Suasana pagi hari ini tidak begitu mengenalkan. Padahal udara dingin awal hari yang berhembus melewati ventilasi seharusnya menjadi sumber penjernih pikiran. Juga sinar matahari yang mulai menyeruak di sekeliling ruangan menjadi penyemangat tersendiri.
Namun kedua orang itu malah menciptakan kesuraman.
Johnny menyilangkan kedua lengannya di depan dada, sembari menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Sambil menatap udara kosong di hadapannya tanpa berkedip.
Lalu, Eun Ra yang duduk termenung melihat lantai sendu. Dengan jarak tak jauh dari keberadaan Johnny. Dan tanpa sepatah katapun terucap setelah sebelumnya Johnny melemparkannya dengan pernyataan menyakitkan.
"Aku kecewa padamu, Eun Ra-ssi."
Ya, itu menyakitkan. Eun Ra seolah sudah dituduh dan dihakimi pada saat yang bersamaan.
Padahal itu bukan sepenuhnya salahnya sendiri.
Tapi apa yang bisa Eun Ra perbuat? Ia sudah terlanjur kaku untuk mengelak dan memberikan penjelasannya pada Johnny.
Arah pandangnya langsung berubah saat mendengar suara pintu terbuka. Melihat orang yang baru saja ke luar dari ruangannya dengan sulit diartikan.
"Jae Hyun, kita perlu bicara." Mengikuti titah Johnny, Jae Hyun langsung mengambil tempat untuk duduk tanpa mengeluarkan sahutan apapun. Ia duduk di samping Eun Ra sebab hanya tinggal tempat itu yang tersedia. Sekejap pemuda itu menoleh ke arah Eun Ra, dan Eun Ra yang sadar langsung membuang pandang.
"Kau sudah tahu apa yang terjadi?" Pertanyaan itu sudah jelas untuk Jae Hyun. Tapi walau pemuda itu sadar, ia seperti malas untuk menjawab.
Yang terdengar hanya deheman.
"Beritanya menyebar sangat cepat. Mereka langsung menyadari jika yang berada di dalam foto itu adalah kau, Jae."
Inilah yang membuat Eun Ra merasa seolah dituduh. Ia sudah berusaha menyuruh Jae Hyun untuk mengenakan masker yang ia beri tadi malam, tapi pemuda itu terus saja menolak. Padahal itu adalah keamanan yang pertama agar tidak mudah dikenali siapapun.
Jadi, Eun Ra bisa saja ikut buka suara untuk menyerukan ketidakterimaannya sekarang, tapi mood-nya sudah tidak mendukung.
"Tidak sendirian, tapi bersama seorang wanita yang tidak diketahui identitasnya. Berdua saat malam hari, sembari berbelanja..," Johnny menggantung kalimatnya sembari melirik Eun Ra.
"...sepertinya aku tidak perlu melafalkan apa isi-isi berita itu. Kalian sendiri sudah mengetahuinya, 'kan?"
Tertohok. Eun Ea begitu merasakannya saat Johnny belum melepaskan pandangannya terhadap dirinya. Sedangkan Jae Hyun sedari tadi hanya bersikap acuh.
Apalagi kalau bukan tentang berita itu? Yang semakin waktu berjalan, masyarakat akan membesar-besarkan hingga keluarlah topik hangat 'Kencan antara Jung Jae Hyun, si solois dengan seorang wanita misterius'.
"Tidak adakah yang bisa kita lakukan?" Eun Ra menyerah untuk diam. Takut bercampur panik menyertai dirinya.
Jae Hyun melirik gadis itu dari ekor matanya. Menemukan sebuah kesungguhan yang diwujudkan menjadi permohonan di sana. Lalu matanya menatap Johnny yang menjadi sumber arah pandang gadis itu.
"Ada," Johnny menghela nafas sejenak. "Ini juga saran dari Sajang-nim."
"Apa yang ia katakan?" Eun Ra sungguh menantikan ini. Mengetahui jika ini adalah saran Sajang-nim, rasa waspadanya lebih meluap-luap dari sebelumnya.
"Jae Hyun harus menjadikan berita ini sebagai fakta."
Eun Ra dan Jae Hyun benar-benar tersentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dear My Bodyguard | JJH ver.
Fanfiction[COMPLETED] Kehidupan Jung Jae Hyun-solois yang sedang berada di puncak popularitas, saat dipertemukan dengan bodyguard barunya. Akankah menjadi lebih baik? Atau sebaliknya? By: febwith_j -Since 26/11/2017 -End 23/03/2019 Cr. Cover picture from MOTO...