Seven

415 63 9
                                    

🐰

Aku menggosok-gosok pipiku dengan es batu di Usaha Kesehatan Sekolah. Untungnya, hanya aku saja saat ini. Aku duduk di salah satu ranjang dekat dengan jendela, pipi sebelah kiriku memar karena Taehyung memukul pipiku dengan keras. Aku sangat terkejut dia dapat melukai diriku, aku pikir dia tidak bisa sampai melukaiku karena pertemuan terakhir kita, dia tidak bisa membuatku merasakan sakit, bahkan sedikit pun.

Tidak.

Aku berbohong, sebenarnya aku merasakan sakit di dadaku, tetapi aku tidak terlalu memikirkan itu lebih lanjut. Ingatanku dengan kejadian sebelumnya semakin membuatku penasaran dengan pemilik nama itu.

Hari ini aku terbangun dengan merasakan ada yang mengganjal di sekitar selangkanganku, aku menelan salivaku mengingat mimpi yang dapat membangunkan si Kecil. Taehyung, aku berada di atas untuk mengontrolnya, setiap gerakan yang aku lakukan dia akan selalu memanggil namaku dengan suara yang indah. Aku segera menggelengkan kepalaku untuk menyingkirkan imajinasi yang terlalu vulgar itu.

"Kenapa harus dia?"

Aku segera bangun dari tempat tidur untuk membersihkan diri. Setelah aku sudah menyiapkan diri dan menyelesaikan masalahku sebelumnya, aku segera pergi ke sekolah dengan mobilku setelah memakan sarapanku dan berpamitan dengan ibuku. Tentu saja, dengan menggunakan mobil pribadi aku dapat sampai lebih cepat dibandingkan dengan teman-temanku yang memakai bus, sepeda atau bahkan jalan kaki. Namun, kali ini aku harus menjemput pacar baruku, Eunbi. Kemarin, dia marah kepadaku karena aku tidak menjemputnya, sehingga seharian kemarin sebelum latihan klub dimulai, aku tidak bertemu dengan Taehyung.

Sampai juga aku di depan rumah Eunbi, rumahnya besar meskipun rumahku lebih besar. Aku melihatnya menghampiri mobilku, kemudian dia membukakan pintu di sampingku dan duduk dengan anggunnya.

"Selamat pagi, Nochu," dia dengan cepat mencium pipiku.

"Pagi," aku hanya tersenyum simpul.

Aku segera menggerakkan mobilku menuju ke sekolah. Eunbi hanya berceloteh ria dengan imutnya, sementara aku hanya mengangguk atau pura-pura merespon apa yang dia katakan agar tidak membuatnya marah. Kami pun sampai di sekolah, aku keluar dari mobil bersamaan dengan Eunbi. Eunbi langsung melingkarkan tangannya di tanganku.

Satu sekolah sudah mengetahui jika kami berpacaran, entah mengapa gosip tersebut cepat sekali menyebar. Mereka juga tahu jika aku dan V atau Taehyung bertaruhan untuk merebutkannya dan mengenai menjadi pembantu bagi yang kalah, tetapi mereka hanya beranggapan jika aku hanya ingin menjahilinya atau menyuruhnya untuk mengerjakan pekerjaan rumahku. Mereka tidak tahu jika aku merencanakan sesuatu di balik taruhan itu.

"Nochu, aku harap kau tidak menyuruh yang aneh-aneh kepada V," kata Eunbi saat kita memasuki gedung sekolah.

"Aku tidak sejahat itu," jawabku singkat.

Tiba-tiba ada suara batuk di belakangku dan Eunbi, suara yang tidak asing di gendang telingaku. Aku menoleh, lalu mendapati Taehyung berpura-pura batuk dengan raut wajah yang kesal. Di saat itu juga, aku ingin mengejeknya, tetapi tentu saja tidak di depan Eunbi.

"Permisi, aku ingin lewat," Taehyung berusaha untuk berkata dengan datar. Namun, nyatanya raut wajahnya berkata lain. Eunbi akhirnya menoleh ke arah Taehyung, dia sedikit kebingungan karena sebenarnya jalan di samping kami masih luas untuk dilewati.

Aku tidak ingin terjadi suatu perkelahian di antara mereka berdua, sehingga aku menyingkirkan tanganku dari tangan Eunbi, lalu bergeser ke samping. Eunbi hanya menatapku dengan sangat kebingungan, aku hanya mengangkat kedua bahuku. Melihat pergerakanku, Taehyung pun berjalan di antara aku dan Eunbi. Aku benar-benar tidak menyangka jika dia akan menginjak kakiku dengan kuat sebelum dia menghilang dari pandanganku. Aku menutup kedua mataku, menahan rasa sakit yang aku terima.

TigersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang