part 4

10.5K 537 29
                                    

Rendi-

Aku duduk diam disofa menatap kosong pada layar hp, tak ada tlp, tak ada pesan dari nia.
Bagaimana mungkin dalam 1 bulan nia sama sekali tak menghubungiku.
Apa dia sengaja menjauhkan ku dari ammar, bukankah kita sudah sepakat untuk kepentingan ammar aku bebas menghubungi atau menemuinya.

" mas...!!"

Aku menoleh kepada suara yang memanggilku.

" kenapa nad ?"

" kita jalan yuk beli susu sisil "

" kamu jalan aja diantar supir, aku capek "

" kamu kenapa sih mas....?"

" aku capek nad..."

" iya kamu capek nunggu tlp dari nia, atau wa dari mantan istri kamu itu kan "

" sudah lah nad aku capek kalo harus berdebat sama kamu lagi "

" kamu kenapa sih mas gak bisa lupakan dia, sudah ada aku dan sisil "

" nad, mana mungkin aku melupakan anakku, ammar itu anakku "

" halah...kalian itu anak aja terus yang dijadikan alasan "

" cukup nad !!!"

" rasanya aku sudah muak mas, kenapa sih kamu terus aja mikirin nia, mas...5 tahun kita menikah, sudah ada sisil diantara kita apa tidak bisa membuatmu melupakan mantan istri kamu itu? Kamu ingat mas...sebelum nia ada aku, aku lah wanita satu-satunya yang kamu cintai, aku wanita yang menunggu mu, tapi kehadiran nia merusak semuanya. "

Nadia terus saja berbicara dan berderai air mata, aku paham betul bagaimana perasaannya, nadia tau setengah hatiku masih ada nama nia.
Bagaimana aku bisa melupakannya, nia adalah istri yang aku cintai, wanita solehah itu tidak pernah membantah atau berbicara keras kepadaku. Penyesalanku tak kan pernah terbayar dengan apapun , aku telah menyia-nyiakan wanita baik yang Allah ciptakan untukku.

Aku dan nadia terdiam sejenak, kubiarkan nadia tenang dengan tangisnya.

" nad...aku mohon kepadamu buang jauh pikiran negatif mu tentang aku dan nia, kami memang masih saling komunikasi, tapi kamu tau sendiri selalu membahas ammar, aku tak akan bisa dan tak akan mungkin melupakan ammar, ammar itu anakku, darah dagingku , tidak akan ada mantan anak "

Nadia diam dan mendengarkan apa yang aku katakan.

" kamu masih mau aku antar beli susunya sisil?"

Nadia mengagguk...

" yasudah ayo siap-siap, aku antar kamu ke minimarket untuk belanja "

****
Nadia -

Sungguh sakit...hatiku sakit jika selalu mendengar nama nia, aku benar-benar tak rela jika suamiku masih memikirkan mantan istrinya itu, memang dalam 1 bulan ini, aku sengaja memblokir kontak tlp nia dari hp mas rendi, dengan begitu mereka tak bisa lagi saling berkomunikasi, aku tak ingin nia menggangu rumah tanggaku lagi dengan alasan ammar, rasanya aku sudah muak dengan wanita sok suci itu.

Didalam mobil sisil duduk dipangkuanku menatap hujan dari jendela, merasakan gemuruh terasa sesak didada. Sesekali aku melirik kearah wajah mas rendi,
Kamu memang telah menjadi milikku, tapi hatimu bukan untukku.
Bersusah payah aku mendapatkanmu kembali mas, pengorbananku sungguh tak pernah ternilai dimatamu.

" mas...pulang dari minimarket antarkan aku kerumah mama, aku mau tidur dirumah mama "

" iya " jawab mas rendi singkat.

***

Rendi-

" nad...aku gak bisa turun ya, hujannya lebat, aku langsung pulang, besok pulang dari kantor aku jemput kamu "

Nia...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang