Part 1

1.4K 87 4
                                    



Daegu, 2008

"Tae.." wanita paruh baya kembali menghela nafas setelah mendengar derit pintu dan melirik bocah kecil yang sedang mencebikkan bibirnya.

Kenapa pintunya bersuara sih batinnya berteriak kesal.

Sedangkan bocah kecil dengan pipi tembam dan sedikit kemerahan itu merengut sebal. Kembali menatap pintu yang sedikit terbuka dan memperlihatkan tetesan air hujan. Lalu kembali melirik neneknya yang sedang sibuk menyiapkan sup untuk hari ini.

"Taetae bosan nek." Masih dengan bibir yang mecebik mencoba untuk mengeluarkan bentuk protesnya.

"Di luar sedang hujan nak. Kau tidak lihat?" melihat tampang neneknya Taehyung tau kali ini dia harus menyerah pada keinginannya. Akhirnya dengan setengah hati Taehyung kembali menutup pintu dan kembali duduk di meja ruang tengah. Dengan hati setengah dongkol, dia harus puas hanya dengan melihat tetesan air hujan melalui jendela yang bahkan sudah mulai terlihat buram.

Dengan bosan Taehyung kembali memainkan robotnya dari kayu yang bahkan tangan dan kepalanya sudah hampir putus.

Ini terlihat menyeramkan. Mungkin besok aku akan meminta nenek membelikan robot yang baru. Pikirnya

"Tae" Taehyung mendongak mengalihkan pemikiran tentang robotnya ketika mendengar namanya dipanggil.

"Besok sepulang sekolah. Nenek akan mengajakmu mengunjungi bibi Park. Nenek sudah lama tidak mengunjunginya"

Oh tidak.

Itu akan menjadi hal paling membosankan. Karena Taehyung hanya akan duduk sambil mendengarkan para lansia berbicara yang bahkan tidak mengerti apa yang mereka bicarakan dan berakhir dengan tertidur di kursi karena terlalu bosan.

"Nek, bagaimana jika Taetae menunggu di rumah saja?" Taehyung mencoba menawarkan win-win solution.

Mendengar penawaran Taehyung sang nenek hanya mengangkat sebelah alisnya bingung. "Bukankah kau bilang sedang bosan di rumah?"

" E-ee, ti-tidak kok. Sekarang Taetae sudah tidak bosan."

Neneknya menggeleng "Tidak Tae, besok kau ikut. Nenek tidak bisa meninggalkanmu di rumah sendirian"

"Taetae kan sudah besar nek. Taetae janji tidak akan menyentuh peralatan dapur, Taetae janji tidak akan keluar rumah hingga nenek pulang, Taetae juga janji tidak akan membukakan pintu pada orang yang tidak Taetae kenal. Apa itu cukup?" Mata Taehyung membulat penuh harap.

Sang nenek tidak kunjung menjawab, seperti masih mencoba mempertimbangkan penawaran cucunya. Tangannya masih sibuk mengaduk sup yang hampir mendidih. Sedangkan Taehyung masih setia menunggu penuh harap jawaban yang keluar dari mulut neneknya.

Sedetik kemudian Taehyung melihat sang nenek mematikan kompornya lalu menoleh pada Taehyung disertai senyum.

YEESS..

.

.

.

.

.

Taehyung menyangga kepala menggunakan telapak tangannya. Sedangkan mulutnya sudah kembali menguap, entah untuk yang keberapa kali. Seperti dugaannya, kunjungan ke bibi park benar-benar kegiatan yang membosankan. Taehyung mengira ketika melihat senyum neneknya dia akan memenangkan penawaran kemarin. Namun neneknya bahkan secara tegas mengatakan "tidak" setelah mengeluarkan senyumnya yang benar-benar membuat Taehyung lemas seketika.

SILENT IN WORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang