Lelaki bermarga Seo itu melempar gadgetnya sembarang. Mulutnya pun menyempurnakan lampiasan emosinya itu dengan berdecak. "Jae, kita hancur!"
Sedang yang dipanggil belum merespon apapun. Kedua telinganya seakan tertutup rapat dikarenakan ia terlalu fokus pada layar tv besar, sehingga pendengarannya hanya tertuju ke sana.
"Jae Hyun!" Seperti tidak ada kata sabar untuk Johnny. Pria itu sama sekali tidak memberi kesempatan untuk panggilan yang ketiga.
Dihampirinya pria yang lebih muda itu. Lagi-lagi tidak ada jawaban, membuat Johnny penasaran tentang apa yang sebenarnya tengah pemuda itu lihat.
"Jadi apa yang harus kita lakukan, hyung?" Ternyata, tidak hanya Johnny yang sudah tahu persebaran berita itu.
Lelaki itu mendesah pelan. Lantas memijit keningnya naik-turun. "Tentu saja agensi sudah mengetahui hal ini. Dan perkiraanku, mereka akan mempercepat comeback-mu karena berita yang entah dari mana berasal ini sudah tersebar di berbagai media."
Penjelasan Johnny sungguh tidak bisa diterima oleh Jaehyun, walau dirinya sepenuhnya mengerti.
Padahal, ia baru saja menyelesaikan masa promosi single-nya kemarin. Bukan kemarin sepenuhnya, tapi kira-kira dua bulan yang lalu.
"Aku bahkan baru saja akan merasakan bagaimana nyamannya beristirahat, hyung..." Suatu bentuk penolakan secara tidak langsung ke luar dari mulut Jae Hyun.
"Jangan mengeluh! Ini sudah resikonya. Dan kalaupun kau lelah, bagaimana dengan diriku?—dan Eun Ra?" Penuturan Johnny malah membuat Jae Hyun bingung. Mengapa Eun Ra selalu masuk dalam pembicaraannya bersama Johnny akhir-akhir ini?
Jae Hyun hanya diam seolah yang Johnny ucapkan itu benar. Walau memang seperti itu adanya, ia hanya mencoba menerima.
"Persiapkan saja dirimu untuk acara fanmeeting ataupun showcase nantinya. Agensi mungkin sudah menyiapkan hal itu dalam waktu dekat."
Dan akhir dari pembicaraan mereka adalah saat Johnny tiba-tiba beranjak menjauh untuk menerima telfon.
"Baik, Sajang-nim. Kami akan atur semuanya dengan baik untuk acara itu. Jae Hyun-kami pun sudah mempersiapkan diri."
Jae Hyun yakin telinganya tidak salah dengar.
Jadi, secepat itukah jalannya sebuah entertainment?
=Dear My Bodyguard=
Eun Ra tidak pernah membayangkan sebelumnya jika tugasnya tidak diterima. Pak Kim, biasanya dosen itu sangat pengertian. Tapi tidak untuk hari ini.
Atau mungkin perlakuan tersebut hanya untuk Eun Ra?
Gadis itu lantas menggantungkan dagunya pada telapak tangan, juga tatapannya yang kosong benar-benar suatu definisi bahwa ia sangat stres.
"—kuharap Jae Hyun oppa tidak kelelahan karena jadwalnya yang beruntun—"
Pletak!
"Sial, sakit sekali..." ringis Eun Ra saat Gi Byeol berhasil menjatuhkan pangkuan dagunya, juga lamunan gadis itu.
"Kau mendengarkanku atau tidak, Eun Ra-ssi? Lagipun, mana ada bodyguard yang terkena sedikit, langsung meringis seperti itu. Lalu bagaimana kau bisa menjaga Jae Hyun-ku?"
Tatapan Eun Ra langsung berubah derastis dan sangat tajam menatap Gi Byeol. Sangat tidak percaya dengan lontaran kalimat lantang yang temannya itu barusan katakan.
"Rendahkan suaramu, Kang Gi Byeol!"
"Untuk apa? Hal itu sudah jadi rahasia umum, tahu tidak?"
Eun Ra berdecak sebal. Namun ia belum mau menyerah. "Bilang saja kau iri denganku."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dear My Bodyguard | JJH ver.
Fanfiction[COMPLETED] Kehidupan Jung Jae Hyun-solois yang sedang berada di puncak popularitas, saat dipertemukan dengan bodyguard barunya. Akankah menjadi lebih baik? Atau sebaliknya? By: febwith_j -Since 26/11/2017 -End 23/03/2019 Cr. Cover picture from MOTO...