chapter 2

2.1K 129 5
                                    

Salsa masih asik loncat-loncat di depan panggung beserta kerumunan siswa lainnya, karena semakin kesini lagu-lagu yang di bawakan Gerry dan yang lain semakin asik, hingga ia tak menyadari ada sebuah tangan menariknya keluar dari kerumunan. Salasa memandang kasar pada orang itu, dan betapa kagetnya ia ketika ia dapati abang Randy lah yang menarik tubuhnya.

"Adek ngapain loncat-loncat begitu?" Omelnya sambil menarik Salsa ke back stage.

"Abang..." Salsa menghentikan langkahnya dan melepas tangan kakaknya. "Ngapain abang ke sini...?"

"Tadikan abang udah bilang abang mau ke sini... kamu ngapain joged-joged di sana?" Tanya abang dengan tatapan menghakimi.

"Aku... aku enjoy the show..." jawab Salsa.

"Kamu panitia, udah diem di back stage aja!" Abang mendorong Salsa kembali masuk ke back stage. Salsa terhenti.

"Gak mau!" Bantahnya. Abang terperangah, heran melihat Salsa dengan mudah membantah padanya. "Ini tuh gara-gara abang tau gak... untung ada Gerry..."

"Gerry?" Abang memutar matanya mengingat betapa familiar nama itu dalam ingatannya. Seketika ia ingat laki-laki di atas panggung tadi. Gerry? Gerry Panduatmaja? Yang tadi di panggung? Wahhh diakan temen kuliah gue... fikirnya

"Abang ko bengong!" Sentak Salsa.

"Kamu kenal sama si Gerry?" Salsa tampak salting dan segera memegangi kedua pipinya yang mulai merona. "Ih kamu kenapa?"

"He absolutly gorgeous... seumur hidup aku baru kali ini liat cowok seganteng dan sekakalem dan setinggi dan..." abang menutup mulut salsa segera.

"Apa kabar abang!!!" Serunya tampak kecemburuan terukir jelas di wajah abang yang sama-sama tampan.

"Abang juga ganteng tapi abang terresek!" Jawab Salsa.

"Eh si Gerry tuh temen kuliah abang! Pantesan dia dari kemaren bolos mampir ke sini toh." Cetus abang, Salsa terkejut namun sedikit senang karena mendengar abang berteman dengan Gerry.

"Wahhh seriusan bang dia temen abang..." Salsa girang sambil menggelayutkan tangannya di tangan abang. "Minta pinnya ya bang, minta no WA nya juga, akun IG juga deng biar aku bisa stalking dia." Abang menatap adiknya khawatir.

"Jangan mau dia play boy, pacarnya di mana-mana... ada juga tuh satu cewek yang hobinya ngintilin dia."jelas abang berusaha mengorek-ngorek kesalahan Gerry. Salsa melepas tangannya dari tangan abang dan menatap abang sangar.

"Jangan suka fitnah orang!" Abang menghela nafas, dan menarik adiknya berusaha mencari-cari sosok cewek yang selalu ngintilin Gerry kemana-mana, karena ia yakin diamana Gerry berada cewek itu selalu ada juga. Akhirnya dengan puas Randy menemukan sosok itu, sosok perempuan yang sedang memfoto kegiatan manggung Gerry di sudut panggung. Dengan bangga telunjuk abang tertuju pada wanita yang tengah sibuk mengabil foto itu.

"Noh... si Nadia, mahasiswa fakultas kedokteran di kampus abang... hobinya glandotan mulu sama Gerry, kemana aja Gerry pergi tuh orang pasti ngikut. Apa dong sebutannya kalo bukan pacar?" Salsa menjatuhkan telujuk abang dan berusaha membuang fikiran jeleknya tentang Gerry, karena hati kecilnya tetap ingin mengenal Gerry lebih dalam.

"Bisa aja itu kang fotonya dia kan!" Salsa berbalik mengacuhkan Randy dan berusaha bergegas namun Randy menarik tangan Salsa.

"Jangan suka sama dia!" Sentak abang. Salsa berbalik dan menatap Randy galak, lalu memeletkan lidahnya dan melepas tangan abangnya lalu kabur.

Kejiadian itu menjadi awal mula kisah cinta pertama Salsa bermula. Perubahannya sangat drastis, Salsa jadi senang pakai rok, dia lebih feminim dan sering touch up, Salsa mulai gak mau abang nemenin dia sebelum tidur karena Salsa mulai sibuk chatting dan video call sama Gerry. Yah meski sang abang gak pernah ngasih akun atau kontak Gerry tapi bagi remaja canggih sekelas Salsa tak sulit untuk menemukan akun Gerry di IG. Dari DM-DMan itulah mereka mulai dekat dan saling perhatian.

Abang, Ade Jatuh Cinta...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang