Zero

780 92 11
                                    

"Tae!"

Taehyung merasa namanya telah terpanggil, segera menoleh ke arah suara itu berasal. Kedua manik coklatnya menemukan pemuda bersurai merah yang memiliki wajah yang sama dengannya sedang bersandar di dekat pintu sembari melipat kedua tangannya di depan dadanya.

"Ada apa, V?"

"Aku butuh bantuanmu," V menggaruk-garuk belakang kepalanya. Taehyung hanya mengangkat salah satu alisnya pertanda ia kebingungan.

"Begini, nilai matematika ku semakin turun," V mulai melangkah masuk, kemudian ia duduk di kasur Taehyung yang terletak di sebelah meja belajar Taehyung. "Kau tahu maksudku, kan?"

Taehyung menaruh pensilnya di atas buku latihannya, menggerakkan kursi putarnya menghadap ke V. Kini, Taehyung melipat kedua tangannya di dadanya. "Tidak."

"Oh, ayolah!" V mengacak-acak rambutnya sendiri. "Kau tidak ingin aku dimarahi ibu, kan? Atau bahkan ayah? Aku tahu, kau akan meneruskan perusahaan ayah yang sudah sukses itu, tapi tolonglah kakak kembarmu dahulu!"

"Jadi itu alasanmu untuk tinggal di apartemen dan mengajakku tinggal bersama?" Taehyung membuang mukanya. "Aku tidak mau."

"Tae. . ." V menghela napas. "Kau berkata ini adalah alasanku untuk mengajakmu ke Seoul? Bukankah kau dari dulu ingin bersekolah di Seoul?"

Tatapan Taehyung yang semula penuh amarah menjadi sedikit iba kepada kakak kembarnya. Bersekolah di Seoul adalah harapan Taehyung sejak kecil. Memang, kedua orang tuanya sangat mampu untuk membiayainya, tetapi kedua orang tuanya tidak rela Taehyung dan V meninggalkan Daegu. Berkat V, keduanya bisa bersekolah di Seoul tanpa ada masalah di kedepannya. V memang selalu mendapatkan nilai buruk di setiap ujiannya, Taehyung tahu betul mengenai itu. Taehyung selalu berusaha untuk mengajak V belajar, walau pada akhirnya V malah tertidur atau bermain telepon genggamnya. Taehyung kembali menatap sepasang bola mata coklat milik kakak kembarnya.

"Apa maumu?"

"Bertukar sekolah denganku," V mengangkat kedua bahunya santai.

Membutuhkan beberapa detik bagi Taehyung untuk membuka lebar kedua matanya sembari berteriak. "APA?!"

"Sstt," V menutup mulut Taehyung yang terbuka lebar. "Kau pergi ke sekolahku, aku pergi ke sekolahmu."

Taehyung melepaskan tangan V dari mulutnya sembari menggelengkan kepalanya. "Tidak!"

"Tae, kau sangat pintar pelajaran matematika, bukan? Kelasku akan mengadakan ulangan matematika esok hari! Aku mohon! Kita bertukar sekolah hanya seminggu saja," V menempelkan kedua telapak tangannya di depan wajahnya, kedua matanya ia tutup.

Taehyung menelan ludah sembari menatap kakak kembarnya yang penuh harap. Ia melipat kedua tangannya semakin rapat, membuang kedua mukanya kembali agar bisa menyembunyikan wajahnya yang malu untuk menerima permintaan V. "Ba─baiklah."

"Eh?" V membuka kedua matanya, menatap Taehyung kebingungan. "Benarkah?!"

"I─iya. Buruan, pergi dari sini!" Taehyung menghempaskan kedua tangannya ke V, pertanda agar V segera pergi dari kamarnya.

Mendengar hal tersebut, V menunjukkan senyuman kotaknya kepada Taehyung. V pun bergegas untuk pergi dari kamar Taehyung. Sebelum ia sempat meninggalkan Taehyung, V berhenti di depan pintu kamar Taehyung, ia menoleh ke belakang untuk melihat Taehyung. "Besok akan ku siapkan seragamku. Lebih baik kau melakukan hal yang sama."

Setelah pintu telah ditutup, Taehyung segera memegang kedua kepalanya, sementara kepalanya ia letakkan di atas meja. "Apa yang aku pikirkan?"

━━━━━━━━━

TigersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang