Keadaan tempat kedua lelaki itu sekarang jauh lebih baik dari sebelumnya. Mereka sibuk mengatur nafas masing-masing yang memburu. Terlebih lagi salah seorang dari keduannya yang bisa dibilang keadaannya lebih parah. Bahkan keringat di tubuhnya begitu memperlihatkan kalau orang itu baru saja kehujanan, padahal tidak.
Dua orang itu baru saja memasuki mobil yang sama, setelah sebelumnya mereka harus berdesak-desakan dengan ratusan orang yang berada di luar gedung tempat mereka mengadakan suatu acara. Dengan susah payah mereka keluar dari himpitan itu.
Salah satu dari keduanya duduk dikursi kemudi, dan satunya lagi duduk dibelakang. Lelaki yang berada di kemudi itu mengeluh panjang. Ia merasa sangat lelah hari ini, mulai dari acara itu, desak-desakan, ditambah, ia harus mengemudi membawa mereka berdua pulang, sedangkan yang dibelakang sudah berada di posisi nyamannya.
Hari ini, lelaki di depan itu akan melayangkan sebuah protes, dan juga tambahan saran yang bisa mengurangi beban pekerjaannya nantinya.
"Jae, aku lelah menjadi manager-mu yang seperti ini," eluh lelaki di depan itu pada orang di belakang, dan itu langsung membuat orang di belakang terkejut bukan main.
"Apa hyung? Jadi maksudmu, kau mengundurkan diri jadi manager-ku?" pekik orang di belakang yang membuat lelaki di depan meringis.
Sedangkan Jae Hyun, laki-laki yang duduk dibelakang ini sudah memasang wajah suram disertai kebingungannya.
"Aku tidak mau menjadi manager sekaligus bodyguard-mu."
Jae Hyun mengangguk paham, tanpa membalas reaksi yang berlebih. Wajahnya kembali tanpa ekspresi.
"Ini demi keamananmu, juga pekerjaanku agar bisa berjalan lebih baik!" sang manager sudah sangat tahu kebiasaan Jaehyun. Lelaki itu selalu saja tidak bisa memberikan respon yang pas pada waktunya.
Setelah mendengar ocehan dari sang manager—Jae Hyun yang menganggapnya demikian—ia sedikit menimang sesuatu dalam beberapa saat.
Namun hasilnya, zonk.
Jae Hyun bahkan terlihat lupa akan apa yang seharusnya ia lakukan. Pemandangan kota di luar jendela itu sudah menarik perhatian Jae Hyun.
Atau, seakan Jae Hyun sengaja melupakannya di karenakan ia memang sedang tidak ingin berfikir ia harus bagaimana.
"Terserah kau saja, Jaehyun-ah. Tapi aku akan tetap mencarikan seorang bodyguard khusus untukmu, dan kau mautidak mau harus terima."
=Dear My Bodyguard=
Eluhan demi eluhan mengudara. Seorang gadis yang berada di pinggir jalan raya Seoul kala itu terlihat begitu kacau.
Gadis itu kemudian berjongkok, lalu mengeluarkan isakkannya. Ya, gadis itu yang menangis. Bagaikan luapan dari yang ia rasakan sekarang.
Brakk
Bukk
Gadis itu tiba-tiba terjungkal. Di hadapannya sekarang ada sekitar 4 orang lelaki asing. Dan dari yang gadis itu tangkap, salah satu dari merekalah yang membuatnya terjatuh.
"Hei kau, berisik sekali menangis disini. Pergi sana!" hardik salah satu dari para lelaki itu.
"Kita tidak perlu mengusirnya. Lihatlah teman-teman, gadis ini cukup cantik. Kita bisa menggunakannya." Dan setelahnya ke-empat lelaki ini tertawa keras.
Tanpa ada rasa takut, gadis itu menatap ke-empatnya. Gadis itu hanya menyesal sudah berjalan tak tentu arah yang membuatnya salah jalan.
Gadis itu berdiri sarkastik, lalu menghapus air matanya sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dear My Bodyguard | JJH ver.
Fanfiction[COMPLETED] Kehidupan Jung Jae Hyun-solois yang sedang berada di puncak popularitas, saat dipertemukan dengan bodyguard barunya. Akankah menjadi lebih baik? Atau sebaliknya? By: febwith_j -Since 26/11/2017 -End 23/03/2019 Cr. Cover picture from MOTO...