16. Ku Tahu Ku Salah

65 11 0
                                    


Sekuat apapun aku mencoba berpaling, tak ada yang lebih bersinar darinya.
-Zara-


"Sekarang cepet ceritain ke gue gimana ceritanya lo bisa langsung deket gitu sama kak Axel." kata Zara disela pelajaran. Ia sudah sangat tak tahan dan ingin segera tahu cerita Ayra.

"Jadi waktu itu kan kak Axel nanya, lebih suka motor atau mobil. Nah, Ayra kan jarang naik motor. Terus, tiba-tiba kak Axel ngajakin Ayra diboncengin motor. Karena menurut Ayra kak Axel orangnya baik, ya udah Ayra mau." terang Ayra.

"Gimana kamu tau kalo kak Axel itu baik?" tanya Zara lagi.

"Kak Zafran yang bilang." jawab Ayra jelas.

"Emang ya, bang Zafran-_-"


***

Bel istirahat pun berbunyi, sejak pagi tadi suasananya sedikit aneh. Bukannya Zara yang memandangi Bintang, tapi malah Bintang yang memandangi Zara. Bintang benar-benar merasa bersalah. Ia ingin segera meminta maaf pada Zara. Bahkan bila ia bisa jujur, ia rindu Zara.

'Ra, gue kangen sama lo. Kangen tawa lo, senyum lo, semua cerita lo, dan semua tentang lo' batin Bintang.

Akhirnya pada waktu istirahat itulah Bintang membuka bicaranya pada Zara.

"Ra, lo mau ke kantin?" ucap Bintang membuka perbincangan.

"Ehm.. Iya, kenapa?" jawab Zara dengan simpul senyum yang seakan tak pernah hilang dari wajahnya.

"Eehh, soalnya ini aku dititipin kak Bulan bekal buat lo. Gue udah dapet, dan katanya yang satunya buat lo. Mau makan bareng gue ga?"

"Mm.. boleh, yuk! Dimana?" tanya Zara antusias. Tentu, ia selalu pegang satu hal, semarah apapun ia pada Bintang, ia tetap akan luluh bila sudah seperti ini.

"Ke atap yuk?" tawar Bintang.

"Yaudah, yuk!"

Mereka berdua pun pergi ke atap untuk makan berdua.

"Bi, gue minta maaf ya kalo akhir-akhir ini gue cuek ke lo." ucap Zara yang selama ini sudah memendam kalimat tersebut.

'What?! Cowok apaan gue? Kok malah Zara yang minta maaf duluan? Hati lo emang luar biasa, Ra' batin Bintang.

"Eh, ha? Loh? Lo nggak salah apa-apa Ra, jadi please jangan nyalahin diri lo. Justru gue yang mau minta maaf sama lo. Gue tahu lo kemarin liat gue pas gue jalan sama Yasmine kan? Gue mau jelasin tentang itu Ra, tapi gue takut kalo lo malah salah paham sama gue tentang itu." jelas Bintang singkat.

'Karena gue nggak mau lo terluka, Ra'

"Ehm.. Iya sih, gue cuek gara-gara itu. Sebenarnya gue nggak marah. Tapi, jujur gue kecewa sama lo, Bi." balas Zara.

'Lo bisa jujur sama gue, tapi kenapa lo malah milih untuk bohong ke gue?' batin Zara.

"Gue tahu lo bakal kecewa sama gue. Apalagi ini bukan hal kecil. Gue bakal jelasin ke lo, tapi please dengerin dulu sampe akhir." sambung Bintang.

"Gue selalu dengerin apapun itu, Bi." balas Zara dengan senyuman.

"Gue





















udah jadian sama Yasmine dari sebulan yang lalu."

Bagai petir, perkataan sakit lagi-lagi menyambar hati Zara. Sudah tak kuat menahan, sontak Zara menutup mulut dan butiran bening yang hangat pun mengalir dari pelupuk matanya.

"Waktu itu gue mau cerita sama lo, tapi gue belum siap. Gue juga nunggu waktu yang tepat buat lo. Gue tahu, lo orang pertama yang harusnya tahu kalo gue udah jadian. Dan soal jalan berdua itu, iya gue akuin gue bohong ke lo, Ra. Itu karena gue takut lo marah, gue takut lo salah paham ke gue. Gue minta maaf gue udah ingkar sama janji gue. Please jangan nangis Ra, gue nggak sanggup liat airmata lo jatuh didepan gue." jelas Bintang panjang lebar sembari mengusap airmata Zara.

Miracle of First Love [Lagi Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang