part 2

12.1K 603 17
                                    

Nia-

19.00 wib

Huft...
Hari ini...hari yang sangat melelahkan, di kantor banyak klien , sedangkan ammar ada lomba yang harus aku hadiri.
Ya...tentu saja aku menjadi orang tua tunggal dari anak semata wayang ku, aku tidak ingin ammar merasa sendiri, aku harus selalu ada saat anak ku membutuhkan aku.

" bu..." suara ammar memecahkan lamunanku.

" sayang...kok belum tidur?"

" bu ...apa ibu sudah kirim foto piala ammar kepada ayah?"

Aku tersenyum memandang wajah polos ammar.

" iya sayang, kita foto dulu ya pialanya."

Segera ku foto piala dan hadiah yang ammar peroleh ku kirim ke wa mas rendi.

Aku : send pict ( ammar juara 1 lomba mewarnai )

Tidak ada balasan dari rendi.

" bu...apa sudah dibalas ayah?"

" belum sayang...mungkin ayah sudah tidur, ammar juga tidur ya, ini sudah lepas isya sayang "

" iya bu..."

" sari...antar ammar ke kamar ya "

" ayok ammar kita ke kamar, mbak sari bacakan buku cerita, tadi sama ibu dibelikan buku baru loh"

" bu...apa ibu tadi belikan ammar buku baru ?" tanya ammar sambil memelukku.

" iya sayang...ammar bobok ya, besok kan sekolah sayang "

Ammar mengangguk dengan senyuman dan berlalu ke kamar bersama sari.

***

Zaki -

" loh ndan...belum pulang?" Tanya santo kepadaku.

" aku kan piket san istrimu sudah melahirkan san?"

" ijin ndan belum...perkiraan awal bulan depan "

" wah..senengnya mau jadi bapak..."

" iya ndan alhamdulillah...sampean kapan ndan ?"

" kapan apanya?"

" kapan jadi bapak hehehe "

" kamu iki ngeledek opo piye...calon aja belum ada kok kamu nanya aku kapan jadi bapak..."

" Yaaa.. kali aja ndan , siapa tauuuu abis ini dapat jodoh "

" Ah.. aku aja gak mikirin jodoh "

" ya harus dipikirkan ndan... Masih muda ndan "

" ndan saya pulang dulu ya..." pamit santo

" oke hati-hati "

Berada diruang kantor sendirian membuatku merasa pilu, memandang foto almarhumah istriku salma, wanita yang anggun, cantik dan sangat sabar...allah memanggilnya begitu cepat, malam ini aku sangat merindukannya.

"Salma... Seandainya kamu masih ada, aku tidak akan merasakan sendiri seperti ini... Ada kamu disaat aku pulang "

***

Nia -

05.00
Pagi subuh kami bertiga, aku , sari, dan ammar melaksanakan solat subuh berjama'ah.
Setelah itu aku memasakkan sarapan pagi untuk ammar, sari sedang membantuku membereskan isi rumah.

" sari...siapkan makanannya dimeja ya, ibu mau mandikan ammar "

" iya bu ..."

Aku menuju tangga atas dimana kamar ammar berada.

Tok..tok...

" ammar...sayang..."

Tak lama ammar membuka pintu kamar.

" ammar lagi apa nak?"

" ammar udah mandi bu"

" loh kok mandinya gak tunggu ibu?"

" ammar mau mandi sendiri "

" sini...anak ibu sudah besar ya, sudah bisa mandi sendiri "

" bu ayah udah liat piala ammar?"
Lagi-lagi ammar menanyakan ayahnya.

" sudah sayang....tapi ayah masih sibuk jadi belum bisa TLP ammar "

Kali ini terpaksa aku membohongi ammar, entahlah sudah 1 bulan mas rendi tak membalas wa atau sekedar mengangkat TLP dariku.
Bukan aku yang membutuhkannya, tapi ammar ingin sekali berbicara.
Sambil kupakai kan seragam sekolah ammar, tiba-tiba...

" bu..kenapa ayah tak pernah lagi pulang kerumah?"

Aku mengerutkan dahi...

"kenapa sayang?kan ada ibu.."

" tapi ammar pengen kayak teman yang lain bu, ada ayah "

" sabar ya sayangnya ibu...nanti kalo ayah sudah gak sibuk, ayah akan datang "

Ammar mengangguk mengerti, aku tau ada kerinduan dimatanya, rindu dipeluk ayah.

Sejak aku bercerai dari mas rendi 4 tahun lalu, 2 bulan sekali mas rendi menemui ammar, kami lebih sering berkomunikasi lewat video call atau tlp.
Mengetahui kabar ammar dan perkembangannya sangatlah penting bagiku dan mas rendi untuk menjadi bahasan saat kami bertemu, tentu saja mas rendi beserta istri nya mbak nadia.
Mbak nadia tidak akan pernah membiarkan mas rendi bertemu denganku sendirian.
3 tahun pernikahan mas rendi dan mba nadia telah dikaruniai anak perempuan bernama sesilia.

Terjawab sudah bahwa cinta memang datang dengan seiringnya waktu, sejauh hubungan suami istri yang tak saling cinta sekalipun akan mendatangkan cinta, entah dari mana asalnya, dan mulai kapan mereka jatuh cinta.
Ah...sudahlah...mas rendi bukanlah milikku lagi, keputusanku untuk mundur adalah keputusan yang terbaik.
Memang tak mudah menjadi orang tua tunggal, tapi aku yakin, aku bisa merawat dan membesarkan ammar sendirian.

07.30
Aku tiba disekolah ammar.

" sari, bekal ammar jangan lupa dibawa "

" iya bu udah sari siapin "

" ammar salim sama ibu dulu sayang, ibu mau kekantor "

Ammar mencium punggung tanganku.

" assalamualaikum ibu..."

" waalaikumsalam anak ibu...sekolah yang pintar ya sayang "

" oya sari nanti jangan lupa kalo pulang pesan taksi online aja ya, ibu gak bisa jemput karena ada meeting "

" iya bu "

***
Zaki-

Kulirik jam dinding menunjukkan pukul 08.00 saatnya aku pulang setelah semalaman aku berada ditempat dinas karena piket.

" mau kemana kamu?"
Tanya ali kepadaku.

" ya pulang lah ...kan kamu udah datang, ya gantian piketnya "

" kirain kamu mau temenin aku hehehe "

" enak aja...mendingan aku tidur "

" eleeeh...tidur juga sendirian, berdua ding sama guling hahaha " ali terkekeh.

" ngeledek aja kamu " timpal ku kepada ali teman 1 letting.

Aku melaju dijalan raya, saat berada dilampu merah, aku melirik mobil jazz putih yang terbuka kacanya.

Itukan ibu-ibu kemaren? Gumam Ku...
Dasar judes, nyetir aja mukanya asem gitu.

Tanpa dia sadari, sedari tadi aku melihat wajah wanita yang kusebut judes.

Tin tin...bunyi klakson mobil dibelakang ku membuyarkan pandanganku padanya, seketika itu mobil wanita itu melaju dan meninggalkan ku.

Eh...tapi siapa nama wanita itu.
Kemarin tak sempat aku bertanya siapa namanya, dimana rumahnya.

Ahhgghh....aku ini lupa...bukannya dia sudah memiliki anak, berarti dia sudah memiliki suami, diatas motor kugelengkan kepalaku mengusir wanita itu dari pikiranku.

****

Nia...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang