Part 12

481 44 5
                                    

Jimin mengetukkan jari telunjuk pada dagunya.

"Ku akui Jungkook semakin hari semakin sedikit tampan. Hanya sedikit. Itupun di bantu dengan otot lengannya yang bisa menarik gadis manapun."

Taehyung menoleh sekilas. "Otot lengan tidak ada gunanya jika dia terus menjadi seorang yang pemalu. Dia tidak akan mendapatkan gadis, jika dia malu-malu seperti itu. "

Saat ini mereka berada di depan Dojo. Jungkook rutin berlatih beberapa minggu ini karena kompetisi Judo segera datang. Karena Jimin dan Taehyung menganggur setelah pulang sekolah mereka memutuskan untuk datang ke Dojo menemani Jungkook berlatih.

"Dia benar-benar serius kali ini. Mungkin ini yang orang-orang namakan Pass-, Pass-"

"Passion" Taehyung memutar bola matanya.

"Ah, iya benar maksudku itu."

Taehyung memandang Jimin dengan tatapan mencela sebelum melanjutkan "Kau-harus benar-benar belajar Jim, Bahasa inggrismu benar-benar payah. Masa passion saja kau bahkan tidak bisa mengejanya"

"Masa bodo, aku cinta bahasa korea. Bahasa kita sendiri. Untuk apa aku susah-susah belajar bahasa inggris. Lagi pula cita-cita ku menjadi pemain sepak bola. Untuk apa belajar bahasa inggris." Ucapnya sambil membuka bungkus snack. Tatapannya mengikuti gerakan Jungkook yang berusaha membanting lawannya kali ini.

"Hei, kau tidak tau ya? Kalau kau sudah menjadi pemain sepak bola terkenal. Maka dunia akan mengenalmu. Kau akan seringkali menghadiri wawancara dengan media internasional. Kau pasti tidak akan memikirkan kemungkinan ini kan?" Taehyung masih terus dengan argumennya untuk meyakinkan Jimin bahwa bahasa inggris itu sangat penting untuk masa depan.

Jimin memutar bola mata sambil terus mencomot snacknya, mengunyah lalu menelannya perlahan kemudian kembali melanjutkan adu argumen dengan Taehyung "Sekarang sudah ada penerjemah. Lagipula dengan aku memakai penerjemah nanti paling tidak aku membantu mengurangi angka pengangguran di Korea, bukankah itu lebih bagus?"

Taehyung mengerucutkan bibir, ingin menjawab tapi pernyataan Jimin tidak sepenuhnya salah. "Bilang saja kau malas belajar. Kenapa mencari cari alasan lain." Taehyung agaknya memutuskan untuk menghentikan argumen yang menurutnya setelah di pikir-pikir tidak terlalu penting ini sebelum berlanjut lebih jauh. Kemudian merebut snack yang di pegang Jimin dan ternyata isinya sudah kosong hanya tersisa bungkusnya saja. Jimin tersenyum sambil menjilati sisa-sisa bumbu snacknya.

Taehyung melempar bungkusnya, "Kau ini serakah sekali sih? Kenapa menghabiskan semuanya ?"

"Kenapa menyalahkanku? Kau sendiri yang tidak meminta?" masih dalam mode senyum dengan mata berbentuk garis lurus, khas Jimin sekali.

Taehyung mendecak " Hentikan senyumanmu. Kau mungkin tidak akan tau bahwa aku meninggalkanmu kalau kau terus tertawa." Ucapan Taehyung membuat Jimin otomatis menghentikan senyumnya dan memberikkan Taehyung tatapan sedatar mungkin.

"Ngomong-ngomong apa Jungkook bisa menang lagi kali ini? kudengar lawannya menjadi juara bertahan Judo " tanya Jimin ketika mengeluarkan jurusnya dengan menanahan kaki lawannya dengan kaki kirinya dan berusaha mengangkat tubuh lawannya.

Mendengar itu mata Taehyung menyipit wajahnya berubah serius "Kau meragukannya? Dia harus menang jim, dia harus menang pertandingan kali ini" Ucapnya sebelum tiba-tiba bangkit berdiri sambil berteriak kencang yang otomatis membuat semua orang yang ada disana mengalihkan perhatian padanya

"JUNGKOOK SEMANGAT. AKU PERWAKILAN DARI TIM HORE, SELALU MENDUKUNGMU."

Jungkook menggertakkan giginya menahan malu. 

SILENT IN WORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang