Chapter 17

857 132 17
                                    

Mobil mewah berwarna hitam terparkir dengan sempurna di depan rumah Gerry, sementara semua orang terasa canggung selama perjalanan. Nadia yang duduk di depan kemudi, sesekali mengintip Gerry dan Salsa yang duduk berdampingan, sementara mama Gerry di samping Gerry, dan Gina di sampingnya.

Tanpa berlama-lama Nadia keluar, membukakan pintu untuk mamanya Gerry, Salsa tak ingin lagi tersilap, ia pun bergegas membuka pintu mobil yang sebelah kiri dan menarik Gerry agar keluar dari pintu yang sama dengannya. Salsa segera menggandeng tangan Gerry. Gerry tentu saja senang, namun sesekali ia pun mengintip ekspresi Nadia yang berusaha menutupi rasa cemburunya.

"Ayok masuk dulu...kita makan malam dulu." pinta mama Gerry. Melihat Gerry di urus dengan baik oleh Salsa, mama tak menunggu Gerry yang masih tertatih-tatih. Mama Gerry menggandeng Nadia dan berlalu. Gina yang keluar dari mobil terakhir memperhatikan adiknya dengan riang.

" cieee yang lagi kasmaran..." ledeknya. Salsa tersipu.

"Udah sana ganggua aja!" Jawab Gerry, Gina memeletkan lidahnya dan berlari.

Gerry memandang Salsa seolah memastikan jika ini bukanlah mimpi. Salsa balas menatap Gerry dengan riang, namun perlahan senyumnya memudar dan memandang Gerry serius. Salsa melepas tangan Gerry hingga Gerry harus menopang tubuhnya hanya dengan tongkat.

"Status pacaran itu bakal aku gadaikan dulu sampe abang restuin kita." Kata Salsa tiba-tiba. "Sama halnya aku bagi abang, abang pun berharga bagi aku."tambahnya." Aku bakalan liat kesungguhan kakak mulai dari sekarang, sekalipun aku gak ada aku gak suka Nadia berkeliaran kayak lalat. "

Entah mengapa, bagi Gerry tiap kalimat yang keluar dari mulut Salsa terdengar lucu dan menggelikan, hingga ia tertawa di balik ucapannya.

" kakak fikir aku pecanda? " Gerry tersenyum sambil menggelengkan kepala. Namun tak lama mama Gerry kembali menyeru di ambang pintu.

"Lagi pada ngapain? Ayo cepet kita makan." serunya. Salsa kembali merangkul tangan Gerry dan memapahnya.

"iya tante!!!"

Salsa dan Gerry pun masuk, dan mendekati mama Gerry yang masih menunggu.

"Maaf tante kayaknya Salsa gak bisa ikut makan bareng." Ungkap Salsa. Mama Gerry mengerutkan kening.

"loh kenapa?"

"Salsa takut di cariin mama sama papa... Abang juga. Lain kali aja Insya Allah tante." jelas Salsa.

"Oh iya ini udah malem ya... Ya udah tante minta supir anterin kamu ya sebentar." Mama Gerry hendak bergegas namun Salsa menggenggam tangannya.

"Gak papa tan, Salsa bisa pulang sendiri ko." elaknya.

"Aku anterin aja..." pinta Gerry. Salsa menggeleng cepat. Tak lama Nadia turut bergabung.

"Kita bareng aja Sa, aku juga mau pulang." kata Nadia ramah. Gerry tampak khawatir, Salsa dengan segera mengangguk.

"Kamu juga gak makan Nad?" tanya mama.

"Nadia udah kenyang tan, tadi makan di kantin rumah sakit sama kak Gina." jelas Nadia. Mama mengangguk akhirnya dan membiarkan mereka pergi. Dari jauh mama dan Gerry memperhatikan kepergian Salsa dan Nadia.

"hmmm... Ko mama kasian sama Nadia ya nak..." ungkap mama. Gerry melirik. "Dia baik banget, mana pernah dia pacaran selama deket sama kamu." tambah mama. "Jangan terlalu kentara nyakitin dia, biar gimanapun dia tetap wanita, ada cara lain supaya dia ngerti kondisi ini." pinta mama. Gerry mengangguk.

🌼🌼🌼

Sementara Nadia dan Salsa di dalam mobil...

Beberapa waktu berlalu, cukup terasa canggung, sesekali Salsa memeriksa hpnya yang terus berbunyi, beberapa chat dari Gerry masuk dan Salsa membalasnya dengan singkat namun dengan senyum yang terus menerus mengembang. Nadia bisa membaca apa yang tengah Salsa rasakan. Meski batinnya terluka, namun entah mengapa ia tak ingin menyerah, meski ia tahu semuanya hanya sia-sia.

Abang, Ade Jatuh Cinta...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang