Satu

3.2K 215 13
                                    


Tujuh motor sport berhenti hampir bersamaan di tempat parkir salah satu sekolah elit yang terkenal, hanya berbeda beberapa detik antara setiap motornya. Dari motor yang parkir paling ujung kanan, seorang siswi berambut pendek langsung turun dari jok belakangnya. Gadis itu lalu bergerak malas menghadap pada si pemilik motor yang kini menatap datar dirinya.

"Apaan sih, bang?" tanyanya dengan wajah sedikit kesal. "Biasa aja dong liatnya. Gue tahu gue cantik."

Hanbin, si pemilik motor yang dipanggil dengan sebutan 'Abang' oleh gadis bernametag Hana itu mendengus malas. Detik berikutnya, ia mengalihkan tatapannya dari Hana. "Jangan ngacoh," ucapnya setelah itu.

"Yeh, siapa juga yang mau ngacoh," jawab Hana tak terima. Gadis itu bahkan bersiap untuk mengeluarkan kalimat lain dari mulut ajaibnya. Beruntung, dua orang siswa lain yang ada bersama mereka segera ke sisinya dan menariknya dari hadapan Hanbin.

"Mending ke mading yuk, Han," ajak salah satu yang bernametag Junhoe.

"Liat pembagian kelas," timpal yang lainnya yang bernama Chanwoo.

Hana mendengus, namun detik berikutnya, ia mengangguk dan mereka bertiga mulai berjalan menuju lobi sekolah sambil berbicara tidak jelas dan beberapa kali terlihat tertawa tak jelas sambil menunjuk beberapa siswa baru yang lewat di dekat mereka.

Hanbin sendiri kembali mendengus malas. Lelaki itu lalu melempar tatapannya ke kiri, memperhatikan keempat sahabatnya yang lain yang masih sibuk di atas motor masing-masing. Ada Bobby yang sedang berkaca pada kaca spionnya, Donghyuk yang sibuk membaca sebuah buku Fisika, Jinhwan yang sibuk merunduk dengan ponsel di tangannya dan Yunhyeong yang hanya melihat-lihat sekelilingnya sambil membalas senyum beberapa orang yang menyapanya.

Hanbin mendengus lagi, lelaki itu lalu mengalihkan tatapannya dari teman-temannya ke arah gerbang sekolah. Dan tepat saat itu, mata Hanbin terkunci pada pemandangan seorang gadis berponi yang baru saja turun dari sebuah mobil mewah. Hanbin tak kenal gadis itu. Tapi, ia tahu jika gadis itu adalah gadis yang setiap pagi pada tahun ajaran lalu, datang bersama dengan Junhoe. Ia juga tahu jika gadis itu adalah saudara sepupu jauh Jinhwan. Ya, hanya itu. Hanya itu yang Hanbin tahu tentang gadis itu. Dan ia tak mau tahu lebih banyak tentang gadis itu.

"Bin," sebuah panggilan dari Bobby yang motornya terparkir tepat di sebelah motor Hanbin dan sebuah tepukan pelan pada pundaknya membuat Hanbin sontak menoleh dan menatap Bobby dengan sebelah alis terangkat. "Masuk, yuk." ajak Bobby kemudian.

Hanbin mengangguk samar. Detik berikutnya, lelaki itu turun sepenuhnya dari motornya dan melangkah mengikuti keempat temannya yang sudah berjalan mendahuluinya.

***

Hanbin menghentikan langkahnya tepat di depan sebuah pintu dengan papan hitam mengkilap bertuliskan 11 IPA 5 pada bagian atasnya. Lelaki itu lalu melongokan kepalanya sedikit ke dalam dan ia dapat melihat Hana, Chanwoo dan Junhoe sedang membuat keributan dengan seorang siswa lainnya. Hanbin mendengus pelan lalu melangkahkan kakinya memasuki kelas itu.

Hanbin sudah tahu jika ia akan masuk ke kelas itu, karena saat ia dan kelima sahabatnya yang lain menyusul Junhoe, Chanwoo dan Hana, ketiga orang itu telah dengan rusuh mengatakan jika mereka sekelas.

"Bang, Kak Ibbob mana?" Hanbin seketika menoleh saat suara Hana kembali terdengar dari tempat ia berdiri saat ini. Lelaki itu kemudian mengendik acuh sebagai jawaban untuk pertanyaan itu.

"Tadi 'kan bareng, bang?" kini giliran Chanwoo bertanya.

"Tahu," jawab Hanbin acuh. "Masih di depan kali. Kenapa emangnya?"

Baik Chanwoo dan Hana sama-sama tak menjawab. Dan Hanbin sama sekali tak mempedulikan hal itu. Ia lebih memilih melanjutkan langkahnya dan duduk di kursi paling sudut.

Suara keributan Hana kembali terdengar saat Bobby dan yang lainnya memasuki kelas. Hanbin bisa mendengar jika mereka membicarakan tentang Olimpiade Sains yang sebenarnya sama sekali tak berhubungan dengan Bobby. Mendengar itu membuatnya malas, maka dengan gerakan lambat ia menutup matanya dan membiarkan mereka berbicara sesuka meraka.

Beberapa saat kemudian, keributan itu mereda. Suara Junhoe yang memekikan sebuah nama membuat Hanbin perlahan membuka matanya. Dan dari sudut matanya saat ini, Hanbin dapat melihat Junhoe berjalan menghampiri tiga orang siswi yang masih berdiri depan pintu kelas.

"Jadi, hubungannya tuh olimpiade sialan sama gue apa?"

Hanbin menoleh saat suara Bobby terdengar dari sisinya. Bobby kini telah duduk di sebelahnya, sementara Chanwoo dan Hana telah mengambil tempat di depan mereka.

"Katanya si Shinbi yang anak IPA 1 mau ngundurin diri, jadi Miss Irene mau pilih lo, Kak," jawab Hana cepat.

"Buat apaan sih?"

"Kan elo jago Kimia,"

Bobby mendengus. Jawaban Chanwoo memang benar, tapi apa memang seperti itu?!

Sementara itu, Hanbin terlihat tak peduli. Ia sama sekali tak tertarik dan tak berniat untuk masuk dalam percakapan tak penting Bobby, Hana dan Chanwoo. Lelaki itu lebih memilih untuk menutup telinga, bersikap tuli pada mereka.

"Hadeeh, si June ngapain, sih?" Bobby melanjutkan obrolan tak jelasnya dengan Hana dan Chanwoo. Lelaki itu kini menatap Junhoe yang sedang tertawa kecil sambil menggoda seorang siswi yang baru masuk tadi. "Gak ditanggepin juga."

"June mah udah kebal sama cueknya Sohyun," jawab Chanwoo yang ikut menatap Junhoe dan siswi bernama Sohyun tadi. Kini, Junhoe dan Sohyun duduk di meja yang sama sehingga mereka bisa menatap pada arah yang sama.

"Sama kayak lo 'kan, Chan? Udah kebal sama mulutnya ular?!" balas Bobby sambil melirik Hana yang sibuk memperhatikan Junhoe dan Sohyun.

Hana seakan tuli. Gadis itu sama sekali tak mempedulikan sindiran Bobby, karena otaknya justru memikirkan hal lain tentang apa yang ia lihat saat ini.

Beberapa saat kemudian, Hana mengalihkan tatapannya dari Junhoe dan Sohyun lalu menatap ke arah Hanbin yang entah sejak kapan sudah membuka matanya dan menatap ke arah yang sama yang ia tatap tadi.

"Kenapa, bang?" tanya Hana tiba-tiba, membuat Hanbin perlahan mengalihkan tatapannya dari Junhoe dan Sohyun pada Hana.

"Kenapa?" tanya balik Hanbin.

Hana tak langsung menjawab. Gadis itu masih memperhatikan wajah Hanbin yang saat ini tak menunjukan ekapresi apapun. Huh, memang, kakaknya itu terkadang menyebalkan karena wajah datar sialan itu.

"Itu kenapa liat Kak Jun sama Sohyun begitu?" tanya Hana lagi.

Hanbin diam sesaat. Lelaki itu menatap Hana sebentar sebelum ia melirik Junhoe yang masih asyik mengganggu Sohyun di depan sana. Lima detik setelahnya, ia kembali mengalihkan tatapannya dari mereka, menatap Hana sekilas lalu kembali memejamkan matanya.

"Penasaran aja,"

Penasaran? Haha, hati-hati sama penasaran, bang! Karena rasa penasaran bisa buat lo ngerasain perasaan yang lain.

***


Haiiiii....

WELCOME TO IKON SCHOOL LIFE NEW VERSION...

Adakah pembaca lama? Apakah kalian merasa ada yang berbeda dengan cerita yang ini? Heem, aku emang mau coba yang baru dan aku harap kalian bisa nerima karya ini...

Pembaca baru?
Selamat datang di dunia Baekho ISL nya Yoa... Maaf kalo ini rada aneh, semoga kalian betah..

Apalagi ya?? Gak ada, jadi aku minta kritik sarannya dong... Kalo mau nanya juga boleh...
Hehehe..

Oh ya, jangan lupa vote n coment nya ya, teman-teman....

191217
YoaMaria

Leader Couple (Hanbin-Sohyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang