Dua Puluh Lima

747 100 14
                                    


Jungkook melompat riang memasuki kelas dengan membawa sebuah notes dan ponsel berwarna putih. Tidak lupa juga lelaki itu memamerkan senyum paling manisnya saat matanya menangkap sosok sang wakil ketua kelas yang sedang berdiri di depan pintu kelas dengan memasang ekspresi datarnya yang biasanya.

"Eh, ada ibu wakil cantik. Tahu aja deh kalo Jungkook lagi nyariin," lelaki itu menyapa Sohyun dengan cengirannya.

Sementara Sohyun tak membalas. Gadis itu masih di posisinya dengan tatapan yang sama.

"Bu wakil, minta waktunya dong. Bentaran aja, mumpung belum bel nih," ucap lelaki itu dengan manis.

Sohyun maju selangkah. Gadis itu sama sekali belum menjawab ucapan Jungkook, membuat lelaki di depannya itu hanya merengut tak jelas.

"Gue mau nanya sama lo!" ucap Sohyun tanpa menjawab pertanyaan Jungkook, membuat lelaki itu mengulum bibir dan menghilangkan cengirannya.

"Apa?" tanyanya kemudian dengan nada yang terdengar ketus, entah ke mana hilangnya ucapan manis ala playboy yang tadi ia suguhkan pada sang wakil ketua kelas.

"Maksud lo apaan, ngelakuin itu?"

Jungkook diam sesaat, tiba-tiba teringat ucapan Aldy di Phoenix kemarin yang menceritakan pada teman-temannya tentang apa yang Sohyun katakan tentang Gea, pacarnya.

"Lo udah tahu, jadi kenapa lo nanya?!" tanyanya balik.

Sohyun berdecak, lalu menatap jengkel.

"Tapi buat apaan? Lo gak mungkin kepo sama perasaan gue gitu aja kan?"

Jungkook berdecak lalu membuang tatapannya ke sembarang arah. "Tau ah, doi lo bego sih!" lelaki itu akan memutar langkah dan pergi meninggalkan Sohyun, tapi ia ingat ada yang harus ia kerjakan.

"Dari pada lo kepo sama itu, mending lo jawab ini deh," lelaki itu lalu mengulurkan tangannya, memberikan notes yang tadi ia bawah pada gadis di hadapannya itu.

"Apaan?"

"Cewek gue, ketemu Hanbin mau nanya, kapan bisa wawancara lo. Berhubung batas waktunya udah deket, dia gak bisa nunggu, dia nitip ini. Dia gak enak kalo ketemu sama lo, jadi dia nitip ini. Lo jawab pertanyaannya."

"Ha?"

Sohyun bingung. Jungkook ngomong apa sih? Sohyun tahu tentang wawancara itu. Tapi, ia sama sekali tak mengerti apa yang lelaki itu bicarakan baru saja.

Melihat reaksi Sohyun, Jungkook lantas berdecak dan berbalik. Pas sekali, saat ia berbalik, matanya langsung menangkap sosok Hanbin yang baru memasuki kelas dengan Hana dan Chanwoo di belakangnya. Lelaki itu segera mengambil langkah mendekati Hanbin.

"Nih ambil," ucapnya cepat sambil memberikan notes yang tadi akan ia berikan pada Sohyun.

Hanbin yang tak siap dengan apa terjadi hanya mampu menatap Jungkook dengan heran sambil menerima notes itu.

"Apaan?" tanya Hanbin bingung.

"Wawancara Sohyun!" ucapnya cepat. "Gara-gara lo nih, Gea gak enak ketemu Sohyun buat wawancara lagi. Jadi, lo harus wawancara Sohyun," ia lalu mengulurkan tangannya yang memegang ponsel berwarna putih itu juga. "Jangan lupa direkam."

Hanbin belum menerima ponsel itu. Ia masih betah dengan tatapan herannya pada Jungkook.

"Pake hape ini?"

Jungkook mengerjap, lalu menatap ponsel di tangannya sebelum ia menarik kembali tangannya. "Jangan pake punya cewek gue, pake punya lo aja. Abis itu kirim ke gue."

Dan selanjutnya, tanpa menunggu jawaban Hanbin, ia berjalan keluar kelas begitu saja.

Setelah Jungkook keluar, tatapan Hanbin langsung tertuju pada Sohyun yang belum beranjak dari tempatnya tadi. Gadis itu diam, menatap Hanbin sebentar sebelum ia membuang muka sambil mengibaskan tangannya di depan wajahnya.

"Ciee, dianya salting," Hanbin yang masih menatap Sohyun tiba-tiba mengerjap saat mendengar bisikan Chanwoo yang masih ada di belakangnya.

