chapter 5

1.3K 118 1
                                    

Sejak saat itu yang Salsa lakukan hanya stalking IG Gerry, dan teman-teman segengnya termasuk Nadia. Gerry jarang upload foto atau sekedar membuat Instastory, Salsa mendapat banyak informasi dari Ig teman-temannya termasuk Nadia yang rajin membuat instastory , sesaat semua itu membuat Salsa emosi sampai marah-marah sendiri, tapi ketika logikanya kembali, ketika ia melihat bahkan tak ada satu sosok wanitapun di dalam IG Gerry kecuali ibunya. Setega itukah sampai ia tak mengupload foto kekasihnya sendiri jikapun Nadia memang kekasihnya. Seketika handphone Salsa mendering, dan ia terkejut bukan main ketika ia mendapati nama Gerry di telponnya.

Gerry nelpon? Gerry nelponnnnnnnnn...

Salsa naik ke atas ranjang dan segera duduk rapi di tengah-tengah kasurnya dan mengangkat telpon itu segera.

"Hallo..."

Hallo Sa... apa kabar?

Tiba-tiba jantung Salsa berdetak tak karuan, wajar saja jika kabarlah yang pertama ia tanyakan, karena sudah sekitar 1 minggu mereka tidak bertemu, dan hanya beberapa kali chat yang mereka lakukan.

"Hmm... baik... kaka apa kabar?"

Baik ko... alhamdulillah... aku tadi ngobrol sama Randy...

Teg...

Tiba-tiba Salsa ingat kalau ia pernah meminta abang agar membuat mereka jalan berdua.

"Oh iya kenapa emangnya?" Terdengar suara tawa di balim telpon.

Abang kamu tiba-tiba nyuruh aku anterin kamu latihan berkuda.

Jawabnya, Salsa berusaha menenangkan diri.

"Oh gitu ya? Kayanya abang gak bisa neminin deh..." ia menggoyang-goyangkan tubuhnya kegirangan.

Tadi sih dia ngomong gitu... tapi kalau minggu pagi gak tau sempet apa engga ya...

Salsa menyimak meski ada sedikit kecewa di benaknya.

Iya aku hari sabtu paginya mau ke Surabaya, ada bisnis sama temen-temen. Aku pulang minggu pagi soalnya.

"Oh kalo gak bisa gak papa ko Ka... aku bisa pergi sendiri." Jawab salsa.

Tempat latihannya di mana Sa? Aku usahakan ko...

"Bogor ka..."

Wah jauh juga...jangan sendiri! Oke aku jemput di rumah ya...insha Allah

Salsa kembali girang. Namun ia teringat, abang bisa saja berubah fikiran dan merengek ingin ikut.

"Jangan jemput di rumah deh... kita ketemuan aja di depan halte deket komplek rumah Salsa." Jelas Salsa.

Oke, jam berapa???

"Jam 9..."

Iya aku usahakan ya...

Setelah percakapan mereka selesai dan telpon dimatikan, segera setelah itu Salsa loncat-loncat kegirangan di atas ranjang.

"Mimpi apa gue semalem?? Asikkkkkkkkk!!!" Teriak Salsa, terus meloncat di atas ranjang.

---

----

The day-

Salsa sudah tampil cantik, dengan penampilan casual dan santai, ia sudah berdiri dengan gembira di halte. Tepat pukul 9, ia sudah senyam-senyum sendiri sambil melihat ke arah jam. Sebetulnya banyak yang ia khawatirkan karena dari semalam Gerry tidak membalas bahkan membaca chat yang Salsa kirim. Tapi biasa apa ia, sebagai wanita yang bahkan belum bisa di katakan spesial bagi Gerry ia hanya bisa pasrah dan menerima perlakuan apapun yang Gerry lakukan padanya. Setelah lelah berdiri, Salsa kembali melihat jam yang sudah menunjukan arah jam 10. Sudah 1 jam ia berdiri tak jelas, ia memilih duduk dan memainkan beberapa permainan di smartphonenya. Meski fikirannya terbang entah kemana tetap saja ia ingin berharap bahwa tiba-tiba Gerry sudah ada di hadapannya.

Abang, Ade Jatuh Cinta...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang