Chapter 20

656 109 12
                                    

Hubungan Gerry dan Salsa tak kunjung baik setelah satu minggu, tak ada di antara mereka yang memutuskan menghubungi duluan. Gerry dengan segudang rasa bersalah, dan segala anggapannya tentang kemarahan Salsa. Salsa dengan kekesalannya pada Gerry, yah perempuan memang menginginkan perjuangan, ketika ia marah setidaknya mereka mendapatkan bukti jika sibersalah mau bersusah payah membuktikan padanya.

1 minggu sebelum ulang tahun Salsa...

Hari itu juga Nadia berulang tahun, salahnya Salsa terus menstalking akun Nadia, dan benar saja, di insta storynya ia terus memamerkan kejutan-kejutan dari teman-teman segengnya, termasuk Gerry disana. Jarinya terhenti ketika ia pun mendapati sosok Kania yang juga menenteng sebuah cake di tangannya.

"Kania???"

Kania turut tertawa di antara anggota geng Nadia di sana, tentu saja... Alasan kehadirannya adalah menemani pacarnya yang juga anggota geng Nadia. Gerry berada tepat di belakang Kania, tersenyum turut mengucapkan selamat lewat pandangannya. Hal yang sudah bisa di tebak terjadi, dengan spontan Nadia memeluk Gerry erat, dan mencium pipinya, riuhlah seruangan, bertepuk tangan seolah mendukung tindakan menyebalkan yang di lakukan Nadia.

Salsa melemparkan hpnya ke kasur. Ia duduk termenung menghadap cermin.

"Kenapa aku terus yang sakit? Bukankah harusnya Gerry yang sakit karena aku campakkan dia di depan umum? Aku gak rela Nadia dengan bebas memeluk dan mencium pipi Gerry..." air matanya terjatuh seketika.

Pintu perlahan terbuka, abang diambang pintu hanya mengintip di balik pintu yang sedikit terbuka. Abang tahu kalau Salsa telah melihat insta story dari Nadia, abang tahu kalau saat ini lagi-lagi Salsa terluka, abang paham bahwa satu-satunya yang bisa menghibur Salsa atas kejadian menyebalkan ini adalah dirinya.

Abang masuk, Salsa segera menghapus air matanya ketika ia menyadari abang menghampirinya.

"Dek keBandung yuk... Kita ke vilanya oma..." ajak abang.

"Dalam rangka apa? Aku kan gak libur..." jawab Salsa. Abang tersenyum dan duduk di ujung ranjang, Salsa memutar kursi hingga ia berhadapan dengan abang.

"Kamu lupa?" tanya abang.

"Besokkan ulang tahun pernikahan mama sama papa. Kita adain pesta kecil-kecilan berempat." jelas abang. Salsa menepak jidatnya.

"Oh iya... Aku lupa..."

Abang tersenyum sambil mengacak-ngacak rambut adiknya yang menggemaskan.

"Besokkan hari jum'at... Aku masih ada sekolah." jawab Salsa. Abang berfikir sejenak.

"Sekali-kali bolos bisa kali Sa... Abang butuh refreshing... Abang yakin kamu juga... Belakangan abang gak bisa gambar dengan bagus karena stuck. Kali di Bandung abang nemuin inspirasi." Jelas abang. Salsa tersenyum dan mengangguk cepat. Seolah itupula menjadi alasan ia pun malas ke sekolah, malas menjumpai Kania, malas berjibaku dengan rasa jengkel yang sedari tadi menghantuinya, malas menerima jika kenyataan pahit itu menimpanya.

Esoknya... Tepat sebelum kepergiannya ke Bandung, Salsa kembali mendapati feed instagram Nadia penuh dengan foto-foto pesta ulang tahunnya yang meriah. Sebalnya, Kania ada di beberapa foto yang Nadia unggah, dengan senyum sumbringah, saling peluk dan saling berkomentar satu sama lain. Di feed lain, Salsa mendapati Gerry berfoto dengan Nadia, yah memang tidak hanya foto mereka berdua, namun juga dengan teman yang lainnya, namun gaya berfoto Nadia yang agresif membuat Salsa semakin muak pada Gerry.

Mama menghampiri ketika anaknya yang murung kembali duduk di kursi halaman rumah, sementara yang lain bersiap-siap memasukkan barang-barang ke mobil. Dari balik tubuh Salsa mama melihat Salsa tengah memandangi foto Gerry yang di gandeng manja oleh Nadia, dan teman-teman laki-laki turut menyender dengan santai di bahu Nadia.

Abang, Ade Jatuh Cinta...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang