Haii ^^
Sebelumnya aku sangat berterima kasih kepada pembaca apalagi untuk yang komen, vote dan yang memasukkan cerita ini ke dalam library maupun reading list . Aku sangat mengapresiasi. . . >_<
Happy Reading
.
.
2015
Bola mata Jungkook terus bergerak mengikuti arah tulisan yang tertera pada buku di depannya sesekali menggumam. Tangan kanannya sibuk memegang pensil dengan ujung yang menempel pada pipinya.
Keningnya berkerut fokus mencoba berkali-kali memahami kalimat yang tertera di buku yang ia baca
Jika Gerak Lurus Beraturan adalah gerak lurus yang mempunyai kecepatan konstan. Maka nilai percepatannya adalah a=0. Gerak Lurus Beraturan berbentuk linier dan nilai kecepatannya adalah hasil jarak dengan waktu yang di tempuh. Jika seperti itu?
"Ahaaaa" Jungkook menjentikkan jarinya dan tersenyum bangga pada dirinya. Baru saja ia akan menulis sebuah suara menginterupsi kegiatannya.
"Yeah, ahaaaa. Kau tinggal membagi cara yang ditempuh dengan kecepatan untuk mencari waktu tempuhnya" Ucap Taehyung yang tiba-tiba sedang berdiri di depan Jungkook dengan tangan bersedekap. "Itukan materi tahun lalu Jungkook. Ini tahun ajaran baru. Jadi guru Kang hanya mengingatkan sedikit. Kau ini bagaimana?"
Jungkook mendengus kesal, sombong sekali sih. " Aku hanya lupa. Memangnya semua pelajaran bisa aku ingat? Ingatan manusia itu terbatas tahu!"
"Tapi ini pelajaran dasar fisika. Kau harus mengingatnya dengan baik. Kau bisa ingat celana dalam Jimin yang dipakainya seminggu yang lalu, kenapa rumus dasar seperti ini kau tidak ingat?"
Jungkook mendengus sebal jika Taehyung mulai bersikap sok pintar. Tapi memang pintar sih. Jungkook akui diantara mereka bertiga, kemampuan akademik Taehyung paling bisa diandalkan. Itulah mengapa Taehyung bisa bersekolah di Hwayoung High School tanpa membayar uang bulanan, yeah tentu saja beasiswa. "Aku hanya ingin mengingat apa yang ingin aku ingat dan aku tidak ingin mengingat sesuatu yang nantinya membuatku pusing." Jungkook menjawab asal
Taehyung memutar bola matanya sebelum melanjutkan "Jadi kau memang ingin mengingat celana dalam Jimin yang dipakainya seminggu yang lalu? Menurutmu itu lebih penting?"
"Tentu saja itu penting!" Bukan. Itu bukan suara Jungkook tapi Jimin yang entah sejak kapan sudah berada di belakang Taehyung dan Jungkook dengan membawa 2 kantung plastik yang penuh dengan makanan ringan. Tas punggungnya pun sudah seperti cangkang kura-kura. Terlihat sangat penuh. Jimin tersenyum lebar yang membuat matanya membentuk garis lurus "Semua yang berhubungan denganku itu penting untuk diketahui. Termasuk celana dalam apa yang saat ini aku pakai"
Tidak ada Jawaban. Taehyung dan Jungkook hanya memberinya tatapan seolah I'm so done with you. Taehyung mengalihkan pandangannya pada barang bawaan Jimin "Kau mau camping ke mana malam-malam begini?"tanya Taehyung tidak habis pikir.
Jimin tersenyum riang lalu menatap Taehyung"Ibu dan Ayah ke Seoul selama beberapa hari kedepan. Jadi aku berencana menginap dirumahmu malam ini, besok, besoknya lagi, besoknya lagi, lagi dan besoknya lagi"
Wajah Taehyung tiba-tiba menjadi muram "Ucapkan dengan jelas selama berapa lama aku harus menampungmu?"
"Sebentar ya. Aku hitung dulu" Jimin berpikir dan mengingat-ingat kapan ibunya baru kembali ke Daegu. Mulutnya sibuk menggumam dengan tangannya sibuk mengibuk menghitung "satu, dua , tiga, empat- ah kurang lebih hanya sepuluh hari"
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT IN WORD
FanfictionIni aneh, ketika seseorang sering mengekspresikan sesuatu dengan kata-kata seolah mampu menggambarkan dirinya dengan baik bahkan setelah bertahun-tahun. Namun ternyata kau bahkan tidak mengenal sebaik yang kau kira karena justru kata-kata yang kelua...