09. Selamat

386 33 5
                                    

"Kini, aku sudah mulai lebih mengerti cinta. Aku sudah mulai menjalin hubungan dengan seseorang..."

"Ah, benarkah? Selamat kalau begitu." kata Jong Kook berusaha tegar. Dia sudah kehilangan dua perempuan yang disayanginya. Ternyata terlalu terlambat untuk memulai semuanya dari awal dengan Geun Young.

"Oppa. Sebenarnya, kita ini satu sekolah. Aku sering sekali melihatmu di sekolah, tapi... aku tidak berani menyapamu. Kau tampak dekat sekali dengan Eun Hye eonnie dan... perempuan lain. Siapa dia? sahabatmu?" tanya Geun Young penasaran.

"Ya.. dia sahabatku. Geun Young-ah, ayo ceritakan padaku bagaimana kekasih barumu itu." pinta Jong Kook. Geun Young tertawa kecil.

"Kau penasaran atau cemburu?" Jong Kook terdiam lalu merutuk dalam hati. Ia terlalu kentara memperlihatkan rasa cemburunya.

"Hei.. bukan begitu.."

"Iya aku tahu, oppa! Aku hanya bercanda! Eh... sebentar lagi aku harus turun. Oppa, bagaimana kalau kita bertukar nomor telepon saja? Aku bisa menceritakannya padamu lain kali."

---

Keesokan harinya...

Ji Hyo keluar dari rumahnya. Ia meregangkan tubuhnya. Matahari hari ini bersinar terang, cuaca panas mulai menyerang. Sedang asyik meregangkan tubuhnya, suara klakson mobil terdengar nyaring. Ji Hyo membuka matanya dan melonjak kaget ketika melihat apa yang ada di depannya. Kang Gary, dengan mobil sedan hitamnya berada di depannya.

"Ji Hyo-yaa, kau terlihat seperti ibu - ibu yang sedang berolahraga pagi." canda Gary. Ji Hyo langsung diam, merasa malu.

"Maaf, oppa. Pemandangan yang aneh di pagi hari untukmu, bukan? Kalau begitu, aku duluan." pamit Ji Hyo seraya hendak berlari. Namun, sebelum benar - benar berlari, klakson mobil itu terdengar lagi.

"Lalu buat apa aku jauh - jauh kesini, kalau kau tidak naik bersamaku?" tanya Gary. Ji Hyo yang tubuhnya membelakangi mobil Gary itu mulai tersenyum lebar. Ia ingin sekali bersorak dan melonjak kegirangan. Namun, sebelum membalikkan tubuhnya dan berlari masuk ke dalam mobil, Ji Hyo mengatur raut wajahnya setenang mungkin. "Tenang, Ji Hyo.." gumamnya sambil menarik napas panjang dan menghembuskannya. Ia lalu berbalik, dan memasang wajah kebingungan.

"Ayo naik!"

---

"Ngomong - ngomong... darimana.."

"Darimana aku tahu rumahmu?" pertanyaan Ji Hyo dipotong langsung oleh Gary yang seolah - olah bisa membaca pikirannya itu.

"Mm.. iya.." sahut Ji Hyo pelan.

"Aku punya banyak informan. Mencari tahu tentangmu itu hal yang mudah. Aku bisa mendapatkan informasi apapun tentangmu hanya dalam kurun waktu satu jam." jelas Gary. Ji Hyo bertanya - tanya siapa yang memberitahu alamat rumahnya pada Gary. Jelas - jelas jarang ada yang tahu rumahnya dimana. Bahkan, hanya Jong Kook dan Eun Hye yang pernah berkunjung ke rumahnya. Jika mereka berdua yang dia maksud, itu tidak mungkin. Mereka berdua tidak pernah kenal atau dekat sekalipun dengan Gary.

"Kita sudah sampai. Jangan turun dulu. Biar aku yang bukakan pintu." hal itu membuat Ji Hyo semakin senang. Hatinya berbunga - bunga. Saat Gary keluar mobil, ia mencuri - curi kesempatan untuk mengekspresikan kebahagiannya. Dia bersorak bahagia sebelum Gary membukakan pintu untuknya. Sesaat setelah dia turun, semua orang memandanginya cemburu. Kang Gary mengisyaratkan Ji Hyo untuk melingkarkan lengannya.

"Ah, oppa, tidak perlu bertindak seperti ini..." tolak Ji Hyo halus.

"Mmm, baiklah, Ji Hyo-yaa." dalam hati, Ji Hyo menyesali penolakan itu. Kemudian, ia melihat dua sahabat Gary mendekat. Dua pria yang menyebalkan.

"Hyung! Ternyata kau tidak menjemput kami karena perempuan ini?!" sindir Dong Hoon. Ji Hyo langsung berpura - pura melihat ke arah lain.

"Tega kau, Hyung! Kami harus naik bus untuk ke sekolah." sambung Se Chan. "Lagipula, siapa dia? Kau tidak pernah menjemput seorang perempuan sebelumnya." sambungnya. Mendengarnya, Ji Hyo langsung ingin bersorak lagi. Ternyata, kehadirannya benar - benar spesial bagi Gary.

"Ssstt.. kalian ini! Berisik sekali! Ini masih pagi!"

"Ohh.. oppa. Aku.. pamit pergi ke kelas. Terima kasih atas tumpangannya. Semuanya, aku duluan." pamit Ji Hyo sambil berlari menuju kelasnya.

---

Jong Kook memperhatikan kerumunan orang - orang yang mengelilingi mobil seorang lelaki. Dilihatnya lelaki itu, membukakan pintu di untuk seorang perempuan. Ia terkejut ketika mendapati perempuan yang keluar dari mobil itu.

"Ji Hyo?" tanya Eun Hye di sebelahnya yang juga tak percaya. "Waahh, mereka semakin dekat! Hebat sekali!"

Jong Kook tidak menanggapi apapun dan langsung bergegas kembali ke kelas. Eun Hye yang bingung karena Jong Kook meninggalkannya tiba - tiba segera menyusul.

"Jong Kook oppa... ada apa? Kenapa tiba - tiba..."

"Ah, Eun Hye-yaa! Maaf, aku lupa tadi kau bersamaku." potong Jong Kook, khawatir Eun Hye menanyakan hal lain.

"Ji Hyo hebat ya! Baru pertama kali jatuh cinta, ia langsung bertindak hebat!" puji Eun Hye. Jong Kook memasang senyuman palsu dan mengangguk lesu. Tak lama, dilihatnya Ji Hyo memasuki kelas.

"Aaahh!! Teman - teman!! Kalian pasti tidak percaya!!" jeritnya senang sambil menghampiri kedua sahabatnya.

"Aku tahu, Ji Hyo! Kau... di jemput priamu itu, kan?" Ji Hyo mengangguk senang dan langsung memeluk Eun Hye. "Hebat! Bagaimana bisa?"

"Aku tak tahu, tiba - tiba saja dia menjemputku di depan rumah. Padahal, semalam kami tidak bertukar pesan apapun, dan dia juga tidak memberi tahu apapun di sekolah." jelasnya.

" jelasnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat." ucap Jong Kook singkat sambil mengangguk - anggukkan kepalanya. Berusaha menujukkan wajah 'ikut senang melihatnya' pada sahabatnya itu.

"Ahh, Jong Kook-ssiiiii! Rasanya bahagiaaaaa sekali! Kau harus coba untuk jatuh cinta!"

- To be continued...
@spartace76

Sshh... It's Me! ( @spartace76 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang