Semula, semuanya gelap. Tidak ada yang Jae Hyun rasakan pula. Hanya seperti sedang tertidur di malam hari.
Tapi, Jae Hyun mulai merasakan ketidaknyamanan secara bertahap.
Mulutnya, terasa seperti menempel dan tidak bisa dibuka sama sekali. Dan tubuhnya tidak bisa digerakkan.
Kedua manik hitamnya mulai terbuka. Samar-samar membiasakan cahaya remang itu masuk ke matanya. Perlahan, Jae Hyun mengedarkan penglihatannya yang masih sayu.
Asing. Tempat ia berada sekarang tidak pernah ia ketahui.
"Ughh..." renguhannya mengambil alih perhatian orang lain yang berada di sana.
"Jae, sayang. Kau sudah bangun?"
Jae Hyun menoleh pelan. Pandangan matanya masih membayang, namun ia yakin ada tiga orang wanita di depannya saat ini.
Seraya alur flashback sedang dijalankan, Jae Hyun ingat apa yang terjadi dengan dirinya beberapa saat yang lalu.
Orang-orang itu, menculiknya. Jae Hyun masih bisa merasakan strum yang menyengat tubuhnya sampai ia limbung dan berakhir di sini. Duduk di kursi kayu dengan tubuh yang diikat tali kuat-kuat.
"Hei oppa, jangan mengacuhkanku!" Salah satu dari tiga wanita itu menggretak, tapi Jae Hyun tetap berlagak acuh.
"Oppa bicaralah, aku rindu suaramu." Wanita tadi menyambung ucapannya. Namun Jae Hyun masih sama.
Emosi wanita itu tersulut. Ia lantas mengeluarkan sebuah pistol yang sedari awal ia taruh di kantung jasnya. Berjalan mendekati Jae Hyun layaknya seorang super model.
Wanita itu tepat di hadapan Jae Hyun sekarang. Bergerak secara sengaja mendekatkan wajahnya pada Jae Hyun. Kemudian membuka masker hitam yang ia pakai.
"Jae Hyun oppa, apa kau masih mengenalku? Aku Ji An."
Persetan dengan nama itu. Jae Hyun sama sekali tidak ingat.
Yang Jae Hyun hanya memikirkan bagaimana ia bisa lepas dari jeratan tali itu dan kabur dari arahan pistol tersebut.
Ji An memegang pistolnya bak mainan. Ia menempelkannya di pelipis Jae Hyun, dan menari-narikannya di sana.
"Oppa, sekarang kau adalah milikku. Tidak boleh ada yang lain, hanya aku. Kau harus putus dengan Chae Kyung, kalau tidak—"
DORR!
Layaknya angin yang berhembus bebas, Ji An melepas satu tembakan seenaknya ke atas. Lalu meletakkannya lagi di pelipis Jae Hyun dengan seringai.
"—aku akan menghukumnya karena sudah mengambil oppa dariku."
Jae Hyun menegak salivanya kasar. Ia seperti sedang berada di film bergenre action. Namun ini nyata, dan berharap akan segera berakhir dengan tidak ada kejadian tragis.
"Tidak hanya dia, tapi semua orang yang menghalangi hubungan kita, pasti akan kuhukum, oppa."
Ji An masih tetap meletakkan senjatanya di pelipis Jae Hyun. Seperti sudah merasa nyaman di sana. Wajahnya semakin maju, berusaha mendekati wajah Jae Hyun. Tapi Jae Hyun dengan sigap memalingkan wajahnya.
CKREKK!
Semua orang di sana mematung bak mode pause. Tak lama, sejak Eun Ra datang sambil menodong sebuah pistol ke Ji An, ketiga wanita itu terlonjak kaget. Sedangkan penjaga yang lain, ikut menodong pistol ke wanita lainnya.
"Bagus, diam seperti itu! Maka kami akan mudah menangkap kalian."
"Kurang ajar!"
"Sudah, diam! Lepaskan saja Jae Hyun, atau aku akan melaporkan hal ini ke kantor polisi. Kami sudah memiliki bukti dan foto wajah kalian dengan jelas."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dear My Bodyguard | JJH ver.
Fanfiction[COMPLETED] Kehidupan Jung Jae Hyun-solois yang sedang berada di puncak popularitas, saat dipertemukan dengan bodyguard barunya. Akankah menjadi lebih baik? Atau sebaliknya? By: febwith_j -Since 26/11/2017 -End 23/03/2019 Cr. Cover picture from MOTO...