part 15

9.3K 520 3
                                    

Nia-

Sudah 2 jam hp ku tak berhenti berbunyi dan bergetar...
127 panggilan tak terjawab
35 pesan masuk
20 whatsapp
15 BBM

Berkali-kali mas zaki menghubungiku tapi tak satupun aku jawab.
Aku sengaja membiarkan keadaan seperti ini terjadi. Masih hangat dalam ingatanku perempuan berseragam polwan itu memeluk mas zaki dari belakang dengan manja. Mana mungkin jika sikap saudara atau kerabatnya sedekat itu.

" beraninya peluk-peluk !!!" gerutu ku...

Tak lama ada suara dari depan rumah,  ada yang mengetuk pintu.
Bergegas aku turun menuju ruang tamu.

"mmm.. Bik... Biar saya aja yang buka pintu,  oh ya mana ammar? "

" ammar sedang bersama sari ditaman belakang bu "

" oh yaudah biar saya aja yang buka pintu bibi masak aja "

Klek..

Aku terkejut melihat mas zaki tiba-tiba sudah berada didepan pintu dan berseragam lengkap.

" kenapa TLP aku gak diangkat? "

" gak dengar "
Jawabku ketus.

" gak dengar?"
Mas zaki mengerutkan dahi setelah mendengarkan alasanku yang tak masuk akal.

Tiba-tiba laki-laki yang berstatus calon suamiku masuk kedalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.

Bergegas aku membuntutinya dari belakang.

" udah siap? " tanya mas zaki kepadaku.

" siap kemana?"

" kedokter THT? "

" hah? THT? Untuk apa ?"

" ya untuk periksakan telinga sayang... Ratusan kali aku TLP gak diangkat,  katanya gak dengar "

" mas gak jelas...!!! " ketusku.

" pasti ada alasan lain... Kenapa hindari aku? Marah? "

" gak tau... "
Mas zaki menghela nafas kasar.

" sayang... " tiba-tiba mas zaki duduk disamping ku.

" kursinya masih lebar mas... Geser sana!!"

" gak mau.. Aku maunya deket-deket terus"

" gak usah gombal "

" gak gombal... Emang iya pengennya deket terus "

" oh gitu... Jadi pengennya deket terus.. Termasuk dipeluk-peluk sama polwan itu "

" polwan? Polwan mana? "

" polwan yang suka meluk-meluk manja dari belakang "

Aku melirik ke arah mas Zaki yang sempat berfikir dan mengingat - ingat siapa wanita yang ku maksud.

" oh... Dina? "

"oh.. Jadi namanya si mbak - mbak polwan itu dina? "

Mas zaki tersenyum...

" kenapa senyum-senyum gitu? "

" kamu lucu kalo cemburu"

" cemburu? gak usah ge-er "

Mas zaki terkekeh  melihatku

" aku tambah sayang sama kamu kalo ngambek gini... Udah cemburu gitu berarti cinta sama aku "

Aku menghela nafas melihat sikap mas zaki yang menganggap ini mudah dimaafkan.

" mas... Aku serius "

" aku juga serius sayang... "

" siapa dia? "

" Dina itu dulu memang teman 1 dinas sama aku, tapi sekarang dia sudah pindah ke polres utara"

" dia mantan pacar atau? "

Belum selesai aku bicara mas zaki sudah memotong pembicaraanku.

" tidak ada apa-apa diantara aku dan dina... Kalo Pun dia menaruh hati padaku yakinlah sayang aku tak pernah membalasnya "

" yakin? " tanyaku

" gak percaya? "

" aku gak mudah buat percaya mas...butuh waktu "

Tiba-tiba
" kita nikah besok pagi "

" hem.. Apa? Ngarang banget si mas... "

" kenapa? Biar kamu percaya kan kalo aku gak macam-macam "

Aku terdiam.

" dapetin kamu itu susah. Kalo aku mau aku bisa saja sama dina, aku mengenal dina jauh sebelum aku kenal kamu. Dina itu cantik... Siapa yang tidak mau dengannya? Tapi dia bukan tipe wanita pilihan ku dan mama. "

" jadi aku tipe kamu? "

" masih nanya terus kenapa aku milih kamu? "

Sejenak aku terdiam.

" kenapa diem? Masih marah? "

Aku menggelengkan kepala.

" kasih aku kepercayaan nia "

" mas... Maafkan aku,  bukan aku tak mempercayaimu, tapi mengertilah aku, -"

" aku mengerti sayang... Tak mudah bagimu mempercayai laki-laki sekalipun aku sudah menjadi calon suamimu,  kamu harus yakin bahwa aku menyayangimu nia "

Aku tersenyum tipis.
Ada sedikit harapan untuk laki-laki yang saat ini berada di hadapanku. Harapan untuk hidup bersamanya,  untuk masa depan aku dan ammar.
Laki-laki yang tegas,  laki-laki yang bertanggung jawab.

" dengarkan aku... Minggu depan kita berdua sudah mulai menghadap para staf dan komandan di kantor. Sudah siap kan jadi calon ibu bhayangkari? "

" mas yakin denganku? "

" Kalo mas gak yakin,  saat ini tidak akan aku berada disini,  di depanmu "

" buuu.  " suara ammar memecahkan keheningan antara aku dan mas zaki

" heyyy... Anak ayah "
Sapa zaki kepada ammar

" ayah jadi pak polisi?"

" iya sayang... Ayah hari ini jadi pak polisi, ammar lagi apa sama mbak sari? "

" ammar lagi main lego yah "
Ammar tiba-tiba datang dan duduk dipangkuan mas zaki.

" oke... Anak ayah besok sekolah ndak? "

" sekolah.. "

" besok ayah jemput ya,  tapi ammar harus bangun pagi terus pulangnya nanti kita kerumahnya UTI, ammar mau? "

" mau... Ammar kangen uti "

" yaudah ayah pulang dulu ya, janji ammar harus jagain ibu " mas zaki memeluk ammar dengan erat.

***

Nia...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang