Delapan Belas

833 109 25
                                    


Hana menautkan kedua alisnya, menatap aneh sang kakak yang kini terlihat tak seperti biasanya. Di sisinya, Chanwoo terus menyenggolnya, membisikan sesuatu sambil menatap Hanbin yang kini berjalan di depan mereka.

"Kenapa sih?" lelaki jangkung itu kembali berbisik, menatap Hana sekilas sebelum menatap Hanbin yang masih berjalan di depan mereka dengan tenang. "Kok horor?"

Hana mendelik, melempar tatapan tajamnya pada Chanwoo sebelum ia menabok pelan lengan lelaki itu. "Apa sih, lo? Gue hampir teriak," dumelnya malas.

Chanwoo hanya meringis lalu menggerakan dagunya untuk menunjuk Hanbin di depan sana. "Abang lo kenapa?" tanyanya masih berbisik. "Gak biasanya dia sumringah begitu. Gue yang biasanya liat muka galaknya tiap pagi, serem ngeliatnya. Gak kesambet kan?"

"Mana ada kesambet sampe semalaman?!" jawab Hana cepat, membuat Chanwoo kembali menautkan alisnya dengan kening yang berkerut.

"Ha? Maksud lo dia kayak gitu dari kemaren?" Hana mengangguk dua kali, membenarkan pertanyaan Chanwoo. "Gak mungkin ah. Semalam kan gue di rumah lo. Dia masih biasa aja, malah ngusir kita lagi."

"Abis nganterin mie ayam ke tempatnya..."



"WOE!"



Hana mengatupkan bibir dengan ekspresi jengkel, sementara Chanwoo mendengus keras dan membuang tatapannya ke sembarang arah saat Junhoe tiba-tiba muncul, berteriak keras lalu menyeruak di antara keduanya lalu merangkul bahu mereka.

"Apa sih, lo? Pagi-pagi udah teriak," sembur Hana kesal.

Junhoe tak menyaut. Lelaki tinggi itu justru menatap kedua orang yang ada dalam rangkulannya itu bergantian dengan tatapan selidik yang menyebalkan.

"Lo berdua ngapain pagi-pagi udah bisik-bisik?" tanyanya kemudian. "Pacaran ya?"

"Bukan urusan lo, njir!" jawab Chanwoo acuh.

"Tau nih. Lepasin gue ah!" balas Hana sambil berusaha melepas rangkulan Junhoe.

"Gue laporin Hanbin ya? Lo berdua," ancam Junhoe saat kedua orang itu hanya menatap malas ke arahnya.

Lima detik setelah itu, lelaki itu menatap kembali ke depan. Matanya lalu berbinar saat melihat sosok Hanbin yang sedang berjalan menaiki tangga menuju lantai dua.

"Bin?" panggilnya kemudian.

Hanbin berhenti melangkah. Lelaki itu lalu menoleh dan menatap mereka bertiga dengan kedua alis yang bertautan. Tapi, belum sempat Junhoe mengatakan maksudnya, lelaki itu sudah tersenyum kecil lebih dulu.

"Eh, Hyun?"

Mata Hana dan Chanwoo melebar. Bahkan Junhoe langsung mengumpat kasar setelah mendengar apa yang keluar dari mulut Hanbin. Hana dan Chanwoo lalu kompak menoleh ke belakang. Ekspresi kaget mereka semakin terlihat jelas saat mereka melihat sosok Sohyun yang tengah berdiri diam sambil menatap Hanbin dengan eskpresi datar seperti biasa. Sementara itu, Junhoe masih sibuk memaki Hanbin karena mengabaikannya dan malah sibuk dengan Sohyun.

"Ke perpus dulu, yuk?"

Seperti kembali ke dunia nyata, ketiga orang itu kembali kaget dan menatap Hanbin yang baru saja mengajukan pertanyaan itu dengan senyum kecil yang sama, sebelum menatap Sohyun.

Hanbin diam dan menunggu. Sementara Sohyun hanya diam dan tak memberikan jawaban. Gadis itu bahkan tak mengangguk ataupun menggeleng. Tapi, beberapa saat kemudian, ia menggerakan kakinya, berjalan melewati Hana, Chanwoo dan Junhoe begitu saja. Saat tiba di sisi Hanbin, gadis itu sama sekali tak berhenti. Ia tetap melanjutkan langkahnya dengan tenang dan melewati Hanbin begitu saja. Lalu Hanbin? Lelaki itu melebarkan senyumnya sebelum melangkah mengekori Sohyun.

"Eh, kok bisa begitu?"

"Hanbin sialan emang. Gue yang manggil, dia malah salfok sama cecan," Junhoe sepertinya masih baper, kawan.

"Abang gue kayaknya mulai suka-sukaan deh."






^*leader couple*^






Jungkook bersorak heboh di depan kelas dangan Mark yang menggerakan badan tak jelas di depan Yeri dan Saeron, membuat kedua gadis itu kompak menabok mereka karena ulah tak jelas mereka. Di belakang kelas, Bobby duduk di tempat duduk Hanbin sambil menatap serius ponselnya. Hana dan Jinhwan duduk di depannya dengan membalikan kursi ke belakang, lalu Chanwoo dan Yugyeom menarik kursi lain dan duduk berkeliling di meja Hanbin. Mereka semua sibuk dengan ponsel masing-masing. Sementara itu, Rosie, Jennie dan Yoojung duduk berkumpul di bangku Rosie dan Lisa. Lisa sendiri sedang bersama Sohyun dan Jisoo di tempat duduk Sohyun. Di sudut kelas yang lain, Hanbin sibuk bersama Taeyong dengan ponsel masing-masing. Sementara siswa lainnya sibuk berkeliaran di luar kelas.

Jika sudah seperti ini, dapat dipastikan jika kelas IPA 5 sedang jam kosong. Tidak peduli guru siapa yang seharusnya mengajar, mereka kini sibuk dengan dunia masing-masing karena guru itu tak masuk.



"HANBIN?"




Saat semua sedang sibuk dengan dunianya sendiri, suara Jimin tiba-tiba terdengar disusul kemunculan kehadiran lelaki itu dari pintu kelas.

"Berisik, anjir! Gak usah teriak aja, kenapa?" dan Bobby sukses mengumpat pada lelaki karena suara Jimin berhasil memecahkan fokusnya bermain game sehingga ia kalah dari Jinhwan yang kini tersenyum bangga.

"Eh gitong, dari tadi si Jungkook teriak lo gak masalah, kenapa sekarang gue teriak lo malah sewot?!" balas Jimin tak terima.

"Ya, lo ngagetin, bantet," jawab Bobby.

Jimin hendak membuka mulutnya untuk membalas ucapan Bobby, tapi suara Hanbin yang terdengar dari belakang, membuat lelaki itu mengurungkan niatnya dan menatap pada sang ketua kelas.

"Dicariin Gea, Bin," jawab Jimin.


"WHAT?"



Tapi, suara kekagetan itu bukan datang dari Hanbin. Karena Jungkook lah yang berteriak. Yang berikutnya, membuatnya mendapat serangan tabokan bukan hanya dari Yeri dan Saeron yang ada di depannya, tapi juga dari Mark yang sedang berdiri di sampingnya.

"Gea siapa, sih?" tanya Hanbin malas, sambil memasukan ponselnya ke dalam saku celananya. Lelaki itu lalu menatap Taeyong seakan pertanyaan yang ia ajukan memang untuk Taeyong. Taeyong sendiri hanya mengendikan bahunya, membuat Hanbin kembali menatap ke depan.

"Gea siapa?" tanya Hanbin pada Jimin yang kini masih berdiri di depan kursi Sohyun dan Yoojung, sibuk berbicara dengan Lisa.

"Anak IPA 1," jawab Jimin seadanya.

Hanbin mendengus malas, kemudian matanya tak sengaja beradu dengan mata Sohyun yang kini juga menatapnya dengan tatapan datar seperti biasa.

"Cepeten, Bin. Kasian, anak orang ada kelas," suara Jimin kembali terdengar saat Hanbin tak memberikan pergerakan untuk keluar kelas. Tapi, lelaki itu masih diam di tempatnya, beradu tatapan dengan Sohyun yang entah mengapa terlihat semakin tajam saat suara Mark dan Jaehyun yang menyahuti dengan nada menggodanya.

"Bin, lo ada urusan apa sama cewek gue?" sampai suara Jungkook kembali terdengar, setelah lelaki itu memukul kepala Mark dan mengumpat pada Jaehyun. "Kok gue gak tahu?" selanjutnya, Jungkook menatap Jimin dengan tatapan tak terimanya. "Elo juga, Jim. Ngapain Gea nyariin Hanbin? Seharusnya gue!"

Jungkook maju, berniat keluar kelas lebih dulu. Tapi Jimin menghalanginya dan langsung menyuruh Hanbin keluar.

Hanbin yang memang sudah malas dengan itu, akhirnya melangkah keluar kelas. Tapi, selama berjalan keluar kelas, tatapannya masih terkunci pada Sohyun yang juga menatapnya.



"Fix, abang gue emang benar udah suka-sukaan."






^*leader couple*^






Hayoloh... Gea siapa? Mau ngapain sama abang Hanbin?






YoaMaria

Leader Couple (Hanbin-Sohyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang