Taehyung memejamkan mata sambil menikmati alunan lagu Coffee Boy berjudul That's Nothing. Akhir akhir ini lagu itu menjadi lagu favoritnya. Musiknya yang ringan dan tenang selalu sukses membuat moodnya membaik apalagi ketika hari hari buruk selalu menghantuinya. Menikmati sensasi soda yang mengalir melewati kerongkongannya, Taehyung kembali medesah tidak lama kemudian dia kembali tertawa ingin mengumpat atas hidupnya yang kelewat brengsek.
Melirik kantong plastik hitam yang baru saja ia pungut dari tong sampah. Jungkook benar-benar sukses membuatnya mendadak menjadi pemulung. Taehyung membuka kantong plastiknya dan aroma kimchi langsung menyapa hidungnya. Masih dengan tawa frustasi yang semakin lama semakin keras Taehyung mulai membuka mulutnya supaya lekas menikmati kimchi buatan Ibu Jimin.
Sembari menikmati setiap potongan kimchinya, otaknya terus menerus menjejalkan pertanyaan-pertanyaan seperti
Kapan terakhir kali aku makan Kimchi buatan Ibu Jimin? sepertinya sudah lama sekali.
Kedepannya apakah aku masih layak memakan kimchi ini? hahaha
Apa Jungkook masih akan repot repot membawakan kimchi ini untukku ?
A-ah Jungkook lagi. Si naif itu.
Taehyung kembali tertawa. Tertawa keras hingga mengeluarkan air mata, kemudian menyembunyikan wajahnya di pada lengan tangan yang bertumpu pada meja. Punggungnya bergetar, tangannya yang bebas meremas kaleng soda hingga tak berbentuk. Sejenak dia ingin meluapkan segalanya.
Namun seseorang tiba-tiba mengambil kaleng soda yang sudah tak berbentuk dari tangan Taehyung kemudian melemparkannya ke tong sampah membuat Taehyung sontak mengerutkan keningnya tidak terima. Dia tidak suka di ganggu saat terlihat lemah.
"Bangun Taehyung. aku tahu hidup ini memang brengsek. Tapi bukan berarti kau bisa terus-terusan tertawa layaknya orang gila seperti ini . Kau tau apa yang akan dilakukan bos kita kalau sampai dia mendengar ocehan orang-orang tentang dirimu yang seperti ini? Masa depan kita masih dipertaruhkan. Terutama kau." Orang didepannya memberi peringatan.
Taehyung membulatkan matanya "K-kau? Apa yang kau lakukan disini?"
.
.
.
"Apa yang kau bicarakan?" Ibu Jungkook mengerutkan alisnya. Jimin yang melihat itu langsung menyusul dan menyela
"Maaf bi, kita baru sampai dan Jungkook sepertinya sudah mengantuk dan kelelahan. Tadi di bus dia sempat tertidur jadi mungkin, dia sedikit agak melantur" Jimin berbohong untuk yang kesekian kalinya pada Ibu Jungkook dan untuk sekali ini saja dia berharap Jungkook mau diajak bekerja sama.
Ayolah,.. Ini terlalu dini untuk membuat kesimpulan seperti itu. Jimin harus menyelidiki beberapa hal.
Jimin kembali melirik Jungkook yang masih menatap Ibunya dengan tatapan kosong. Namun tidak lama kemudian Jungkook tiba-tiba menguap. Matanya berubah menjadi sayu.
Jimin bersyukur saat itu juga saat mendengar Jungkook berkata
"O-oh bu, aku merasa seperti bermimpi. Apa aku berbicara sesuatu tadi. Aku mengantuk sekali astaga." Jungkook melewati Ibunya kemudian menarik selimutnya asal dan menutup matanya.
Ibu Jungkook hanya tersenyum mengelus rambutnya menarik selimut Jungkook sebatas dada dan mengecup keningnya sebelum memutuskan keluar untuk menemui Jimin.
Jimin hanya bisa menunduk dan meminta maaf saat Ibu Jungkook melihatnya dengan penuh ketegasan. Jimin pikir Ibu Jungkookakan menegur atau mengomelinya. Namun yang keluar justru sebaliknya
KAMU SEDANG MEMBACA
SILENT IN WORD
FanfictionIni aneh, ketika seseorang sering mengekspresikan sesuatu dengan kata-kata seolah mampu menggambarkan dirinya dengan baik bahkan setelah bertahun-tahun. Namun ternyata kau bahkan tidak mengenal sebaik yang kau kira karena justru kata-kata yang kelua...