Chapter 10

904 120 29
                                    

Pagi ini Salsa sudah siap didepan gerbang menunggu abang yang masih berada dikamarnya, namun mobil BMW berwarna hitam secara cepat berhenti di depannya. Salsa mengerutkan keningnya, karena ia hafal betul mobil itu milik Gerry. Dan benar saja, Gerry turun dari mobilnya merapihkan rambutnya yang sedikit tertimpa angin, melepas kacamata hitamnya, dan lagi-lagi tingkah sederhana Gerry membuat Salsa goyah.

Ya Ampun... ganteng banget sihhh

Menyadari kegoyahan prasaannya Salsa segera memukul pipinya, berusaha menyadarkan dirinya tentang prasaan kesalnya semalam.

Gerry tersenyum, dengan sigap ia menghampiri Salsa.

"Pagi Sa, maaf semalem aku gak sempet telpon kamu." Katanya. Salsa mendesah, melihat wajah Gerry rasanya membuat marahnya hilang. "Kamu gak marahkan?" tanya Gerry.

"Kenapa aku harus marah?" tanya Salsa kecut.

"Ya karena semalem aku ninggalin kamu, aku gak nelpon kamu juga. Semalem tuh urgent banget aku gak bisa mikir apa-apa." Jelasnya. Salsa tersenyum kecut.

"Aku gak berhak marah, aku kan bukan siapa-siapa, aku hanya adik temen kak Gerry, apa pentingnya aku?" sindir  Salsa sambil memalingkan wajahnya. Gerry tersenyum, menyadari kemarahan Salsa.

"Kita ngobrol di mobil yuk!"

"Yuk!" Jawab Salsa cepat, menyadari ia salah menjawab, Salsa membuang muka dan terpejam, malu membayangkan ekspresi Gerry yang kini tengah tersenyum. "Maksud aku Enggak, aku di anterin abang!" Segera Salsa mengoreksi jawabannya.

"Ada yang aku mau sampein soal Nadia." Tambah Gerry. Salsa memandang Gerry penasaran. "Ini gak penting ya?" tanya Gerry. Salsa mengangguk menutupi rasa penasarannya. "Intinya aku mau minta maaf sama kamu. Aku udah bikin kamu bingung."

Lama Salsa terdiam, ingin sekali ia naik ke mobil Gerry namun dirasuki rasa gengsi yang besar.

"Ya udah kalau kamu gak mau aku anter sekolah, aku pergi dulu." Kata Gerry yang perlahan mundur dari hadapan Salsa. Menyadari keadaan yang mulai rumit, Salsa bergegas masuk ke mobil Gerry tanpa persetujuan darinya. Gerry terhenti dan tersenyum, menggelengkan kepalanya melihat kekonyolan Salsa.

"Ayo masuk!!!" pinta Salsa, Gerry segera mengikuti pinta Salsa dan menjalankan mobilnya. Tepat saat itu pula abang keluar dari rumah.

"Kaya mobil Gerry?" gumamnya sambil berjalan menuju gerbang. "dek... adek???" serunya. Menyadari apa yang ia tadi abang langsung mengumpat, merasa kesal karena adiknya diambil tanpa sepengetahuannya oleh orang yang tak ia percaya.

Sementara Salsa dan Gerry di dalam mobil.

"Jadi?" tanya Salsa seolah mengingatkan penjelasan yang akan Gerry sampaikan.

"Jadi apa?" Gerry mencoba menggoda Salsa.

"Ya gimana soal kak Nadia." Jelas Salsa. Gerry tertawa.

"Oke, oke aku jelasin!" Jawabnya. "Nadia semalem nelpon aku, dia bilang di nabrak orang. Semlem dia udah di kantor polisi Sa." Jelasnya, Salsa memandangi Gerry serius. "Kalau kamu jadi aku, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Gerry. Salsa terdiam, masih merasa sebal kala ia mengingat subuh itu Gerry memeluk Nadia dalam insta story sepupunya. "Aku gak bisa biarin dia dalam kesulitan sendirian Sa." Tambahnya. "Jelas itu bukan karena aku suka sama dia, semua itu karena aku tahu betapa sulit hidup dia sendirian, di kelilingi orang-orang yang hanya mengambil keuntungan darinya karena kekayaannya, bahkan sepupu-sepupunya. Betapa banyak juga dia melakukan kebaikan sama keluargaku. Kakak dan mama aku. Semuanya hanya sebatas gak enak dan iba." Jelas Gerry.

Dalam benak Salsa ingin sekali ia mengumpat.

Emangnya harus di peluk di tempat gelap apa?

Abang, Ade Jatuh Cinta...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang