Part 9

451 48 0
                                    


2015

"Sudah siap?"Jimin bertanya yang dijawab Jungkook dengan anggukan sambil merapikan jas hitamnya. Kemudian melirik jam yang tergantung di dinding. Lama sekali sih. Sambil berjalan tidak sabar Jimin mengetuk pintu kamar Taehyung. "Tae, sudah siap belum? Kenapa lama sekali? kau tidak mungkin lupa kan?" Kemudian tidak sampai dua detik pintu kamar Taehyung terbuka memperlihatkan Taehyung yang sudah rapi dengan jas hitamnya dengan bunga krisan di tangannya "Ayo berangkat sekarang" ucapnya sebelum berjalan mendahului Jimin.

Jimin tersenyum. Tidak terasa sudah satu tahun sejak hari mendiang nenek Taehyung meninggal dan hari ini mereka berniat mengunjungi makam nenek Taehyung. Sekali lagi Jimin melihat punggung Taehyung yang sudah berjalan bersama jungkook di sampingnya. Sejujurnya hingga saat ini Jimin tidak menyangka Taehyung bisa melewati semuanya dengan baik. Ingatannya kembali pada satu tahun lalu tepat dimana Taehyung berada di titik terendah dalam hidupnya.

2014

Jungkook memalingkan wajahnya sekali lagi kemudian lebih memilih menyingkir. Kentara sekali dia sedang menyembunyikan tangisnya. Menangis di depan Taehyung memang bukanlah hal yang tepat saat ini. Jadi sebisa mungkin Jungkook dan Jimin berusaha untuk menahan air matanya. Bukan hanya Jungkook, Saat ini Jimin masih berusaha menahan air matanya tapi kerongkongannya serasa di hantam 100 ton batu, sakit, sangat sakit karena dia harus menahan tangis melihat bagaimana Taehyung hanya menundukkan kepalanya dengan air mata yang terus menetes dan mengalir melewati hidung mancungnya. Nenek sudah dimakamkan 3 jam lalu, dan Taehyung baru meninggalkan makam neneknya satu jam yang lalu itupun karena bujukan dari Ibu Jimin.

"Aku tidak pandai menenangkan seseorang juga karena aku memahami situasi sekarang jadi aku tidak akan menyuruhmu untuk berhenti menangis. Aku hanya ingin mengingatkan bahwa kau masih punya aku dan Jungkook." Ujar Jimin yang berada di ujung pintu kamar, kemudian berjalan mendekati Taehyung sambil merogoh sesuatu pada saku celananya " Jungkook tidak sengaja menemukan ini saat mengambil foto di kamar nenek tadi" Taehyung mendongak dengan wajah sembab dan mata memerah mengambil sebuah kertas yang sudah agak lusuh dari tangan Jimin.

Jimin menepuk pelan pundak Taehyung sebelum keluar dari kamar Taehyung kemudian menutup pintunya. Jimin tahu, Taehyung butuh waktu sendiri dan meluapkan kesedihannya.

"Apa yang bisa aku lakukan?" Jungkook tiba-tiba muncul sesaat setelah menutup kamar Taehyung, menatap pintu kamar Taehyung dengan pandangan kosong dan matanya juga tidak kalah memerah.

"Dia akan baik-baik saja, kita hanya perlu memberinya waktu."

Baru saja Jimin mengatupkan mulutnya, terdengar teriakan serta tangisan dari dalam kamar Taehyung, yang membuat tangan Jimin mengepal dan matanya mengatup erat menahan tangis. Jungkook bahkan tidak berkedip, matanya kembali basah ketika mendengar bagaimana teriakan Taehyung yang sarat akan kesedihan.

.

.

.

.

Jungkook bangun, matanya mengerjap perlahan karena terasa sangat berat. Setelah merasa nyawanya sudah terkumpul, Jungkook bangkit menuju kamar mandi dekat dapur. Melirik Jimin yang masih tertidur, karena sepertinya Jimin juga baru bisa tidur jam setengah tiga pagi. Dia dan Jimin tentu saja menginap di rumah Taehyung semalam. Tidak mungkin meninggalkan Taehyung disaat di butuh seseorang disampingnya. Air mulai mengalir setelah dia memutar keran dan membasuh wajahnya beberapa kali hingga sedikit membasahi rambut depannya. Jungkook menghela nafas setelah mematut dirinya di cermin. Wajahnya tidak lebih baik dari zombi yang dia lihat pada film Train to Busan , matanya super sembab, wajahnya bengkak, rambutnya kusut. Dan Jungkook tahu wajah Taehyung pasti jauh lebih parah karena semalam Taehyung benar-benar menangis begitu keras meluapkan kesedihannya. Ngomong-ngomong soal Taehyung, Jungkook ingin melihat keadaan Taehyung, dia bahkan belum makan seharian kemarin, jadi tanpa pikir panjang Jungkook segera menyusul ke kamar Taehyung.

SILENT IN WORDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang