#15. Kasih yang tak terkasih

856 100 16
                                    

'Batas kesabaran membuatku sadar, jika cinta bukanlah milik kita'
.
.
.

Dengan wajah sumringah penuh kepuasan, Kasih keluar dari ruangan Managing Editor. Assignment lima harinya selesai dalam waktu empat hari. Satu hari lebih awal!

Kasih berjalan menuju ruangannya dengan senyum yang terus mengembang. Memuji kinerja otaknya yang cerdas dan cekatan. Sekarang saatnya menunggu hasil. Apakah dengan desain penuh kontroversi , novel bergenre horor ini akan mendapat mega best seller seperti ocehan si mulut sianida.

Langkahnya berbelok ke kanan bukannya lurus. Rupanya Kasih menuju kafetarian untuk mendapatkan secangkir cokelat hangat.

"Selamat pagiiii tanteee!!" Sapa Kasih dengan semangat berlebihan kepada salah satu penjaga kafetarian.

"Pagi juga Kasiih Najihah yang terkenal gusrah-gusruuh!" Balas penjaga kafetarian tak kalah semangat.

"Aelah tan yang diinget yang jelek-jelek masa?" Gerutu Kasih tak terima disapa sedemikian rupa.

"Hahha, jadi pagi ini mau pesen apa? Kopi dengan sedikit gula?" Tanya petugas kafetarian yang surah hafal dengan menu favorit Kasih hampir setiap pagi.

Kasih menggerakkan telunjuknya kekanan-kekiri,"Aaa, hari ini Kasih Najihah yang gemesin mutlak mau pesen secup cokelat panas!" Jawabnya ceria.

"Baiklaaaah, tunggu sebentar!"

Kasih mengangguk dan menyenderkan sebagian tubuhnya di bar kafetarian. Menunggu secangkir cokelat hangat pesanannya dengan senyum yang masih saja mengembang.

"Udah mulai gila lo?" Sebuah pertanyaan dari mulut seorang Agatha Firdausia membuat senyum manis Kasih luntur begitu saja.

"Selamat pagi Agathaa sayang, keep calm and loving monday!!"jawab Kasih dengan tangan merangkul Agatha bersahabat

"Kasih lo kurang obat apa gimana sih?" Tanya Agatha yang risih dengan kelakuan Kasih di hari senin yang masih pagi ini.

"Ish, Agatha maaah. Gue lagi seneng nih!"

"Seneng kenapa lo? Udah diacc brosur mobil yang kemaren?" Tanya Agatha penasaran.

Kasih menatap Agatha datar saat sahabat kesayangannya ini membahas brosur mobil yang sampai saat ini belum juga mendapat acc dari kedua orang tuanya.

"Hahahha kalo gue liat dari ekspresi elo sih kayaknya belum diacc sih!"

"Sialan!" Desis Kasih tak terima.

"Cokelat panas untuk  Kasih Najihah dataaang!" Seruan petugas kafetarian menginterupai obrolan dua sahabat rasa musuh itu.

"Terimakasih tanteee!"

"Eh ada mbak Agatha isterinya pak dokter! Mau pesen apa ni mbak?"

"Eh si tante peracik makanan paling enak se ibukotaaa! Agatha yang manis mau pesen secup cokelat panas juga dong taaan." Agatha membalas  sapaan khas penjaga kafetarian.

"Siap deh mbaak, ditunggu yaa!"

Setelah sang tante penjaga kafetarian hilang dari pandangan, Agatha kembali menghadap ke arah Kasih yang masih sibuk dengan senyum evil nya.

"Kas lo kenapa deh?"

"Denger ya Ta, gue udah nyelesein assignment lima hati gue" ucap Kasih masih dengan semangat berlebihanya. Tak peduli dengan beberapa tatapan sinis para karyawan yang ada disekitar kafetarian.

"Hah? Cuma karena itu lo bisa sebahagia ini?"

Kasih menekuk wajahnya kesal saat mendapati Agatha yang menanggapi kabar bahagia Kasih dengan sikap biasa saja.

Rankle ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang