Menurut beberapa FTV yang ia tonton, rasa benci dapat berubah menjadi cinta seiring dengan berjalannya waktu. Dari beberapa FTV yang mengisahkan kehidupan sepasang manusia yang awalnya saling benci, hampir semuanya berakhir jadian. Tak jauh berbeda, beberapa novel remaja yang ia baca juga seperti itu. Mengisahkan dua orang yang awalnya saling benci, lalu jatuh cinta karena sebuah momen 'wah', dan berakhir sebagai sepasang kekasih. Sungguh alur yang sangat mudah ditebak—itu menurutnya.
Tunggu, bukankah kisah cintanya juga seperti itu?
Ia menggeleng, tidak sudi kalau kisahnya disamakan dengan FTV dan buku yang memiliki alur seperti itu. Kalau dipikir-pikir, tidak lucu juga kalau ia mengalami hal yang sama dengan tokoh di dalam sana. Masa, sih, ia jatuh cinta dengan lelaki yang sudah bertahun-tahun menetap di posisi pertama orang yang ia benci?
Geregetan dengan ponselnya yang terus bergetar, ia selamatkan benda itu dari nakas. Ia buka grup yang menjadi penyebab mengapa ponselnya terus bergetar. Membaca pesan demi pesan yang dikirim oleh tiga anak manusia—dua perusuh dan satu yang mencoba menenangkan mereka. Menyimak pesan yang berujung pada sebuah pesan suara dari Jihyo.
"JINSOUL BURUAN GUE UDAH DI DEPAN RUMAH LO!"
Oh, sayang sekali ia lupa menurunkan volume suara ponselnya.
Satu demi satu anak tangga ia turuni. Benar saja, ketika ia membuka pintu, ia disambut oleh perempuan berambut panjang yang sudah siap berteriak kalau saja ia terlambat barang sedetik. Untung saja ada dua perempuan lain yang tiba-tiba datang dan membatalkan rencana Jihyo untuk meneriaki teman sendiri.
"Pasar malam banget, nih?" Luda yang melangkah di depan teman-temannya bertanya. Tidak habis pikir dengan usul Jihyo yang menurutnya aneh. Malam tahun baru ke pasar malam—kurang aneh apa lagi?
Jihyo sendiri tidak main-main dengan usulnya yang aneh. Ia tahu kalau di sana pasti akan banyak anak kecil dan semacamnya, namun baginya tidak salah untuk menghabiskan akhir tahun di tempat tersebut. Mengunjungi pasar malam dapat membawa kebahagiaan tersendiri untuknya, apalagi kalau tujuannya bertemu dengan calon pacar—ketahuan sudah tujuannya.
Berbeda lagi dengan Dawon. Perempuan itu tidak menyumbang komentar aneh sejak usul tersebut muncul. Biasa saja. Selama ia bisa menghabiskan malam pergantian tahun di luar rumah, ke mana pun tidak masalah.
Sementara Jinsoul, tidak ada orang yang mengetahui alasan mengapa perempuan itu tidak berkomentar banyak. Tidak setuju, tetapi tidak menolak juga. Hingga saat ini pun ia enggan berkomentar soal dijadikannya pasar malam sebagai tempat untuk menikmati malam pergantian tahun.
"Mau mencar apa gimana?" Pertanyaan adalah hal pertama yang terucap dari mulut Jihyo ketika mereka sampai di pasar malam. Tentu saja usul ini langsung disetujui oleh Dawon dan Luda yang diam-diam mengetahui tujuan Jihyo ke sini—mereka tidak sengaja melihat satu dari dua calon pacar perempuan itu.
"Mencar, lah, ga sudi gue nyamukin lo." Tanpa pikir panjang, Luda menarik tangan Dawon untuk menemaninya menjelajah pasar malam. Membiarkan Jinsoul sendirian karena kini Jihyo juga sudah pergi. Entah ke mana.
Perempuan berambut panjang itu diam di tempat. Ia mengarahkan pandangannya ke sekeliling, mencari tempat yang bisa ia kunjungi. Di sisi lain, ia berpikir mengapa malam ini begitu gelap meskipun kembang api menghiasi angkasa. Apa penglihatannya sedang bermasalah atau—
"Sayang,"
Pantas saja, matahari sedang ada di belakangnya sehingga menghilang dari langit.
Ia menoleh. Jika biasanya ia langsung menyumpahi lelaki itu, kali ini ia hanya diam. Sengaja—ia ingin memberikan kesempatan berbicara pada lelaki yang kini menggenggam tangannya.
Tidak mau menyia-nyiakan kesempatan, lelaki itu berbicara, "Tau ga, kenapa gue tiba-tiba ada di sini?"
"Kenapa?"
"Because I was born to love you,"
Mulai lagi.
"Musnah aja lo," Ia menyumpah, tetapi kali ini disertai dengan senyuman. Keju, sih, tapi apa salahnya untuk tersenyum?
born hater
tutup buku
Terima kasih untuk semua yang sudah merelakan waktunya untuk membaca, memberikan suara, dan komentar di buku ini. Saya mohon maaf apabila sepanjang penulisan buku ini ada kesalahan.
Untuk yang masih ingin bertanya atau memberikan pendapat mengenai buku ini, bisa ditulis
di sini.
Satu lagi, bonus karena saya sedang gabut.
Sampai bertemu di buku lainnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
born hater
FanfictionMau sebenci apa pun, kalau takdirnya bertemu, ya bertemulah. © 2017 plusmin-us