskan nafas ini berdua denganya.

Jangan rubah takdirku.

Satukanlah hatiku dengan hatinya.

Bersama sampai akhir.

Hujan yang mengguyur kota Bogor ini cukup membuat gadis cantik itu merasakan kedinginan.

Ditambah dengan lagu dari Andmesh yang berjudul "Jangan Rubah Takdirku" yang membuat suasana semakin menusuk di dada gadis cantik itu yang tak sadar air matanya tengah jatuh menghiasi pipi chubbynya itu.

Kay duduk di balkon kamar milik seorang lelaki yang dahulu pernah menjadi bagian dari hidupnya tapi kini telah pergi meninggalkannya untuk selamanya. Dia adalah Genta.

Genta Farabi. Seorang pianis yang berhasil membuat hati seorang Kayla Alfira Hasan luluh. Seseorang yang sangat Kay cintai,dengan sifatnya yang dewasa,romantis,dan selalu bisa membuat siapa saja yang berada didekatnya merasa nyaman terutama Kayla.

Kay menatap kerlap-kerlip lampu kendaraan dan jalan yang beradu dengan turunnya air hujan itu sembari memeluk dirinya sendiri dan terus menggumam tiada henti dengan air mata yang terus mengalir.

Aku kangen kamu,kak. Gumam Kay sekali lagi setelah ada seseorang yang datang membawakannya secangkir cokelat hangat.

"Jauh-jauh ke Bogor kok Cuma buat diem diri disini sambil nangis sih??" Tanya wanita dewasa yang seumuran dengan Nara.

"Kak Nadya mah bisa aja. Nggak kok. Btw makasih ya,tau aja lagi butuh yang hangat-hangat."Ucap Kay yang menyadari itu.

"Kenapa?? Cerita sama kakak."Ucap Nadya yang langsung bertanya tanpa berbasa-basi lagi.

Yah.. Nadya adalah gadis cantik berasal dari Bogor yang seumuran dengan Nara dan kakak dari seorang pianis tampan yang dulu notabennya adalah seseorang yang berarti bagi Kay dan yang telah mengajarinya sesuatu tentang cinta dan apa itu perpisahan.

Kay menunduk lalu menghembuskan nafasnya berat. Lalu tiba-tiba saja memori-memori tentang kejadian di sekolah yang membuatnya datang kerumah itu.

"Aku kangen Kak Genta aja kok."Ucap Kay berbohong sembari menampilkan senyumannya.

"Bohong kan kalau kamu cuma bilang gitu. Kalau kamu kangen nggak mungkin kamu sampai nangis terus nginep disini. Biasanya kalau kamu kangen kamu langsung ke makamnya."Balas Nadya yang tau betul tentang sikap dari adik sahabatnya itu.

Kay hanya bisa bungkam sembari menatapi gelas berwarna putih itu yang berisi cokelat hangat didalamnya.

"Ari bukan Genta Kay."Ucapan itu keluar dari mulut Nadya sembari memegang tangan gadis itu.

Kay menatap Nadya bingung."Kakak tau Kak Ari dari siapa??" Tanyanya sembari menatap Nadya yang tengah tersenyum lembut kearahnya.

"Nggak penting tau darimana"Ucapnya menjeda.

"Nggak semua orang tuh sama. Termasuk juga Ari. Dia beda sama Genta. Mungkin ada yang sama,yaitu cinta mereka ke kamu yang sama-sama besar. Kamu harusnya udah belajar lebih dewasa tentang ini. Kakak tau kamu rapuh saat itu,kakak tau kamu sakit hati waktu itu. Tapi kamu harus tetap bersikap dewasa sayang."Tutur Nadya.

"Terus aku belum dewasa gitu tentang semua ini?? apa dengan cara aku lupain rasa kehilangan aku ke Kak Genta selama setahun ini apa itu kurang cukup ngeyakinin aku kalau aku udah dewasa?? Kenapa harus aku kak yang ngerasain kayak gini?? Kenapa harus aku?? Kenapa setiap orang yang udah sayang dan ngeyakinin aku mereka malah buat aku rapuh dan jatuh sejatuh-jatuhnya!"Ucap Kay kali ini dengan diiringi air mata yang terus mengalir dipelupuk matanya.

"Karena Tuhan sayang sama kamu. Maka dari itu dia bikin kamu kayak gini karena dia nggak mau lihat kamu sakit lebih jauh lagi. Lebih baik jatuh dan sakit di awal daripada jatuh dan sakit diakhir." Jawab Nadya sembari memeluk Kay dan mengusap punggungnya.

"Kakak yakin,Ari nggak mungkin ngelakuin kayak gitu kalau nggak ada alasannya. Beri dia kesempatan buat ngejelasin semua dan beri kepastian duluan kalau Ari belum ngasih kepastian tentang kalian."Sambung Nadya masih memeluk Kay.

Tangis Kay pecah dipelukan Nadya saat itu juga. Rapuh untuk kedua kalinya itu sangat menyakitkan untuk Kay.

Janji yang terngiang ditelinga Kay seakan dalam hati itu hanyalah bullshit yang diucapkan oleh Ari. Sekarang ia sadar lebih baik Ia yang pergi daripada harus terus bertahan dizona yang membuatnya rapuh dan merasakan sakit hati untuk kedua kalinya.

"Kamu boleh nangis senangis-nangisnya kalau itu bisa buat kamu tenang dan ngerasa jauh lebih baik."Ucap Nadya yang terdengar pelan dan menenangkan.

****
Bersambung.

Nahh lohh.. Huhu happy saDnight gengs kalo ginih :""

Jangan lupa coment sama votenya yash hehehe! Coment kalian semangat untuk aku! Dan vote kalian berharga buat akuhh!!

See yash!

YOU'R MY FRIENDZONE [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang