Hari itu, semua juga berjalan lancar bagi V. Meskipun dia terkadang tidak ingin mengerjakan tugas dan hanya bermalas-malasan. Untung saja ada Taeyong yang selalu mengingatkan dan ingin membantu V dari malasnya. V dan Taehyung tidak mengikuti kegiatan klub di sekolahnya, alasannya jika V adalah lebih baik menghabiskan waktu di luar sekolah, sedangkan Taehyung lebih menyukai menghabiskan waktunya untuk membaca buku. Kebetulan, sekolah mereka memperbolehkan murid-muridnya yang tidak sama sekali mengikuti kegiatan klub sekolah.
V dan Taeyong kini sedang berbincang-bincang di dalam McDonalds, membicarakan mulai dari sekolah V sampai perempuan yang paling populer di sekolah mereka.
"Sebenarnya aku sedang bertaruh," V membuka topik baru, dia menyedot coca colanya, lalu memakan hamburgernya.
"Bertaruh untuk apa?" Taeyong hanya memakan kentangnya.
V menelan makanannya terlebih dahulu sebelum melanjutkan omongannya. "Bersenang-senang," dia mengangkat bahunya dengan santai.
Taeyong mengetahui 'bersenang-senang' yang dimaksudkan oleh V, karena dia tahu, maksud kata itu jika keluar dari mulut V berarti dapat membahayakan dirinya sendiri. Taeyong hanya mengangkat salah satu alisnya, ingin memastikan apa yang dimaksud oleh V.
"Seperti. . . yah, akan menjadi pembantu yang kalah selama seminggu," V menyedot coca colanya kembali.
Taeyong berhenti memakan kentangnya, dia menatap V dengan curiga. "Kapan penentuannya?"
"Kemarin."
Taeyong mengambil napas dalam-dalam sebelum dia memukul meja di depannya, sehingga membuat beberapa orang di sekitarnya melihat ke arah V dan Taeyong. Tetapi, Taeyong tidak peduli akan hal itu, apalagi dengan V.
"Maksudmu, kau menyerahkan itu kepada Tae?!" Kedua matanya sangat jelas terlihat kemarahan Taeyong, sementara V hanya menatap datar Taeyong seraya menyedot coca colanya.
"Dia berkata padaku jika dia menang,"
Taeyong menggelengkan kepalanya, dia menyentuh dahinya sebagai tanda tidak mempercayai kata-kata V. "Kau ini bodoh atau apa?"
V seketika mengerutkan alisnya. "Apa maksudmu, hah?"
"Sudah berapa lama kau mengenal Tae, bodoh?" Taeyong berusaha untuk tidak mengeluarkan amarahnya kembali, berbicara dengan V menggunakan amarah justru tidak akan pernah sampai kepadanya.
"Tentu saja dari kami masih kecil!" V menaruh hamburgernya di nampan.
"Tetapi kau belum benar-benar mengenalnya," Taeyong mendengus kesal. "Apa saja yang kau lakukan selama ini sebagai kakak kembar?" Tambah Taeyong.
"Memasak untuknya, berbicara, kemudian, meminta mengerjakan tugas sekolah, meminta membersihkan rumah, bermain Overwatch bersama, kemudian. . ." V sedikit menaikkan kepalanya agar dapat berpikir apa saja yang sudah dilakukannya kepada adik kembarnya.
Taeyong bisa saja memukul V di saat itu juga. Untung saja, ada suatu keributan di luar restoran yang menarik perhatian V dan Taeyong. V menatap Taeyong yang kebetulan juga menatapnya, mereka menganggukkan kepalanya kemudian segera menuju lokasi keributan.
Di sana, ada seorang perempuan tengah dikerjai oleh beberapa murid yang sepertinya bukan berasal satu sekolah dengannya. Salah satu perempuan yang mengerjainya ingin menumpahkan sebuah kopi panas ke arah perempuan yang terjongkok dengan pasrah. Sebelum kopi panas itu mengenai perempuan tersebut, V dengan cepat menahan tangan si pembully, sedangkan Taeyong membantu perempuan tersebut berdiri.
"Apa yang kau lakukan, nona?" V mengambil gelas kertas yang berisi kopi itu dan membuangnya di tempat sampah terdekat.
"Itu adalah kopiku!" Salah satu dari keempat perempuan tersebut berteriak kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tigers
FanfictionTaehyung diminta oleh kakak kembarannya, Vante untuk menggantikannya di sekolahnya selama satu minggu. Kemudian, dia menyesal untuk menyetujuinya. ↑ Kook. ↓ Tae.