Sejujurnya Jae Hyun tidak tahu apa yang akan ia bicarakan dengan appa-nya nanti. Terlalu kaku karena tidak pernah saling bicara sejak ia memilih meninggalkan rumah bersama ibunya dulu.
Membahas masalah yang dihadapinya ataupun masalah yang telah ditimbulkan oleh appa-nya itu rasanya tidak mungkin.
Ingatlah, Jae Hyun sangat asing dengan keadaan ini. Mungkin begitu pula dengan appa-nya.
Hanya saja fakta yang terkuak itu telah menyatukan keduanya lagi secara tak langsung.
Jae Hyun terus saja menatap jalanan dari pinggir jendela bus. Namun pikirannya melayang-layang entah ke mana. Sementara Eun Ra yang duduk di sebelahnya hanya bisa diam. Sesekali menghela napasnya pelan, membuang tekanan yang merajai diri karena harus kembali berada di dekat pemuda itu.
"Hei, lihatlah. Bukankah itu Jung Jae Hyun?"
Seruan itu berhasil menarik perhatian seluruh pengguna bus. Termasuk Eun Ra dan Jae Hyun sendiri.
Eun Ra mulai gusar. Sementara pemuda itu tetap tenang. Semua mata tertuju pada mereka berdua dengan rasa ingin tahu yang tinggi.
Namun hanya beberapa detik, setelahnya mereka kembali ke kegiatan masing-masing. Seolah tak peduli.
Napas Eun Ra yang sempat tercekat, akhirnya kembali mengendur. Walaupun tidak sepenuhnya..,
"Ternyata pria itu benar-benar jatuh, ya? Lihatlah, bahkan dia menggunakan bus untuk bepergian."
Karena dua orang di dalam sana masih melanjutkan omongan tak pentingnya.
Eun Ra sebenarnya sudah tak tahan. Ingin sekali ia menyumpal mulut menjengkelkan orang-orang itu dengan sepatunya. Hanya saja itu tidak mungkin, mengingat ia sedang bersama Jae Hyun.
Eun Ra tidak mungkin membuat Jae Hyun semakin jatuh dengan melakukan perbuatan jeleknya atas nama pemuda itu. Jadinya, ia menahan dirinya dengan amat sangat.
Diliriknya pemuda itu yang masih saja diam. Eun Ra yakin, sekarang Jae Hyun semakin jatuh. Apalagi mendengar cibiran itu secara langsung.
Bahkan mendengar cibiran yang bukan diajukan untuk dirinya sendiri saja membuat Eunra kesal. Bagaimana dengan Jae Hyun saat ini, pikir Eun Ra.
"Lupakan saja omongan orang-orang itu, Tuan Jae." Eun Ra membuka pembicaraan agak ragu, tepat saat keduanya telah turun dari bus. "Kau bisa sakit walau hanya memikirkan hal tadi."
Jae Hyun menoleh pada Eun Ra. Lalu mengangguk samar.
"A-aku akan tunggu di luar. Bicaralah dengan appa-mu, Tuan Jae. Aku tidak mau mengganggu-"
Pemuda itu dengan cekatan menarik tangan Eun Ra saat wanita itu hendak pergi. "Aku memintamu menemaniku, bukan untuk menungguku di luar."
--------
Nyatanya, menemani Jae Hyun di dalam makin membuat debar di jantung Eun Ra semakin mengencang. Suasananya terlalu menyeramkan untuk ukuran pertemuan ayah dan anak yang tidak bertemu selama bertahun-tahun.
Ah, ya. Ingatkan Eun Ra bahwa mereka tidak hanya sekedar tidak saling bertemu. Ada sesuatu yang lebih, yang menjadi penyebab dua kubu itu terbentuk. Eun Ra bisa merasakannya hanya dengan melihat gelagat keduanya, walaupun ia tidak sepenuhnya tahu apa yang terjadi.
"Jae Hyun-ah," panggil Jae Won-sang appa pelan dari balik tahanan itu. Jae Hyun yang dipanggil tetap pada pandangannya yang lurus ke bawah. Sementara Eun Ra langsung mendelikkan penglihatannya pada dua orang di depannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Dear My Bodyguard | JJH ver.
Fiksi Penggemar[COMPLETED] Kehidupan Jung Jae Hyun-solois yang sedang berada di puncak popularitas, saat dipertemukan dengan bodyguard barunya. Akankah menjadi lebih baik? Atau sebaliknya? By: febwith_j -Since 26/11/2017 -End 23/03/2019 Cr. Cover picture from MOTO...