"Ck, apa sih lo?" tanyanya setengah kesal, setengah salting juga.

Chanwoo mengendik lalu memainkan mata dengan gaya yang menyebalkan.

"Dianya suka sama lo. Lo juga suka sama dia, nunggu apa lagi sih?" ucap lelaki tinggi itu mengompori. "Gerceplah, bang. Keburu diambil orang."

Hanbin diam. Tak menanggapi ucapan Chanwoo secara berlebihan dan masih menatap Sohyun yang entah mengapa masih betah ditempatnya berdiri saat ini.

"Gue denger, mantannya mau minta balikan sama dia. Masa lo kalah sama mantannya sih, bang? Jaman sekarang tuh, kalah sama mantannya gebetan, sama aja gak ada harganya. Mantan tuh sama aja bekas, udah dibuang. Masa lo kalah sama sampah yang udah dibuang?!"

Oke, sepertinya mulut kompor Chanwoo sukses memprovokasi Hanbin. Buktinya, si ketua kelas terlihat memasang wajah kesal dan tak terima saat kalimat-kalimat Chanwoo sampai ke telinganya. Rasanya ia tak ingin apa yang Chanwoo katakan menjadi kenyataan. Jelas! Mana mau Hanbin disamakan dengan sesuatu yang lebih rendah dari sampah?! NO WAY!

Hanbin mulai bergerak, maju beberapa langkah hingga tiba di hadapan Sohyun yang entah sejak kapan menatap ke arah bangku yang kebanyakan masih kosong.

"Hyun, lo kapan punya waktu kosong hari ini?" tanyanya langsung.

Pertanyaan Hanbin yang tiba-tiba terdengar membuat Sohyun mengerjap kaget. Ia bahkan berani bertaruh jika ekspresinya pasti sudah tak karuan saat menoleh dan menatap Hanbin.

"Ha?"

Hanbin mengangkat tangannya yang memegang notes yang diberikan Jungkook dengan tenang, berusaha menahan dirinya untuk tak terkekeh dan mencubit pipi Sohyun karena ekspresi wajah gadis itu yang ia nilai sangat menggemaskan.

"Lo udah tahu 'kan?"

Sohyun diam sesaat sebelum mengangguk tanpa membuka suara untuk menjawab pertanyaan itu. Gadis itu lalu mengulum bibirnya sebelum mengulurkan tangannya seakan meminta sesuatu dari Hanbin.

"Kasih ke gue notesnya. Gue bakal balikin ke Gea supaya dia sendiri yang wawancara gue," ucap Sohyun.

Hanbin menggeleng, lalu menarik tangannya begitu saja.

"Gak!"

Sohyun mendongak, menatap lelaki itu tak mengerti.

"Kenapa?"

"Emang kenapa kalo gue yang wawancara? Lo pikir gue gak bisa wawancara?"

Sohyun tiba-tiba berdecak. Rasanya ia ingin menjambak Hanbin karena pertanyaan bodoh yang lelaki itu ajukan.

"Bukan itu masalahnya!" balas Sohyun kesal. "Ini harus Gea sendiri yang wawancara. Nanti kalo ada pertanyaan dadakan, emang lo bisa buat?"

Hanbin mengerjap, merasa tak paham dengan apa yang baru saja Sohyun katakan. Apa? Pertanyaan dadakan? Maksudnya?

Melihat reaksi Hanbin yang tak kunjung menjawab pertanyaannya, Sohyun lantas berdecak lalu menatap jengkel lelaki itu.

"Ya udah sini. Biar gue aja yang ketemu Gea sendiri."

"Yakin lo mau ketemu Gea sendiri?"

Sohyun mengulum bibirnya lagi, merasa pertanyaan Hanbin seperti menyudutkannya. Sebenarnya, ia belum mau ketemu dengan Gea dulu, setelah tahu semuanya dari Junhoe. Seharunya, bukan Gea yang merasa tak enak, karena nyatanya ia yang merasa demikian pada gadis itu. Tapi, jika ia tak bertemu dengan Gea dan minta maaf sekarang, ia tak tahu kapan akan punya muka untuk bertemu dengan gadis itu. Maka, ia tak punya alasan selain..

"Nanti minta Jungkook temenin," jawab gadis itu pelan.

"Kenapa harus Jungkook sih?" tanya Hanbin kesal. "Gue aja. Gue yang ada pas lo ngatain dia. Lagian ngajak Jungkook sama aja lo gak akan diwawancara."

"Ya udah, lo aja."






^*leader couple*^






YoaMaria

Leader Couple (Hanbin-Sohyun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang