Chapter 15

681 112 15
                                    

Sepeninggal abang dari kamarnya, Salsa kembali menangis merasakan betapa rindu ia pada Gerry, meski kenangan itu belum lama terajut, namun entah bagaimana bayangan itu terus mengganggunya. Salasa menggambil handphonenya yang sedari tadi bergetar. Ada sekitar 10 wa dan belasan panggian dari Gerry. Salsa membacanya satu demi satu.

✔️Sa... Maafin aku...

✔️Bisa kita bicara sebentar?

✔️Aku mohon Sa...

✔️aku di depan rumah kamu...

✔️Sa... Aku gak akan pulang sampe kamu temui aku...

✔️Sa aku mohon seenggaknya kamu tunjukin wajah kamu di jendela...

✔️Kali ini aja..

✔️ Sa kamu salah faham...

✔️Seenggaknya angkat telpon aku...

✔️ Saaaa...

Salsa memeluk handphonenya dan mematikan handponenya segera, ia mengintip di balik tirai rumahnya memastikan keberadaan Gerry. Yah Gerry memang berada di sana, mondar-mandir sambil memgangi hpnya, menengadah menuju kamar Salsa. Namun Salsa kembali membulatkan tekadnya dan menutup tirai.

Maafin aku Ka, aku gak bisa... Aku capek... Aku muak liat kebaikan kamu sama Nadia.

Gerry masih saja berdiri, wajahnya amat sangat kecewa ketika ia dapati no hp Salsa tak lagi aktif. Tak lama hp nya berdering, mama menelpon.

"Iya mah?"

'Assalamualaikum... ' mama mengingatkan.

Gerry mendesah.

"wa'alaikumssalam..."

'kamu kenapa?' tanya mama.

"gak papa ko mah..." jawab Gerry.

'mama lagi di rumah tante Nisa nih nak, bisa jemput gak? Mama rasa kamu udah pulang kuliah...' pinta mama.

"Iya... Aku kesana." jawab Gerry tanpa ragu. Ia tak pernah bisa menolak permintaan mamanya sekalipun ia tak ada waktu atau disaat-saat seperti ini. Gerry kembali masuk kedalam mobilnya.

Setelah beberapa menit ia menancap gasnya, ia tiba di tempat sahabat ibunya, tak butuh waktu lama lagi mamanya masuk kedalam mobil dengan sebuket bunga mawar putih di pangkuannya dan satu paper bag di tangannya, wajahnya tampak berseri-seri.

"Bunganya gede banget..." ungkap Gerry. Mama menatap Gerry kecewa.

"Kamu gak tanya bunga apa ini?" tanya mama. Gerry tersenyum.

"Emangnya bunga apa nyonya???" ledeknya.

"kamu lupa hari ini ulang tahun mama." Rengek mamanya yang selalu manja padanya. Gerry menepak jidatnya.

"Maafin aku mah..." Mama tersenyum dan mengangguk, Gerry segera memeluk orang tua tunggalnya itu.

"happy birth day mah... Semoga mamah selalu bahagia di dunia dan di akhirat kelak, panjang umur sehat selalu..." mama tersenyum dan mengelus punggung putra manisnya.

"makasih sayangggg!!!" teriaknya. Gerry melepas pelukkannya.

"Mama mau hadiah apa?" mama terdiam sambil memutar matanya berfikir meminta hadiah spesial dari Gerry.

"hmmm... Sebenernya mama gak mau apa-apa dari kamu... Cukup kamu bahagia dan sehat, itu hadiah buat mama..." jawaban mama. Gerry menggelngkan kepalanya.

Abang, Ade Jatuh Cinta...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang