13. Salam, Anonim (2)

390 27 0
                                    

"Menurutmu, bagaimana?" tanya Ji Hyo seraya menjetikkan jarinya ke wajah Jong Kook yang tampak melamun. "Kau mendengarkanku atau tidak?"

"Iya aku dengar. Menurutku, jangan terlalu gegabah. Jangan pula terlalu senang. Orang yang menulis surat itu bisa saja orang lain. Buka matamu lebar - lebar. Siapa tahu, itu orang yang benar - benar dekat denganmu atau bahkan... mungkin... tidak pernah kau kenal sama sekali." jelas Jong Kook. Penjelasan itu membuat mulut Ji Hyo mengerucut. "Ahh.. ia mulai bertingkah imut lagi." gumam Jong Kook dalam hati.

"Tapi jelas - jelas dalam surat itu ia menulis 'jarang sekali berbincang' berarti kita sudah saling kenal." kata Ji Hyo percaya diri.

"Yang jelas, orang itu cukup pintar. Ia tidak membuat surat itu dengan tulisan tangannya sehingga kau tidak mudah menebaknya." tambah Jong Kook. Ji Hyo mengangguk sambil melipat tangannya.

"Siapa, ya?" ucapnya sambil terus merenung.

"Hebat sekali kau, punya penggemar rahasia." puji Eun Hye sambil mengacungkan kedua jempolnya.

"Aneh, perempuan seperti Ji Hyo masih saja ada yang mengagumi. Apa bagusnya dia." canda Jong Kook. Hal itu membuat Ji Hyo segera memukulinya gemas.

"Enak saja! Aku itu cantik, pintar, wangi, baik! Kau pikir aku tidak ada kelebihannya apa?" gerutu Ji Hyo sambil terus mencubit dan memukuli Jong Kook. Eun Hye yang melihatnya hanya tertawa, tapi sebenarnya ada sebersit rasa cemburu di hatinya.

"YA!! YA!!! Hentikaaaaan!! Sakit!!" teriak Jong Kook sambil membalas menggelitiki Ji Hyo.

"Sudah sudah! Kalian ini seperti anak kecil saja." ujar Eun Hye sambil menghentikkan keduanya dari aksi saling membalas. Ji Hyo mencibir dan melipat tangannya.

"Bagaimana kalau sepulang sekolah, kita jalan - jalan? Sudah lama sekali kita tidak jalan - jalan bersama." ajak Eun Hye. Ji Hyo mengacungkan jempolnya.

"Boleh! Benar juga ya, sebenarnya kita jarang sekali bermain bersama lagi. Ayoo!" seru Ji Hyo menyetujui ajakan Eun Hye.

"Kalian berdua pergilah. Aku ada latihan vokal." hal itu membuat Eun Hye dan Ji Hyo tertawa.

"Latihan vokal? Tumben sekali! Untuk apa? Kau, kan, penyanyi kandang. Hanya berani bernyanyi di rumah. Tidak pernah aku mendengarmu bernyanyi disebuah acara." ejek Ji Hyo.

"Hei! Aku akan tampil di festival juga! Lihat saja nanti! Maka dari itu, untuk beberapa minggu kedepan aku akan sangat - sangat sibuk." jelas Jong Kook.

"Ah, dasar pria sibuk!"

"Ah, dasar pria sibuk!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Semenjak Ji Hyo menemukan surat rahasia di lokernya, dia semakin tidak fokus dalam pelajaran. Pikirannya sering melayang ke berbagai hal. Berbagai kemungkinan berusaha dia cari hingga membuatnya semakin penasaran. Kini, pelajaran matematika sedang berlangsung. Namun tidak ada setitik niat pun untuk memperhatikan materi yang tengah di sampaikan oleh Choi seonsaeng. Rasanya, ia ingin cepat - cepat pergi ke lokernya dan memeriksa apakah ada surat lainnya. Tiba - tiba, sebuah remukkan kertas mengenai kepalanya. Ia menoleh dan mendapati Jong Kook sedang memperhatikannya. Jong Kook menggunakan dua jarinya untuk menunjuk matanya, kemudian menunjuk Choi seonsaeng dengan telunjuknya. Berusaha memberitahu agar Ji Hyo memperhatikan pelajaran di depan. Namun, Ji Hyo hanya mencibir dan kembali merenung.

Setelah pelajaran usai, Ji Hyo langsung beranjak dari kursinya dan hendak berlari menuju lokernya, tapi seseorang menahannya.

"Ada apa lagiii? Kau terus saja menggangguku! Menyebalkan!" gerutu Ji Hyo.

"Heii.. kau ini kenapa? Sejak tadi tidak memerhatikan pelajaran. Kalau begini terus, bagaimana kau bisa lulus ujian?" tegur Jong Kook sambil tetap menahan Ji Hyo untuk berlari.

"Itu soal mudah. Ada kau dan Eun Hye yang bisa mengajariku nanti. Ya, kan? Aku mau mengecek lokerku. Siapa tahu ada surat lainnya." kata Ji Hyo sambil berusaha melepaskan genggaman Jong Kook yang kuat. "Ayolaaah lepaskaann.."

"Tunggu! Aku.... mmm.. ingin... memberimu dan Eun Hye sesuatu. Jadi tolong jangan pergi dulu! Tunggu sebentar! Ini tidak akan memakan waktu lama! Tunggu! Jangan kemana - mana!" giliran Jong Kook yang berlari keluar kelas dengan cepat. Dengan malas, Ji Hyo kembali duduk di bangkunya.

"Kenapa Jong Kook?" tanya Eun Hye yang penasaran melihat Jong Kook berlari keluar kelas.

"Entah. Dia bilang ingin memberikan kita sesuatu." jawab Ji Hyo singkat. Tak lama, Jong Kook kembali dengan nafas tersengal - sengal. Ia lalu memberi dua coklat batang kepada mereka.

"Ini." ucapnya singkat. Ji Hyo memandang Jong Kook bingung.

"Ini? Kalau ini aku juga bisa beli sendiri!" kata Ji Hyo sambil membuka bungkus coklat itu.

"Kau tidak suka? Sini kembalikan. Ini hanya... mmm... permintaan maafku karena menolak ajakan kalian untuk jalan - jalan." jelas Jong Kook sambil berusaha menarik coklat di tangan Ji Hyo.

"Bukannya tidak suka, aku memang bisa beli sendiri, tapi lumayan, kan, kalau ada yang memberinya secara percuma?"

---

Ji Hyo cepat - cepat membuka lokernya dan BINGO! ada surat lain di lokernya. Ia melonjak kegirangan dan membukanya dengan cepat.

Terimakasih atas perbincangan tadi di cafe, aku merasa kita lebih dekat lagi seperti dulu. Sepulang sekolah nanti, aku ingin melihatmu lagi. Aku akan ada di lapangan. Jangan lupa lambaikan tanganmu, ya!

Salam, anonim

---

"EUN HYE-YAAA!" teriak Ji Hyo sambil memasuki kelas. Dengan terbirit - birit, ia berlari menghampiri Eun Hye yang tengah membaca sebuah komik.

"Ya! Kau ini berisik sekali!" gerutu Eun Hye sambil menutup komiknya dan bersiap mendengarkan cerita sahabatnya itu.

"Ada surat lagi! Mana Jong Kook? Aku ingin menceritakan padanya juga!" seru Ji Hyo semangat sambil menyodorkan surat itu pada Eun Hye. Eun Hye membacanya dengan seksama.

"Dia pergi. Entah kemana." jawab Eun Hye cepat sambil membuka surat yang di sodorkan Ji Hyo. "Waaah, sudah pasti! Ini Kang..."

"Ssssttt!! Pelan - pelan Eun Hye-yaa!" tegur Ji Hyo memotong perkataan Eun Hye.

"Iyaa maksudku Kang Gary! Hanya dia pria yang kau temui di cafe, ya kan?" tanya Eun Hye memastikan sambil berbisik. Ji Hyo mengangguk - angguk semangat.

"Baiklah, pulang sekolah nanti, kau harus jadi saksi bahwa dia benar - benar orangnya!"

---

Ji Hyo dan Eun Hye bergandengan tangan menuju lapangan. Ji Hyo dengan semangat langsung memerhatikan sekitar. Eun Hye melonjak - lonjak kegirangan ketika melihat seseorang.

"Ji Hyo-yaa! Lihat!"

- To be continued...
@spartace76

Sshh... It's Me! ( @spartace76 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang