1 - Sebuah Siang

891 113 35
                                    

Jam makan siang, tentu saja kantin fakultas dipadati mahasiswa. Menggodanya aroma makanan membuat meja-meja di sana cepat penuh. Berbagai obrolan mewarnai ruang tersebut, dari curhatan mellow hinga gosip terhangat, semuanya ada.

"Gimana kuliah?" Termasuk pertanyaan basi yang satu ini.

"Baik-baik aja." Dan jawaban yang juga sudah basi.

Pertemuan Jinsoul dengan Minkyung pada siang itu bukanlah suatu hal yang direncanakan. Semuanya terjadi secara spontan. Jinsoul pergi ke kantin, kemudian bertemu dengan Minkyung di gerai yang sama. Mereka pun memesan makanan yang sama dan kini ada di meja yang sama pula.

Kedatangan Minkyung ke fakultasnya itu bukan tanpa alasan. Perempuan itu ingin menemui Minhyun, mahasiswa tahun terakhir yang dikabarkan dekat dengannya sejak SMA. Bahkan beberapa sumber gosip mengatakan bahwa dua orang itu menjalin hubungan. Padahal, hingga saat ini keduanya masih menikmati hubungan tanpa status yang mereka jalani. Terkadang Jinsoul bingung sendiri dengan teman SMA-nya itu. Bisa, ya, orang kayak dia tahan HTS-an?

"Udah lama?" Pertanyaan Minhyun memecah keheningan di antara mereka. Lelaki yang ia ketahui sebagai mahasiswa Arsitektur itu duduk di samping Minkyung. "Eh, ada Jinsoul,"

"Hai, Kak," Jinsoul menyapa dengan senyum yang kehadirannya agak dipaksa. Sudah ia duga bahwa dirinya akan menjadi nyamuk pada siang itu. Untung saja mereka tidak seperti Jihyo dan pacarnya yang menempel terus seperti perangko. Ia jadi ingat betapa menyesal dirinya karena memenuhi undangan Jihyo beberapa minggu lalu.

"Gimana, udah dapet cowok?" Minhyun bertanya lagi. Rupanya lelaki itu tidak berubah, terakhir mereka bertemu pun Minhyun juga menanyakan hal itu padanya.

Kalau Minhyun bukan kakak tingkatnya, pertanyaan itu akan diabaikan begitu saja olehnya. "Belum, Kak, mau fokus belajar dulu,"

Minhyun tertawa adem. "Sama aja alasannya dari kemarin. Cari cowok, dong, gue jadi suka kasihan kalo ngeliat lo ke mana-mana sendirian terus,"

Ya, bagaimana mau punya pacar kalau sejak kecil ia selalu mendapat teman dekat lelaki yang sejenis Jangjun-kelakuannya sebelas dua belas dengan Spongebob.

"Entar juga dateng sendiri." Jinsoul mengakhiri perbincangan mereka dengan jawaban yang cukup basi.

Enggan menjadi nyamuk, ia memilih untuk menghabiskan makanannya. Setelah itu ia dapat angkat kaki dari sana dan pergi ke perpustakaan. Atau mungkin, menghampiri teman satu squad-nya yang ada di fakultas lain. Jika keduanya tidak dapat ia lakukan, mungkin dirinya akan menghampiri Jangjun, barangkali lelaki itu tengah bersama teman-temannya yang semoga saja kelakuannya normal.

Panjang umur. Suara tawa khas Jangjun terdengar di telinganya. Lelaki itu tengah berdiri sambil membawa sebotol Teh Pucuk Harum. Kemudian terdengar pula panggilan yang ditujukan kepada Jangjun. Mungkin saja temannya, sebab lelaki itu menghampiri Jangjun dan melakukan tos.

Tunggu, sepertinya ia mengenal cara tos yang dilakukan dua orang itu.

Ia memfokuskan pandangannya kepada dua lelaki yang kini tengah berbincang di salah satu meja. Ia bertanya kepada diri sendiri, siapa gerangan orang tersebut. Sayangnya, jawaban dari pertanyaan tersebut belum diberikan kepadanya.

Sebab ia baru ingat kalau kacamatanya tertinggal di rumah.

Ga guna hari ini gue ke kampus, nge-blur semua.

✭✭✭

born haterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang