10. Penari Cadangan

403 31 2
                                    

"Ahh, Jong Kook-ssiiiii! Rasanya bahagiaaaaa sekali! Kau harus coba untuk jatuh cinta!" jeritnya kegirangan.

"Kau tidak tahu cinta seperti apa yang aku rasakan. Mengapa yang aku rasakan ini menyakitkan, Ji Hyo-yaa?"

---

Rasanya, waktu cepat sekali berlalu. Bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring. Jong Kook bergegas menggendong tasnya dan menghampiri Ji Hyo. Ia ingin mengutarakan perasaannya. Hal ini tiba - tiba saja muncul di kepalanya. Sebelum Ji Hyo menjadi milik orang lain, ada baiknya dia memberitahu perasaannya itu lebih dulu agar merasa lega.

"Ji Hyo, ada... yang harus aku bicarakan padamu."

"Baiklah, bicarakan saja disini." kata Ji Hyo santai.

"Tidak bisa, aku tidak mau orang lain mendengarnya. Ini sungguh rahasia." kata Jong Kook, sambil mengajak Ji Hyo untuk keluar kelas.

"Ahh.. jangan sekarang, Jong Kook-ssiiii." tolak Ji Hyo sambil mengemasi barang - barangnya.

"Baiklah, aku akan menunggu hingga kau selesai berkemas." kata Jong Kook.

"Ada apa ini?" tanya Eun Hye sambil menghampiri keduanya.

"Aku juga tidak tahu. Dia ingin mengatakan sesuatu, rahasia katanya." jelas Ji Hyo yang masih sibuk berkemas.

"Oppa, apa itu?" tanya Eun Hye. Jong Kook hanya membisu, dan menunggu Ji Hyo selesai berkemas, tapi akhirnya dia menyerah.

"Sepertinya kau tidak punya banyak waktu, ya? Kau harus selalu bergegas latihan untuk festival. Kalau begitu aku pulang saja. Ayo, Eun Hye." ucapnya gusar sambil menarik lengan Eun Hye keluar kelas.

---

Ji Hyo memasuki ruang club dance dengan gembira. Ia bahkan melompat - lompat kecil, melakukan pemanasan dan melakukan gerakan dance dasar.

"Uuu.. eonnie! Kau bersemangat sekali hari ini!" goda So Min ketika melihat tingkah Ji Hyo.

"Harus! Festival sudah dekat, tidak boleh bermalas - malasan!"

"Ah, bukannya kau semangat karena..." perkataan Kwang Soo terputus ketika Ji Hyo mengisyaratkan Kwang Soo untuk diam dengan tatapan seramnya. Beberapa saat kemudian, Kang Gary beserta kedua temannya, Se Chan dan Dong Hoon memasuki ruangan. Semuanya langsung menghentikkan aktivitas mereka dan duduk melingkar.

"Selamat siang semuanya." sapa Gary. Ia berdeham keras sebelum memulai kalimat selanjutnya.

"Seperti yang kalian tahu, tinggal tiga minggu lagi menuju festival. Aku harap, kalian bisa menjaga kesehatan kalian dan terus berlatih dengan semangat." sambungnya. Semuanya bertepuk tangan, menyemangati satu sama lain.

"Untuk hari ini, saya akan membagi kalian ke beberapa kelompok untuk tampil nanti. Bagi yang tidak terpilih, kalian akan menjadi penari cadangan atau membantu dalam pencarian kostum bagi penari inti." celotehan Gary terus berlanjut. Ia langsung mengelompokkan beberapa orang untuk tampil nanti.

"Dan seperti yang kalian tahu, setiap tahunnya, ketua club dance pasti mempersembahkan tarian solo-nya, tapi untuk tahun ini, saya ingin melakukannya berdua." semuanya langsung riuh, begitu juga So Min dan Ji Hyo yang langsung berbisik - bisik ria.

"Saya akan menampilkan tarian duet yang menggabungkan genre hip hop dan romance, dan saya akan memilih..." Ji Hyo berharap - harap cemas. Ia menutup matanya dan mengepalkan tangan. Rasanya ingin sekali mengangkat tinggi - tinggi tangan kanan-nya dan mengacungkan diri sebagai teman duet, tapi... dia ingat betul kalau dirinya tidak bisa melakukan dance sama sekali. Ia hanya tahu gerakan dasar, bahkan tubuhnya kaku sekali dalam melakukan dance. Namun, dibalik kecamuk pikirannya suara di sekitarnya riuh. Gary mengangkat tangan seorang perempuan yang merupakan anak baru di sekolah. Ji Hyo tidak begitu mengenalnya, tapi perempuan itu memang langsung terkenal karena lihai dan gemulai saat menari. Ji Hyo bertepuk tangan dan tersenyum.

Gary memang pantas mendapatkan teman duet yang sepadan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gary memang pantas mendapatkan teman duet yang sepadan. Namun, rasanya ingin sekali berteriak marah. Ia cemburu. Bukan dirinya yang akan menemani Gary di acara tahunan itu.

"Hyung! Lihat perempuan itu! Dia pasti sangat berharap kau memilihnya! Tapi lihat betapa kecewanya dia ketika kau tidak memilihnya!" seru Se Chan sambil menunjuk Ji Hyo. Ji Hyo terkejut dan membelalakkan matanya.

"Tidak!" bantah Ji Hyo, ingin sekali rasanya menampar pipi pria itu. "Ah... benar - benar!"

"Hei. Memangnya kenapa dengan harapan seperti itu? Lagipula, aku akan memilihnya sebagai penari cadangan." ucap Gary. Ji Hyo terkejut dengan keputusan itu.

"Ah, aku tidak bisa menari. Lebih baik, anda mencari penari lain." tolak Ji Hyo.

"Noona, terima saja! Ayo! Ini kesempatan bagus!" bisik Kwang Soo membujuk Ji Hyo. Ji Hyo menyenggol Kwang Soo dan mengisyaratkannya untuk diam.

"Hei! Lagipula kau hanya penari cadangan. Kenapa menolaknya?" tanya Dong Hoon sambil tertawa dan ber-tos ria dengan Se Chan.

"Kau ini benar - benar!" kata Ji Hyo tak tahan lagi. Dengan gesit ia melayangkan kakinya. Menendang dua pria di hadapannya. Dong Hoon dan Se Chan langsung mundur dan mulut mereka menganga lebar.

"Noona! sadar! Kau ini.." kata Kwang Soo sambil menahan Ji Hyo.

"Ahh.. benar - benar!" gerutunya sambil membenarkan rambutnya. Ia mundur lalu melipat tangannya.

"Ji Hyo-yaa! Kau hebat juga! Sudah, tak perlu kau hiraukan mereka. Kau akan tetap menjadi penari cadanganku."

---

Ji Hyo mengemasi barang - barangnya dan langsung keluar dari ruangan, mendahului yang lainnya. So Min dan Kwang Soo buru - buru mengejar Ji Hyo. Ji Hyo masih merasa kesal dengan Se Chan dan Dong Hoon. Mereka sudah berbuat terlalu jauh padanya.

"Noona! Kau baik - baik saja?" tanya Kwang Soo yang berhasil menyusulnya. Ji Hyo hanya diam dan melanjutkan jalannya.

"Eonnie! Tadi itu hebat sekali! Kau terlihat keren!" puji So Min. "Sudah lama sekali aku ingin melihat mereka di balas karena perkataannya yang gila itu. Akhirnya, ada juga yang berani memberontak! Waaahh, hebat eonnie!" sambungnya.

"Ya! Kalian berdua pergilah! Aku pusing sekali mendengar celotehan kalian." usir Ji Hyo sambil memegangi dahinya.

"Maaf, noona.."

"Pergi! pergi!" tidak mau Ji Hyo meledak lagi, keduanya segera pergi, meninggalkan Ji Hyo yang terduduk dengan pasrah. Namun, belum sempat Ji Hyo menenangkan pikirannya, seseorang menepuk pundaknya.

"Aku bilang pergi!" namun, alangkah terkejutnya Ji Hyo mendapati pria yang menepuknya itu.

"Jong Kook? Kau belum pulang?" tanya Ji Hyo terkejut.

"Kau sedang apa disini?" Jong Kook balik bertanya.

"Aku... aku sedang kesal!!" jerit Ji Hyo sambil memeluk Jong Kook. Ia melampiaskan amarahnya pada Jong Kook, mengepalkan tangannya dan memukul dada Jong Kook seraya memeluknya.

"Aku kesal! Aku marah! Aku cemburu!"

- To be continued...
@spartace76

Sshh... It's Me! ( @spartace76 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang