Nancy lari menuju kelas Saeron dengan cepat. Alasannya, karena ia harus menemui Sanha. Jika ia tidak mengambil flashdisk itu sekarang, entah bagaimana nasib anak osis yang bakal diceramahi Bu Yuri nanti.
"SANHAAAA?!" Teriak Nancy tepat didepan pintu kelas Saeron.
"Ehh, tumben nihh nyariin sanha, hehehe." Saeron menanggapi dengan cengirannya.
"Duh Sae, udah gak ada waktu buat nyengir. Sanha mana?" Nancy mendesak Saeron sambil mengguncang-guncangkan bahu Saeron.
"Ehh ehh, itu dia diruang band kayaknya." Ucap Saeron menggelengkan kepalanya. Pusing juga abis diguncang Nancy kuat.
Tanpa ba-bi-bu lagi, Nancy langsung melesat keruang band.
"SANHAA?! FLASHDISK-NYA MANA? CEPET!! INI ANAK OSIS UDAH NUNGGUIN!!" Teriak Nancy. Sanha beserta curutnya kaget denger suara Nancy.
"Masya Allah! Nancy suara lo kaya geledek sumpah!!" Ucap Jaemin mengelus dadanya.
"Bacot lo!" Balas Nancy.
"Nih. Udah gue revisi semua. Elo sih, bukannya kemaren dijemput kerumah gue." Ujar Sanha sambil memberikan Flashdisk Nancy.
"Hehehe, gue mager. Udah ya gue mau keruang osis dulu, ntar Bu Yuri marah." Ujar Nancy kemudian pergi.
"LAIN KALI SURUH GUE YANG REVISI LAGI YAAA?! TAPI JATAHNYA DOUBLE OKEE???" Teriak Sanha dari dalam ruangan.
Setelah rapat dengan anggota osis lainnya, Nancy duduk ditaman sambil meminum air mineralnya. Ia merasa salah telah meminta Sanha merevisi kegiatan osis yang kemarin, sehingga kini ia dibebani lagi tugas untuk merevisi proposal yang akan diajukan ke Kepala Sekolah.
Nancy melihat kesekeliling, siapa tau ia menjumpai tetangganya itu. Dan sepertinya Dewi Fortuna sedang baik kepadanya. Sanha sedang jalan bersama Kyla.
"Kayaknya mereka mau ngantin, gausah panggil deh." Nancy mengurungkan niatnya untuk memanggil Sanha.
"Sanha itu temen gue, tepatnya pacar Kyla. Jadi, mulai sekarang gue gak perlu minta tolong sama Sanha lagi. Minimal gak perlu repotin dia kaya gini lagi. Lo harus bisa mandiri Nan! Harus!!" Nancy meyakinkan dirinya sendiri.
"Ngomong sendiri lo. Ayo ngantin, jangan ngegalauin Sanha mulu. Ntar tugas osis lo kita tolongin." Ucap seseorang dibelakang Nancy.
"Loh? Siyeon?" Nancy terkejut melihat Siyeon yang kini sedang berdiri dibelakangnya.
"Iya Nan? Ini gue. Udah ah, lo pikir gue gak tau kalo lo naksir Sanha? Minta tolong revisiin tugas lo juga supaya lo makin deket sama dia kan?" Ucapan Siyeon barusan dibenarkan oleh Nancy didalam hati.
"Udah, jangan dipikirin terus. Ayo jajan!" Siyeon menggandeng tangan Nancy.
