chapter 1

5.9K 183 11
                                    

Pagi buta, belum bisa di katakan subuh karena memang masih skitar jam 3 pagi. Seorang gadis berusia 17 tahun yang kemarin baru saja berulang tahun dengan mata masih sedikit terpejam berjalan suntuk menuju kamar sebelah dengan menggendong sebuah guling kumel bermotif micky mouse. Gagang pintu ia putar, dan masuk tanpa menutupnya kembali. Ia masuk di antara selimut yang masih menutupi sang empunya ranjang. Salsa Adinda Ramon menggeser kepalanya di sebuah bantal yang sudah terisi kepala, iya kepala abangnya Randy Ananda Ramon. Abang tau betul kalau yang hobi menyeruduk bantal tak lain dan tak bukan adalah gadis manja, cerewet, tomboy dan paling ia sayang yaitu Salsa atau biasa ia panggil Adek.

Begitulah kira-kira Salsa di pagi hari, entah mengapa tiap jam 3 pagi tubuhnya selalu membawanya masuk ke kamar abang, karena pada dasarnya dia penakut sekali, sebelum tidur mama selalu minta di temani abang dulu, dan ketika ia menyadari abang tidak ada di sampingnya dia akan mencari abang ke kamarnya.

" dek... adek...!" Abang menggoyang-goyang tubuh adek yang masih terjaga.

"Apa..." rengek Adek yang tak ingin di ganggu.

"Ini udah subuh ih bangun!" Seru abang, yah rutinitas pagi si abang selain pagi buta masih di ganggu si adek ketika subuh datang dia masih harus sibuk membangunkan adiknya yang kebluk alias susah bangun kata orang sunda bilang.

"Iya adek udah bangun ko..." jawabnya dengan mata yang masih rapat, seolah ada lem yang menempel rekat di matanya.

"Itu matanya merem!" Omel Abang, abang memang paling sabar, mereka hanya berbeda usia 3 tahun tapi abang mengayomi adeknya seperti ia memperlakukan anak umur 5 tahun. "Adek...!" Abang berdiri dan menempatkan tangannya di pinggang tanda ia kesal, namun tetap saja pria berkaca mata itu selalu tersenyum melihat adiknya terlelap mengatakan ia sudah bangun tapi masih terjaga. "Bukannya adek bilang sekarang ada pensi di sekolah... kamu jadi panitia kan?"

Seketika gadis itu bangkit dan duduk seraya tersenyum pada abangnya yang cerewet.

"Adek udah bangun ko... tadi acting!!!" Serunya sambil berdiri dan loncat dari ranjang abang lalu pergi tanpa rasa malu. Abang hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

Rutinitas pagi selain membangunkan adek, setelah sarapan bersama mama, papa Salsa pamitan di susul Abang Randy yang seperti biasa mengantar Salsa sekolah sebelum berangkat kuliah. Penampilan Salsa rada berbeda, kali ini ia tak pakai seragam sekolah karena memang harusnya casual saja, ia mengenakan celana jeans, kaos putih bermerekan panitia di punggungnya, dengan lengan panjang namun di lipat sampai sikut. Abang memandangi Salsa dari atas kepala sampai kaki.

"Celananya ketat!" Salsa memeriksa celana jelans berwarna biru yang ia pakai.

"Abang... celana jeans cewek tuh emang begini..." jawabnya sambil senyam-senyum seolah telah mempersiapkan jawaban karena ia tau abangnya akan protes.

"Itu... kenapa ada bolongnya di lutut?" Abang menempatkan tangannya di dada menganalisa outfit adiknya. Salsa memonyongkan mulutnya.

"Kalo ini... namanya M O D E!" Tegasnya, abang menggeleng cepat memainkan telunjuk tangannya.

"Ganti!" Papa dan mama hanya tersenyum dan turut bertukar pandang dengan karakter posesif Randy.

"Ih abang mah!!!" Rengek Salsa, sembari memutar tubuhnya mengikuti perintah sang abang untuk berganti celana.

"Gak usah seposesif itu sama adek sendiri!" Ungkap mama yang masih duduk di kursi meja makan.

"Ada bagusnya sih mah... tugas kita sedikit berkurang karna ada bang Dy yang gantiin." Tambah papa. Randy tersenyum bangga melihat adiknya patuh padanya.

Abang, Ade Jatuh Cinta...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang