Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
❤ Likedby 23.738 others Hinaaa_sGue pengen jadi satu-satunya yang lo cintai, bukan salah satunya.
ViewAllComments
Jinsol.ndaLo kenapa na?
Ron.sae.billaLagi Na?
Hinaaa_sgpp gue Ji :) @jinsol.nda // lagi Sae :" @ron.sae.billa
Eunbin0106Lo apain temen guee? @jaemin_rmdn
Incess.yeoneunbin memang panutanQ
Rhn_sanhaahayolohhh gue gak ikutan @jaemin_rmdn
Jenoputra23Siann dehh lo Jaem @jaemin_rmdn
🔫🔫🔫
"Apalagi jaem? Gak cukup kamu nyakitin aku hah?!" Teriak Hina kuat. Didepannya berdiri seorang pria jangkung sambil terus menahan Hina yang hendak pergi meninggalkan rooftop sekolah itu.
"Aku udah jelasin kan, aku sama Kak Eunseo itu gak ada apa-apa. Kamu harus percaya aku!" Jaemin membela dirinya.
"Dari mana aku bisa percaya sama kamu? Aku lihat sendiri Jaemin! Gue lihat sendiri!!!" Lirih Hina membuat sedikit penekanan diujung kalimatnya.
"Itu semua gak yang seperti kamu lihat." Jaemin tetap bersikeukeuh dengan pendiriannya. Hina memijit kedua pelipisnya, rasanya kepalanya akan meledak kini.
Hina mengambil napas panjangnya. "Udah Jaem, aku mau kita break. Aku butuh waktu buat mikirin hubungan ini kedepannya, begitupun kamu." Ucap Hina pelan. Sangat berbeda dari Hina yang berisik dan tak mau diam.
"Tapi sampai kapan?" Tanya Jaemin sendu. Gurat tak ingin kehilangan gadis ini terpancar jelas.
"Sampai kamu bisa lupain aku." Hina menatap Jaemin sesaat, kemudian pergi meninggalkan rooftop. Jaemin sadar kali ini Hina benar-benar marah. Ia mencoba mengejar gadisnya itu.
"Hina! Dengerin aku dulu! Hinaaa please!" Jaemin menarik tangan Hina yang hendak menuruni tangga.
"Tolong lepas Jaem! Lepasin aku!" Hina melepaskan tangan Jaemin dengan paksa dan ia berlari. Air mata sudah membanjiri dirinya sejak tadi. Jaemin mengejarnya yang sudah sampai didekat loker.
"Hinaaa! Aku mohon! Tolong dengerin aku!!" Jaemin kembali menarik tangan Hina.
"Apa Jaem? Apa?! Kamu mau jelasin apa? Kamu sayang aku kan? Tolong jangan buat aku sakit lagi, udah cukup semua yang aku kasih kekamu. Udah cukup kamu mainin banyak perasaan cewek. Udah cukup kamu selingkuhin aku 15 kali. Udah Jaem, udah cukup!!" Hina mengeluarkan semua unek-unek yang telah lama dipendamnya. Jaemin hanya diam.
"Lo diem kan!? Kita putus jaem! Gue udah capek lo mainin terus! Gue udah capek! Lo tuh bejat Jaem!!" kembali Hina mengeluarkan semua yang ia pendam selama ini.
"Kita break aja ya Na? Gue gak mau kita putus." Jaemin menarik Hina kedalam pelukannya. Hina meronta ingin dilepaskan.
Somi yang sedang mengambil buku diloker melihat semua kejadian barusan. Ia tak pernah tau jika Jaemin menduakan Hina. Selama ini yang ia dan yang lain tau bahwa Jaemin dan Hina adem ayem aja. Ternyata Hina menyimpan beban yang lebih berat.
"Pergi! Pergi! Gue bilang lo pergi!!" Perlahan Jaemin melangkah mundur kemudian pergi. Hina terduduk lesu. Somi yang ada didekat sana langsung membawa Hina pergi.
"Udah dong beb, jangan nangis lagi." Somi langsung memeluk Hina yang sedang menangis tersedu-sedu.
"Gue sayang Jaemin. Tapi gue gak bisa diginiin terus Som." Ucap Hina lirih.
"Udah yaa udah, jangan nangis lagi." Somi menghapus air mata Hina, namun malah air mata Somi yang keluar.
"Kok malah elo yang nangis?" Tanya Hina.
"Gue ngerasain aja apa yang lo rasain." Jawab Somi. Hina balik menghapus air mata Somi.
"Udah jangan nangis, gue gak apa-apa kok." Ucap Hina, bahkan ia masih bisa bilang 'gak apa-apa'.