Tiba - tiba, suasana hening ketika pintu dibuka. Ya, Kang Gary kini telah berjalan masuk bersama dua temannya. Se Chan dan Dong Hoon. Mulut Ji Hyo kini menganga. Untuk kesekian kalinya, dia terpesona pada sosok di hadapannya itu. Tiba - tiba, Gary menoleh padanya. Ji Hyo masih tetap pada mode blank-nya. Tidak bisa berkata apa - apa.
"Hei kau." ucap Kang Gary sambil berjalan ke arahnya. Ji Hyo langsung tersadar dari lamunannya dan terbelalak kaget. "Ji Hyo... apa yang sudah kau lakukaann!"
"Aku memanggilmu, Ji Hyo-yaa." ucap Kang Gary yang sudah berlutut di hadapan Ji Hyo. Ji Hyo semakin terkejut dan segera mundur dari tempat duduk asalnya. Kang Gary tertawa, begitu juga Se Chan dan Dong Hoon.
"Dia terlihat seperti tikus mungil yang takut di terkam kucing." ejek Se Chan di sambung gelak tawanya.
"Mungkin lebih terlihat seperti kancil yang takut di terkam buaya." tambah Dong Hoon, "sayangnya, dia tidak cerdik."
"Heii kalian ini!" tegur Kang Gary sambil mengisyaratkan mereka untuk diam. "Selamat siang semuanya, maaf kami terlambat." sapa Kang Gary cepat sambil menyapa semua anggota club dance yang telah datang. Ji Hyo bernafas lega. Tubuhnya yang kaku beberapa lalu itu, kini mulai melemas. Dia tidak tahu harus senang, atau sebaliknya. Di satu sisi, ia senang Kang Gary kini telah mengetahui namanya, bahkan berada di jarak sedekat tadi padanya, tapi di sisi lain, ia tidak suka pada kedua temannya, Se Chan dan Dong Hoon yang mengata - ngatainya. "Aku bersumpah untuk membalas mereka!"
---
"Sudah selesai?" tanya Jong Kook sambil melihat ke arah menu. "Aku berpikir untuk membeli makanan untuk ibuku."
"Sudah. Ibumu suka apa? Biar aku yang bayar." kata Eun Hye sambil menyunggingkan senyum manis. Jong Kook balas tersenyum. Eun Hye memang sangat manis dan cantik, tapi itu tidak membuatnya luluh atau bahkan jatuh cinta padanya.
"Tidak usah, Eun Hye-yaa. Biar aku yang bayar. Simpan saja uangmu untuk kebutuhan yang lebih penting." tolak Jong Kook halus sambil beranjak dari kursinya, kemudian mengacak - acak rambut Eun Hye dan pergi ke kasir.
Setelah membeli makanan untuk ibunya, ia kembali ke meja dan melihat Eun Hye yang tengah tersenyum padanya.
"Kau terlihat sangat bahagia hari ini, kau selalu tersenyum manis." ejek Jong Kook sambil menyenggol Eun Hye yang sudah berdiri di sebelahnya.
"Hahaha, Oppa! Aku memang selalu bahagia selama aku bersama.." kata - katanya terputus, pipinya memerah. "Selama aku bersama sahabatku, Oppa!" lanjutnya. Gemas dengan tingkah laku Eun Hye, ia mencubit kedua pipi Eun Hye. Eun Hye terdiam sejenak. Pipinya semakin memerah.
"Eun Hye-yaa! Kenapa kau diam saja? Ayo!"
---
"Terimakasih semuanya yang sudah meluangkan waktu untuk datang. Kita bertemu lagi minggu depan." tutup Kang Gary sambil membungkuk. Semuanya ikut membungkuk, lalu pergi keluar ruangan.
"Eonnie! Kau tak apa - apa? Sedari tadi kau terus melamun." tanya So Min sambil menyenggol perempuan di sebelahnya yang tengah melamun untuk kesekian kalinya.
"Aku baik - baik saja, So Min. Aku... hanya sedang memikirkan.. ulangan besok." tukas Ji Hyo sambil tersenyum.
"Kau tidak baik - baik saja, noona. Kau harus lihat ekspresimu tadi ketika Gary Hyung berada di depan wajahmu. Kau melonjak kaget seperti..." Kwang Soo menghentikan ocehannya ketika melihat So Min tengah membelalak padanya. "Seperti sangat ketakutan." lanjutnya sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Buat apa aku takut, Kwang Soo-yaa! Aku hanya sedang melamun dan kaget ketika pria itu tiba - tiba ada di depanku. Aku bahkan tak tahu kapan mereka masuk." bantah Ji Hyo. Kwang Soo hanya mengangguk - angguk, tak mau ocehannya pergi terlalu jauh.
---
"Oppa, terimakasih untuk hari ini. Aku sangat senang!" ucap Eun Hye gembira sambil kembali tersenyum.
"Sama - sama." jawab Jong Kook singkat. "Kalau begitu, aku pulang dulu."
"Oppa! Kau tidak lupakan.. dengan.. ajakanku besok?" tanya Eun Hye sambil memasang wajah imut di hadapan Jong Kook. Jong Kook tertawa geli.
"Kau tak perlu bertingkah imut seperti itu. Iya, aku ingat. Di taman itu, kan?" tanya Jong Kook sambil menunjuk sebuah taman yang jaraknya tidak jauh darisana.
"Iya. Sampai bertemu besok, Oppa!" ucap Eun Hye sambil melambaikan tangannya. Jong Kook membalas lambaiannya lalu berlalu pergi. Namun, belum jauh dari rumah Eun Hye, handphone-nya bergetar. Sebuah pesan masuk dari Ji Hyo.
"Kim Jong Kook. Kau dimana? Bisa temui aku?"
Jong Kook tersenyum. Ji Hyo dan Jong Kook usianya berbeda delapan bulan, tapi Ji Hyo jarang sekali memanggilnya dengan sebutan yang lebih akrab. Berbeda dengan Eun Hye yang memanggil dirinya lebih akrab dengan sebutan 'oppa'.
"Aku baru saja mengantar Eun Hye pulang. Dimana kau?"
Tak sampai lima menit, Ji Hyo telah membalas dan menunjukkan dimana posisinya.
---
Ji Hyo duduk manis sambil menggenggam dua cup kopi. Ji Hyo tahu Jong Kook tak suka kopi, maka dari itu, dia membeli air putih yang dimasukkannya ke cup kopi. Dia bermaksud untuk menjahili sahabatnya itu. Tak lama, seseorang terlihat dari kejauhan. Ji Hyo berdiri sambil melambaikan tangannya.
"Jong Kook-ssi!!" teriaknya.
Namun, ketika sosok itu mendekat, bukan Jong Kook yang ia lihat.
- To be continued...
@spartace76Aku minta kritik dan sarannya buat cerita ini dongg hehe jangan jadi sider:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Sshh... It's Me! ( @spartace76 )
RomanceSemuanya terasa berubah ketika Ji Hyo melihat Kang Gary. Pria keren ketua club dance itu, berhasil mencuri hatinya sejak ia duduk di bangku kelas satu SMA. Meskipun Ji Hyo tidak pernah berani mengajaknya berbicara, mengamatinya dari jauh pun, sudah...