Part 18

508 56 23
                                    

Jimin pulang dengan perasaan luar biasa kacau. Dia tidak tau harus berbuat apa dan sebenarnya apa yang ada dalam pikiran Taehyung. Jimin baru sadar selama ini dia tidak benar-benar mengenal Taehyung dengan baik. Taehyung yang paling susah di tebak diantara mereka bertiga. Taehyung yang paling banyak sekali perubahan diantara mereka. Taehyung yang tidak pernah menceritakan cita-citanya, dan Taehyung yang tidak pernah bercerita tentang keluarganya selain neneknya. Kenapa Jimin baru menyadari semua itu sekarang. Kenapa dulu waktu saat mereka masih bersama dia bertanya banyak hal tentang Taehyung.

Pikiran Jimin penuh dengan mata memandang kosong jalanan kota Seoul yang cukup padat dengan pejalan kaki. Hingga seseorang yang terlihat terburu-buru menabraknya membuat benda-benda dalam Totte bag keluar berjatuhan. Jimin segera tersadar dari lamunannya dan segera memungut benda -benda Totte bag milik Taehyung, dibantu oleh seorang wanita yang tadi menabraknya sambil berulang kali meminta maaf. 

Kunci? Jimin memutar bola matanya ketika tidak sengaja menemukan kunci rumah Taehyung saat memungut salah satu benda benda yang berjatuhan.

Dasar Taehyung ceroboh . Bagimana dia bisa begitu sembarangan menaruh kunci rumahnya di Totte bag seperti ini? Batinnya tidak habis pikir.

"O-oh Jimin? kau si pria blazer benar? yang pernah menolongku? " Wanita membulatkan matanya ketika takdir kembali membuatnya bertemu dengan Jimin sambil tersenyum senang. Berbeda dengan Jimin yang justru terkejut dan jadi panik sendiri karena berharap tidak akan bertemu dengan wanita itu lagi. Masih belum berani mengangkat wajahnya dan masih berpura-pura sibuk memberaskan benda-benda yang ada di dalam Totte bag sambil memikirkan cara untuk segera kabur dari situasi ini. 

Apa aku langsung kabur saja?

Atau pura-pura tidak kenal saja?

Atau beterima kasih karena dia telah mengantarkanku pulang saat aku ketiduran di jalanan?

Opsi tiga harusnya yang paling tepat. Kelihatan tidak tau terima kasih sekali, jika aku malah kabur atau pura-pura lupa begitu saja.

Jimin menarik nafas panjang mencoba memberanikan diri. Namun Gadis di hadapannya membuka mulut terlebih dahulu

"Ngomong ngomong aku ingin berucap terima kasih dengan benar sekaligus minta maaf" pernyataan gadis disertai dengan membungkuk badannya hingga 90 derajat. Membuat Jimin buru buru membungkukkan badan sama rendahnya "A-aku juga" balas Jimin. Gadis itu tersenyum melihat Jimin yang terlihat mendadak gugup dan rona merah tercetak di wajahnya. 

Ketika Jimin akan mengucapkan terima kasih, gadis itu terlanjur melontarkan pertanyaan yang reflek membuatnya mengerutkan kening "Taehyung sudah mengembalikan blazernya kan?"

Taehyung?

Melihat raut Jimin yang  kebingungan gadis itu buru-buru melanjutkan sebelum terjadi kesalah pahaman. "Waktu itu aku ingin mengembalikan blazer yang kau pinjamkan padaku. Tapi nomor ponsel yang waktu itu sempat kau catat tintanya memudar karena tercuci .Kebetulan waktu itu aku bertemu dengannya jadi aku menitipkan itu padanya karena aku takut kau segera membutuhkannya. Dia bilang bahwa kau dekat dengannya untuk meyakinkanku" Jelasnya panjang lebar takut Jimin salah paham 

Jimin mengangguk paham dan kembali bertanya "Bagaimana kau mengenal Taehyung?"

"Sama seperti Taehyung aku juga seorang trainee. Kami trainee di agensi yang sama" Jelasnya.

Aah, jadi dia juga seorang trainee.

Jimin yang semakin penasaran kembali melontarkan pertanyaan "Sudah lama?"

"Apa?"

"Kalian? maksudku sudah berapa lama kalian menjadi seorang trainee? ku dengar prosesnya sangat sulit dan ketat" Jimin mengulang pertanyaannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SILENT IN WORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang