12. Salam, Anonim

377 29 3
                                    

"Maaf, Dong Wook-ah. Ayo kita ulangi lagi." ajak Ji Hyo.

---

Hari demi hari, Kang Gary semakin menghilang dari pandangannya. Tidak ada lagi pesan masuk darinya, bahkan, dia tidak menghiraukan kehadiran Ji Hyo yang ikut berlatih dengannya sebagai penari cadangan. Gary lebih fokus dengan perempuan yang diajaknya sebagai teman duet di festival nanti. Bahkan, Ji Hyo sering melihat mereka berdua berjalan bersama. Baik di koridor, lapangan, bahkan makan siang bersama. Ji Hyo semakin sedih, ia tidak sanggup lagi melihat semua itu. Meskipun Ji Hyo tahu, dirinya itu belum resmi menjadi sosok yang berarti bagi Kang Gary, tapi... tetap saja perhatian yang di berikan Gary dulu sukses membuatnya merasa spesial dan mengharapkan semuanya kembali.

"Aku tidak pernah menyangka, cinta akan semenyakitkan ini." pangkas Ji Hyo, menutup ocehannya. Kini, ia sedang duduk di cafe bersama Eun Hye dan Jong Kook. Menceritakan bagaimana pria idamannya itu hanya mempermainkan perasaannya.

"Benarkan? Perkataanmu itu salah! Jatuh cinta itu tidak seindah yang kau pikirkan. Hanya manis di awal, kemudian akan terasa pahit akhirnya." ujar Jong Kook yang geram akan Gary. "Seharusnya dia bisa menjaga Ji Hyo, memberikannya perhatian lebih jika dia memang spesial di hatinya. Dasar brengsek!" umpat Jong Kook dalam hati.

"Akhirnya, kau menyesal juga, kan? Menyesal untuk terlalu cinta, sedangkan orang yang kau cintai juga acuh. Kita jarang berbincang karena kau sibuk akan dunia percintaanmu itu, dan tolong bilang kau juga menyesal akan itu." tambah Jong Kook. Eun Hye menyenggol Jong Kook, mengisyaratkannya untuk diam. Emosinya memang sulit untuk di kontrol. Harus diakui, Jong Kook begitu marah. Sangat marah.

"Aku tidak mengerti. Kalau dia benar - benar menyukaimu, dia tidak akan acuh padamu seperti ini, dan aku juga tidak mengerti apa maksudnya dia memberi perhatian lebih padamu waktu itu." kata Eun Hye sambil mengelus punggung Ji Hyo. Ji Hyo hanya termenung, tak tahu harus berkata apa. Pikirannya sungguh kacau.

"Sudahlah, Ji Hyo-yaa. Masih banyak pria lain yang menarik, yang akan benar - benar menyayangimu, memperhatikanmu. Kau tidak perlu khawatir." tambah Jong Kook lagi, di sambut anggukan kepala Eun Hye.

"Kau tidak boleh menangis, tidak boleh bersedih. Akan selalu ada kami untukmu disini." kata Eun Hye sambil memeluk sahabatnya itu.

---

Pelajaran olahraga akan segera dimulai. Seluruh siswa segera pergi ke loker masing - masing untuk mengambil baju olahraga. Ji Hyo dan Eun Hye bergandengan tangan menuju loker. Ji Hyo menghampiri lokernya dan membukanya. Namun, bukan baju olahraga yang dilihatnya pertama kali, tapi sepucuk surat yang jatuh ke kakinya.

"Hah?" penasaran, Ji Hyo memungutnya dan membacanya pelan.

Hai Ji Hyo-yaa. Aku minta maaf, akhir - akhir ini aku jarang berbincang denganmu. Kau sepertinya sangat sibuk, ya? Aku juga sibuk mempersiapkan banyak hal. Kau tahu itu, kan? Temui aku di cafe saat makan siang nanti, supaya kita bisa berbincang lebih banyak. Aku rindu bercanda tawa denganmu!

Salam, Anonim

Ji Hyo tertegun membacanya. Surat yang di ketik rapih itu membuatnya semakin sulit menebak siapa sosok yang mengiriminya surat itu. Di telitinya surat itu dan menemukan sebuah fakta. Ji Hyo langsung bersorak kegirangan. Eun Hye yang penasaran segera menghampirinya.

"Hei! Ada apa? Ayo cepat ganti baju!" perintah Eun Hye sambil menepuk - nepuk pundak sahabatnya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei! Ada apa? Ayo cepat ganti baju!" perintah Eun Hye sambil menepuk - nepuk pundak sahabatnya itu.

"Eun Hye! Lihat ini!" kata Ji Hyo sambil memperlihatkan surat itu pada Eun Hye.

"Omo! Dari siapa ini?" tanya Eun Hye sambil membolak - balik surat itu.

"Aku juga tidak tahu, tapi aku sepertinya tahu siapa dia." bisik Ji Hyo.

"Siapa?" tanya Eun Hye penasaran.

"Kang.... Ga..ry.." bisik Ji Hyo.

"Ah, darimana kau bisa tahu?!" tanya Eun Hye sambil tertawa tak percaya.

"Dia berkata sibuk mempersiapkan banyak hal. Hanya dia lelaki yang aku kenal karena kesibukannya mempersiapkan beberapa hal untuk festival! Benar, kan?" tebak Ji Hyo.

"Benar juga.. tapi, kita bahas nanti. Lebih baik kita segera berganti baju. Kita bisa menemukannya di cafe nanti, ya, kan?" Ji Hyo mengangguk dan segera mengganti pakaiannya, begitu juga Eun Hye. Pikirannya terus mencoba menerka siapa sosok yang mengiriminya surat. Namun, petunjuk apapun yang ditemukannya, pasti tertuju pada satu orang. Kang Gary.

---

Ji Hyo bergegas mengganti pakaiannya ke seragam biasa setelah selesai berolahraga, dan langsung mengajak Eun Hye menuju kantin.

"Ayo, Eun Hye-yaa! Cepat! Aku ingin segera tahu siapa dia!!" kata Ji Hyo tak sabar. Keduanya segera berlari menuju cafe. Sesampainya di cafe, keduanya mengedarkan pandangan. Tiba - tiba, seseorang menabrak Ji Hyo dari belakang. Ji Hyo terkejut dan membalikkan tubuhnya. Ia langsung menutup mulutnya yang kini telah menganga lebar.

"Ji Hyo-yaa! Sudah lama tak bertemu. Hahaha, aku bercanda. Kita sering bertemu di ruang latihan, tapi tak banyak waktu untuk berbicara." kata sosok itu. Sosok itu tak lain adalah Kang Gary. Hal ini membuat Ji Hyo tak percaya. "Jadi, pria itu benar - benar Gary? Penulis surat itu, Gary oppa?" pikirnya tak percaya.

"Ohh, oppa. Kau sangat sibuk akhir - akhir ini." jawabnya sambil menggaruk kepalanya.

"Maaf tadi aku menabrakmu. HaHa, maksudku Dong Hoon memang tidak bisa diam. Dia terus mendorongku. Kurang ajar." ucapnya sambil mengepalkan tangan pada Dong Hoon. Dong Hoon hanya terkekeh sambil melangkah mundur.

"Aku duluan, ya. Ada hal lain yang harus aku lakukan." pamit Gary. Setelah Gary luput dari pandangan, keduanya segera berpelukan dan bersorak girang.

"Benarkan?? Pria itu Gary oppa!!" bisik Ji Hyo sambil sedikit menjerit bahagia.

"Waaahh, hebat! Instingmu hebat! Oh! Itu Jong Kook oppa! Ayo kita kesana! Kita harus ceritakan semuanya pada Jong Kook oppa!" ajak Eun Hye sambil menarik tangan Ji Hyo. Mereka berdua berlari terbirit - birit menghampiri Jong Kook yang sedang asyik memainkan handphone-nya.

"Jong Kook-ssiiii!" jerit Ji Hyo hingga beberapa pasang mata melihatnya dengan tatapan aneh. Jong Kook dengan wajah sumringah cepat - cepat membuka earphone yang sedari tadi bertengger di telinganya.

"Kau harus tahu!" Ji Hyo, pun, mulai bercerita mengenai surat rahasia itu. Ji Hyo juga menambahkan opininya mengenai pria yang kira - kira menulis surat itu.

"Sayang sekali suratnya di ketik, sehingga aku tidak bisa tahu siapa yang menulisnya." ucap Ji Hyo menutup celotehannya. Jong Kook mengangguk - angguk tanpa berkomentar.

"Menurutmu, bagaimana?" tanya Ji Hyo seraya menjetikkan jarinya ke wajah Jong Kook yang tampak melamun. "Kau mendengarkanku atau tidak?"

- To be continued...
@spartace76

Sshh... It's Me! ( @spartace76 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang