Ternyata, hari itu adalah hari yang buruk bagi si kembar. V menyesal harus merasa emosi lebih dahulu karena di depannya, Jeon Jeongguk sedang tersenyum meledek. Pikiran V berubah saat melihat ekspresi wajah Jeongguk, dia segera menarik tangan Jeongguk keluar dari supermarket. V mencari sebuah gang yang mungkin jarang dilalui, V merasa ada yang aneh dengan Jeongguk, perbedaan badan mereka jelas berbeda jauh, seharusnya Jeongguk bisa melepaskan tangannya dari genggaman V, tetapi yang didapati V adalah Jeongguk yang hanya pasrah mengikuti V berjalan. Tidak membutuhkan waktu yang lama bagi V untuk menemukan sebuah gang yang sesuai dengan harapannya, V berbelok ke gang tersebut, kemudian mendorong badan Jeongguk dengan sekuat tenaga ke dinding.
"Lupakan apa yang terjadi hari ini," V menatap Jeongguk dengan tajam, sementara itu Jeongguk hanya menatapnya dengan tatapan senang sembari menyeringai.
"Jadi dugaanku tadi pagi benar," Jeongguk mengibas-ngibaskan jaket hitamnya.
"Apa yang kau duga?"
"Kau mungkin bisa menipu yang lain, tapi tidak denganku," lagi-lagi senyuman penuh bangganya ia tunjukkan kembali ke V, sebenarnya V sangat muak dengan sikap sombongnya.
"Pertama, sikapmu tidak gampang malu dan akan segera mendaratkan pukulanmu jika kau merasa kesal. Kedua, rambutmu berwarna merah dan kau pernah berkata jika kau tidak ingin mewarnai rambutmu menjadi coklat. Ketiga, rambutmu itu sedikit lebih pendek dibandingkan dengan apa yang aku lihat di sekolah," tambah Jeongguk.
V rasanya ingin berkelahi di saat itu juga, namun pikirannya menahannya. Dia sudah meremehkan seseorang, Jeon Jeongguk. Jika dipikirkan baik-baik memang benar, V dan Taehyung tidak pandai dalam menipu. Meskipun kenyataannya hanyalah untuk mengerjakan ulangan matematika V.
V hanya menghela napas dengan berat. "Apa maumu?"
"Siapakah namanya?"
"Apa yang kau mau?" V sedikit menekankan suaranya, dia tentu saja tidak akan sembarangan memberitahu nama asli adik kembarnya.
"Jawab saja," Jeongguk memutarkan bola matanya.
V membuat suara yang tajam dari lidahnya, pertanda ia kesal. "Kim Taehyung."
Jeongguk menganggukkan kepalanya sebelum ia memutuskan untuk pergi. "Aku tidak janji akan diam saja, tetapi untuk sementara waktu mungkin aku akan diam."
V menundukkan kepalanya, tidak peduli jika Jeongguk sudah pergi atau belum. Satu-satunya yang hanya dia khawatirkan adalah kondisi Taehyung jika bertemu Jeongguk. V mengepalkan kedua tangannya, lalu pulang ke apartemennya.
━━━━━━━━━
Taehyung sedang sibuk membaca buku pelajarannya, terkadang ia akan membenarkan letak kacamata belajarnya. Menurut Taehyung, membaca buku adalah obat baginya jikalau dia mengalami sesuatu yang tidak menyenangkan atau karena bosan. Selain juga untuk menambah ilmu, membaca buku juga dapat membuatnya melupakan sekitarnya, seperti ia telah terjun ke sebuah dunia imajinasinya. Namun, tiba-tiba saja pintu kamar Taehyung dibuka dengan keras oleh V, Taehyung tersentak mendengar suara pintu yang dibuka itu.
"V! Aku sedang membaca! Bisakah kau buka pelan-pelan?" Karena merasa terganggu, Taehyung pun menutup buku pelajarannya, lalu dia menoleh ke arah V.
"Mulai besok pertukaran kita selesai," V berjalan memasuki kamar Taehyung, kemudian berhenti saat melihat Taehyung berada di meja belajarnya.
"Mengapa sangat mendadak? Janji adalah janji, tidak bisa diingkari," Taehyung merasa keringat perlahan-lahan bercucuran membasahi pelipis dan tangannya, ia mengira bahwa V mengetahui Taehyung berbohong dan hasilnya adalah V yang berada di sampingnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tigers
FanfictionTaehyung diminta oleh kakak kembarannya, Vante untuk menggantikannya di sekolahnya selama satu minggu. Kemudian, dia menyesal untuk menyetujuinya. ↑ Kook. ↓ Tae.